Connect with us

Kanal

Moment Hari Ibu Tak Sekedar Romantisme Perayaan

Diterbitkan

pada

HARI IBU, Peringatan Hari Ibu ke-89 yang digelar gabungan organisasi wanita di Kabupaten HSU. Foto : dewahyudi

AMUNTAI, Peragaan busana kebaya, madihin dari Dharma Wanita Persatuan dan peetunjukan Tarian Tradisional Kambang Nagasari pelajar SMPN 2 Amuntai mewarnai peringatan Hari Ibu ke-89 di Kabupaten HSU, Selasa (19/12). “Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya” tema peringatan Hari Ibu yang digelar di Aula Bappelitbang HSU dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK HSU Hj Annisah Rasyidah Wahid, Organisasi Dharma Wanita, Gatriwara, Bhayangkari, dan Persit Kartika Candra Kirana.

Sejarah peringatan Hari Ibu sesungguhnya mengandung makna yang lebih agung dari sekedar romantisme perayaan belaka. Hari Ibu bukan hanya diperuntukkan bagi para ibu dalam arti harfiah saja, melainkan juga untuk seluruh perempuan Indonesia.

Penetapan Hari Ibu, pada awalnya merupakan upaya untuk mengenang dan memaknai kembali peristiwa bersejarah yang menandai tonggak awal gerakan perempuan nasional yakni Kongres Perempuan Indonesia Pertama di Yogyakarta, 22-25 Desember 1928 silam. Kongres ini diprakarsai oleh tiga orang tokoh wanita yakni RA Soekonto dari Organisasi Wanita Utomo, Nyi Hajar Dewantara dari Wanita Taman Siswa dan Sujatin dari Putri Indonesia.

Dalam kongres tersebut, sekitar 1.000 perempuan dari 30 organisasi berbeda, dengan latar belakang suku dan agama yang juga berbeda, berkumpul dan bertukar gagasan. Mereka membahas berbagai hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan pernikahan.

Wakil Bupati HSU H Husairi Abdi mengatakan, peringatan Hari Ibu setiap tahunnya diselenggarakan untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia yang telah berjuang bersama-sama kaum lelaki dalam merebut kemerdekaan dan berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Foto : dewahyudi

Momentum hari ibu diharapkan bisa sebagai refleksi dan renungan bagi semua pihak, tentang berbagai upaya yang telah dilakukan dalam rangka memajukan pergerakan perempuan di semua bidang pembangunan.

“Dalam arti penting lainnya peringatan hari ibu adalah upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan,” beber Husairi Abdi.

Menghadapi kekerasan terhadap perempuan dan anak, sangat diperlukan kerjasama, gotong royong saling membantu, bahu membahu untuk dapat mencapai hasil yang lebih baik.

“Berkemauan kuat untuk menghindari, tidak melakukan dan menghentikan semua bentuk kekerasan dalam ranah publik maupun rumah tangga,” pungkasnya.(dewahyudi)

 

Reporter : Dewahyudi
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->