Connect with us

NASIONAL

Satu Personel Tewas, Indonesia Serukan Penyelidikan atas Insiden di Kongo

Diterbitkan

pada

Misi Perdamaian Indonesia di DRC (foto: courtesy)

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Indonesia menyerukan dilakukannya penyelidikan terhadap insiden serangan pada Misi Perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo [MONUSCO] yang menewaskan satu personil Indonesia dan melukai satu lainnya.

Diwawancarai VOA Rabu sore (24/6), Duta Besar dan Wakil Tetap Indonesia Untuk PBB Dian Triansyah Djani mengatakan telah menerima langsung pernyataan belasungkawa dari PBB. “Selain mengutuk serangan itu, Sekjen PBB menyampaikan belasungkawa atas gugurnya satu personil Indonesia dalam serangan di Kongo itu,” ujar Dian.

Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB, Duta Besar Dian Triansyah Djani. (Foto: PTRI)

Ditambahkannya, “Indonesia telah menyampaikan seruan agar segera dilakukan penyelidikan terhadap insiden ini karena baru pertama kali dalam sejarah pengiriman pasukan Indonesia untuk misi perdamaian, terjadi insiden yang menewaskan personil kita.”

Hal senada ditegaskan Sekjen PBB Antonio Guterres yang meminta pemerintah Kongo untuk menyelidiki insiden yang menurutnya dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang itu, dan “dengan cepat menyeret mereka yang bertanggungjawab ke muka hukum.” Guterres lebih jauh mengukuhkan bahwa PBB akan tetap “mendukung pemerintah dan rakyat Kongo untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di bagian timur negara itu.”

PBB Kutuk Serangan ADF terhadap Misi Perdamaian

Dalam pernyataan pers hari Selasa (23/6), PBB mengatakan serangan terhadap tim MONUSCO terjadi hari Senin (22/6) di Makisabo, dekat kota Beni, di propinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo DRC. PBB mengatakan serangan dilakukan oleh kelompok yang disebut sebagai Allied Democratic Forces ADF it menewaskan satu orang dan melukai lainnya.

ADF adalah kelompok oposisi asal Uganda yang menentang Presiden Uganda Yoweri Museveni, dan kini memindahkan operasinya ke perbatasan dengan DRC. Pada Desember 2017 lalu kelompok ini membunuh 15 personil PBB, yang sebagian besar berasal dari Tanzania. Tujuh personil lainnya tewas dalam serangan serupa tahun 2018.

Wakil Khusus PBB dan Kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengutuk serangan itu dalam serangkaian cuitan di Twitter, dengan mengatakan bahwa personil yang tewas sedianya sedang bahu membahu membangun jembatan di daerah Hululu. Ia menekankan “pengorbanan personil ‘helm biru’ yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari, jauh dari tanah air, untuk melindungi warga dan memulihkan stabilitas di DRC.”

Duta Besar dan Wakil Tetap Indonesia Untuk PBB Dian Triansyah Djani membenarkan bahwa tim Indonesia yang tergabung dalam MONUSCO ini dan diserang di Kivu Utara itu berasal dari unit Zeni, yang bertugas membangun infrastruktur jembatan dan jalan.

“Sejak Indonesia mengirim personil-personil tahun 1957 untuk bergabung menjadi anggota misi penjaga perdamaian, baru pertama kali terjadi serangan yang menewaskan personil Indonesia. Sebagai pihak yang mengirim mereka bertugas, saya merasa sebagai orang tua mereka. Ini membuat saya sedih sekali,” ujar Dian.

Misi Perdamaian Indonesia di DRC (foto: courtesy).

Saat ini ada sekitar 18.500 personil MONUSCO di Republik Demokratik Kongo, yang terdiri dari personil polisi dan militer, termasuk 1.047 personil Indonesia.

Peran Serta Indonesia di MONUSCO Dipuji Banyak Kalangan

Indonesia, yang merupakan salah satu negara dengan jumlah pasukan terbesar di MONUSCO, senantiasa berpartisipasi aktif dalam berbagai misi meningkatkan keamanan dan perdamiaan PBB di wilayah itu.

“Peran serta Indonesia dalam misi perdamaian ini sangat diapresiasi berbagai kalangan di dunia, terutama dari komandan lapangan dan utusan khusus PBB di sana. Mereka dikenal sebagai tim yang ulet, senantiasa bisa menempatkan diri dan menemukan cara untuk mengatasi masalah di lapangan. Jadi keberadaan kita sangat dihargai,” tambah Dian.

Prajurit TNI Serma Rama Wahyudi gugur dalam tugas Misi Perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (foto: courtesy).

Jenazah Serma Rama Wahyudi, yang saat ini diketahui masih berada di Beni, akan dipulangkan ke tanah air dalam beberapa hari mendatang. Dian Triansyah Djani mengatakan ada protokol yang harus diikuti, tetapi “kami pastikan akan melakukan yang terbaik untuk mengembalikan jenazah pada pihak keluarga.”

Sementara satu korban lainnya, yaitu Prt. M. Syafii Makbul, masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

MONUSCO adalah misi pemelihara perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo. Misi ini merupakan yang kedua terbesar di dunia, setelah UNMISS yang bertugas di Sudan Selatan. (em/pp)

Reporter : Eva
Editor : VOA


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->