Connect with us

Kota Banjarbaru

Welcome di Kampung Pejabat, Surga Para Pendamba Kesehatan dan Vitalitas!

Diterbitkan

pada

Kampung pejabat di Loktabat yang menjual berbagai olahan jamu kesehatan. Foto : abdullah

BANJARBARU, Kampung Pejabat, begitu namanya. Tapi jangan salah persepsi dulu, jika Anda mencari pejabat eselon pemerintahan di kampung ini, sampai kaki bengkak pun tak akan ketemu! Lho? Ya, sebab pejabat di kampung yang beralamat di daerah Loktabat Selatan, Banjarbaru, ini benar-benar beda dengan pejabat pemerintah.

So, jangan datang ke kampung ini untuk konsultasi soal anggaran, atau protes urusan kebijakan. Di sini, barangkali khusus pejabat yang menerima pengaduan soal urusan kesehatan. Hmm.. Kampung ini disebut “Kampung Pejabat” karena merupakan akronim dari “Pengolah Jamu Loktabat.”

Dengan berhias aneka payung warna-warni, mural, serta bakul jamu, gang masuk Kampung Pejabat ini nampak begitu semarak. Di sini, ada sebanyak 33 orang yang berprofesi sebagai pengolah jamu tradisional.

Menurut Tarmuji (60), salah satu pengolah jamu dan sekaligus ketua RT, mengatakan, pengolah jamu di tempat ini sudah ada semenjak tahun 1979 silam. Mula-mulanya hanya ada empat orang, tapi sekarang jumlah pengolah jamu menjadi 33 orang.

Di kampung ini, kata Tarmuji, semua jamu diolah menggunakan bahan baku yang ditanam di sekitar rumah. Kalau pun ada bahan tambahan, biasanya dibeli di Pasar Banjarbaru ataupun Martapura.

“Proses pengolahan pun menggunakan peralatan manual, yang terkadang membuat tak bisa memenuhi pesanan karena keterbatasan alat yang dimiliki,” jelasnya.

Untuk urusan pemasaran, sebelumnya dilakukan dengan cara mengantar langsung ke pelanggan. Namun semenjak Kampung Pejabat mulai dikenal, beberapa pelanggan ada yang langsung datang ke rumahnya. Apalagi setelah terbentuknya Cafe Jamu di depan rumahnya untuk melayani pelanggan atau wisatwan yang ingin menikmati jamu secara langsung.

“Dalam sehari minimal ada 25 pengunjung yang datang berkunjung ke Kampung Pejabat, baik untuk menikmati jamu ataupun hanya sekedar berfoto,” terangnya.

Variasi produk yang dihasilkan sekarang bukan cuma  jamu. Tapi juga jus. Tapi bukan sembarang jus, ini adalah jus kencur, jus kunyit asem, dan bahkan katanya ada yang mengembangkan produk berupa ice cream.

Produk yang dijual pun bervariasi harga dengan menggunakan botol bekas air mineral. Untuk botol dengan ukuran besar dijual dengan harga Rp 18.000, botol sedang Rp 7.000 dan botol kecil Rp 6.500. Sementara tamu yang datang untuk minum langsung bisa menikmati segelas jamu dengan harga Rp 3000 per gelas. Beda lagi dengan produk berupa jus dia mematok harga Rp 5000 per gelas.

Foto : abdullah

Dari hasil usahanya ini, dia bisa mendatangkan keuntungan sekitar Rp 2 juta perbulannya. Adanya kampung pejabat dapat memicu perekonomian warga yang ada di sana. Mereka memanfaatkan berjualan makan dan minuman untuk keperluan pengunjung yang datang ke sana.

Pengunjung yang datang ke Kampung Pejabat bukan hanya dari wilayah Banjarbar, tapi juga luar daerah atau provinsi. Bahkan wisatawan asing yang pernah berkunjung ada yang berasal daei Amerika, Afrika dan lain-lain. Untuk kemudahan wisatawan asing tersebut, adanya guide yang membantu pengolah jamu berkomunikasi dengan tamunya tersebut.

Nah, canggih kan para pejabat di sini…. (abdulah)

 

Reporter : Abdullah
Editor : Cella


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->