Connect with us

HEADLINE

Soal Bangunan Ambruk di Banjarmasin, Begini Penjelasan Dosen Teknik Arsitektur ULM

Diterbitkan

pada

Salah satu rumah di Banjarmasin yang beberapa waktu lalu ambruk. Foto: seno

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kerap didapati bangunan miring bahkan sampai ambruk jadi peristiwa dalam memori warga kota Banjarmasin.

Masalah tata ruang pada sebuah kota, salah satu penyebab ialah desain dan planing (rencana) pengembangan sering tak ideal alias tidak sesuai peruntukan.

Selain itu, geografis menjadi salah satu penyebab kemiringan dan robohnya suatu bangunan baik rumah, Ruko bahkan perkantoran yang bisa dengan tiba-tiba ambruk.

Masih teringat jelas dalam memori warga Banjarmasin beredar video rumah dua lantai ambruk di Banjarmasin. Bangunan rumah tersebut berada di Gang Rama, Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Banjarmasin Timur.

 

 

Baca juga: Relawan Perempuan Tangguh Bawa Misi Kemanusian di Tengah Banjir HST

Lalu menyusul beberapa hari kemudian, sebuah rumah yang berdiri di bantaran sungai Kelayan di Jalan Kelayan A, Banjarmasin Barat, juga tiba-tiba miring lalu ambruk.

Fenomena tersebut mendapat perhatian akademisi yang fokus pada arsitektur bangunan, seorang dosen teknik arsitektur Univesitas Lambung Mangkurat (ULM) Akbar Rahman ST MT.

Dosen teknik arsitektur Univesitas Lambung Mangkurat (ULM) Akbar Rahman ST MT. Foto: seno

Ditemui Kanalkalimantan.com, Kamis (2/12/2021) pagi, Akbar Rahman memberikan gambaran umum dari kaca mata seorang arsitektur. Ia mengatakan banyak faktor mempengaruhi layak tidaknya suatu bangunan, penyebab bangunan bisa miring hingga sampai roboh. Faktor lainnya di luar bangunan adalah kondisi tanah dan aktifitas sekitar lingkungan.

Baca juga: Anggaran Dekranasda Banjarbaru Yang Disahkan Kini Dipersoalkan, Fraksi Golkar: Harus Tau Berdemokrasi!

“Kita ambil contoh bangunan ruko setinggi empat lantai, pondasi yang digunakan Ruko tersebut tentu akan sangat mempengaruhi tanah di sekitarnya karena adanya tekanan,” jelasnya.

“Khusus di Banjarmasin, kebanyakan adanya ketidaksesuaian antara pondasi dengan beban. Bangunan beton tapi ditopang oleh pondasi kayu, makanya banyak bangunan yang miring bahkan roboh atau ambruk,” beber Akbar Rahman.

Faktanya, kata Akbar, kondisi bangunan di seluruh Banjarmasin berdiri di atas lahan gambut, jadi untuk biaya membangun rumah atau gedung itu, biaya 30 persen dari total biaya keseluruhan habis pada pengerjaan pondasi bangunan.

Baca juga: Dipaksa Banjir, Pedagang Pasar Agrobisnis Barabai Gelar Lapak di Jalan Raya

“Untuk pemancangan kayu galam, idealnya itu di kedalaman tanah sekitar 12 meter, namun sekarang itu hanya sekitar 7 meter, padahal itu belum sampai ke tanah keras yang ada di bawahnya, sehingga kayu galam yang di pancang itu masih mengapung,” jelasnya. (kanalkalimantan.com/seno)

Reporter : seno
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->