Connect with us

Kota Banjarbaru

Sempat Berjaya, Kini Penghasilan ‘Paman Odong-odong’ di Murjani hanya Rp20 Ribu Sehari

Diterbitkan

pada

Iqbal dan odong-odong miliknya di kawasan Murjani Banjarbaru Foto: nurul

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU- Kelap-kelip lampu dan irama lagu anak mengiringi lalu-lalang sepeda motor di sekitar Taman Van Der Pijl, Kota Banjarbaru. Cuaca sedang gerimis di sudut jalan masuk, Iqbal tampak melamun memandangi kereta odong-odongnya yang kosong.

Jauh merantau dari Jawa Timur ke Banjarbaru, Iqbal berniat untuk mencari rezeki sebagai paman odong-odong pada tahun 2018 lalu. “Di sini, rumah saya ngontrak,” ujarnya ditemui Kanalkalimantan.com, belum lama tadi.

Ia mengatakan profesi menjadi paman odong-odong membuat kemampuannya menjadi pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Baginya, bisnis odong-odong saat ini tidak terlalu menjanjikan seperti dulu. Toh, masih ia lakoni karena hanya itu satu-satunya bisnis yang bisa ia lakukan.

Baca juga: Kembali Telan Korban, Pemko Banjarbaru Tunggu Realisasi Geosite Pendulangan Intan Cempaka

 

“Senangnya sih kalau dapat ramai, dapat duit kan, nggak senangnya kalo musim penghujan kayak gini. Udah sepi, belum lagi mesin odong-odong yang kena hujan bisa berkarat, rugi banget saya!” keluhnya. Kata Iqbal, harus merogoh kocek cukup dalam untuk perbaikan kereta odong-odong yang rusak.

Ia menyebutkan, modal awal bisnis odong-odong bisa mencapai Rp60 juta, sedangkan untuk perawatan bulanan sampai Rp1,5 juta.

“Modal segitu kalau keretanya bikin sendiri, mobil-mobilannya aja yang beli, itu juga harganya ratusan ribu,” tambahnya.


Iqbal menceritakan sulitnya bertahan hidup menjadi tukang odong-odong di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang. “Dulu, dalam sehari bisa sampai 100 anak yang naik odong-odong saya. Pertama kali bisnis odong-odong itu tahun 2018, sehari bisa dapat Rp200 ribu,” ujarnya.

“Sekarang, boro-boro! Pendapatan kadang Rp20 ribu sehari,” ujar Iqbal. Padahal ia memerlukan banyak uang menghidupi istri dan anaknya yang masih bayi.

Odong-odong mulai populer di tahun 2012. Permainan yang cukup murah dan aman bagi anak-anak usia hingga 2 tahun. Iqbal menjelaskan untuk sekali naik dengan 6 lagu yang diputar, harganya dibanderol Rp10 ribu.

Baca juga: PANIK. Kos-kosan Lantai 2 di Banjarmasin Mau Ambruk, Penghuni Berhamburan Keluar

Sebagai tukang odong-odong di taman kota, area yang tunduk dengan kebijakan pemerintah kota, Iqbal punya harapan yang besar. Ia merasa, kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kurang berpihak pada pebisnis odong-odong.

“Kalo hari-hari tertentu, seperti tahun baru dan hari raya, kami malah disuruh libur. Padahal waktu kayak gitu lagi rame-ramenya. Kami jadi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar,” ucapnya.

“Padahal kami di sini bayar loh, sebulan itu Rp340 ribu, kalo diliburkan ya jelas kami merugi,” keluh Iqbal.
Katanya, jika diliburkan selama 10 hari saja, pendapatan yang hilang serta perbaikan terhadap kereta odong-odong bisa mencapai Rp15 juta. “Itu kerugian kalau diliburkan, besar kan buat saya?” katanya. (kanalkalimantan.com/nurul).

Reporter: nurul
Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->