Connect with us

HEADLINE

Kasus ISPA di Kalsel Tembus 189.111, Kabut Asap dan Debu Jadi Pemicu

Diterbitkan

pada

Dinkes Kalsel membagikan masker gratis kepada masyarakat yang melewati kawasan Landasan Ulin Kota Banjarbaru. Foto: dinkeskalsel

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kewaspadaan akan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA kembali harus ditingkatkatkan masyarakat di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pasalnya terjadi lonjakan kasus penyakit ISPA di sejumlah kota dan kabupaten di Provinsi Kalsel.

Bahkan angka itu naik drastis, jika dibandingkan kasus ISPA pada tiga bulan kebelakang, dimana penyebab utamanya adalah asap dan debu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel, dr Diauddin menyatakan, kasus ISPA terbanyak berasal dari tiga wilayah di Kalsel yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.

Baca juga: Buntut Flare Picu Kawasan Bromo Terbakar, Manajer WO Terancam 5 Tahun Penjara

“Kota yang paling parah urusan ISPA ini ada di Kota Banjarmasin dengan jumlah kasus sebanyak 36.082,” ujar Kadinkes Kalsel, dr Diauddin, Sabtu (9/9/2023).

Kenaikan itu kemudian disusul dengan banyaknya kasus di Kabupaten Banjar yang terdata ada sekitar 26.237 kasus ISPA. Serta di Kota Banjarbaru ada sebanyak 22.910 kasus.

Angka kenaikan hingga belasan ribu kasus ISPA juga terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dengan 17.699 kasus dan Kotabaru sebanyak 13.445 kasus.

Baca juga: Bantuan Sembako ke Desa Jarang Kuantan dan Panti Asuhan

Kemudian menyusul di Kabupaten Balangan ada sekitar jumlah 12.174 kasus, Hulu Sungai Selatan (HSS) 11.584 kasus dan Hulu Sungai Utara (HSU) ada sekitar 10.267 kasus.

Di Kabupaten Tabalong kasus ISPA yang ditemukan sebanyak 9.875 kasus, di Tanah Bumbu sebanyak  9.786 kasus, dan di Kabupaten Tapin ada sebanyak 9.698 kasus.

Sementara Barito Kuala menjadi kabupaten yang paling rendah yakni berada di angka 8.125 kasus.

“Maka jika ditotal, kasus ISPA di seluruh wilayah Kalsel ada sebanyak 189.111 kasus. Angka ini jauh naik dibanding tiga bulan kebelakang,” sebut dokter Dia -biasa disapa-.

Baca juga: Besok, Sidang Tuntutan Dua Terdakwa Korupsi Pengadaan Lahan Objek Wisata Tanuhi

Dia menjelaskan kasus ISPA bermunculan seiring dengan cuaca kemarau yang sudah melanda Kalsel sejak bulan Mei lalu, hingga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di mana-mana.

Hal ini tentunya membuat sirkulasi virus di udara meningkat, ditambah dengan kondisi jalanan cukup berdebu.

“Tentunya ISPA dipicu karena kabut asap dampak dari Karhutla, dan bahkan tak hanya kabut asap, namun meningkatnya kasus ini juga lantaran debu,” sambung dia.

Namun, hal yang paling penting kata dia, di sepanjang tahun 2023 ini tidak ada ditemukan pasien yang meninggal dunia akibat keluhan ISPA.

Baca juga: Kekeringan Melanda Desa Batu Tanam, Air Bersih Kini Jadi Sangat Berharga

Meski begitu, sebut Diauddin, selama kondisi musim kemarau ini berlangsung masyarakat perlu menjaga daya tahan tubuh dengan memperbanyak meminum air putih.

Kemudian juga hal yang paling penting dalam mengantisipasi penyakit ISPA yakni menjaga lingkungan dan juga kebersihannya.

Serta masyarakat hendaknya menggunakan masker saat bepergian keluar rumah.

“Selalu menjaga kesehatan dengan minum vitamin dan air putih yang banyak, dan kami himbau juga agar masyarakat dapat menggunakan masker saat keluar rumah,” imbaunya kepada masyarakat.

Pihaknya pun terus bergerak menanggulangi penyakit ISPA dengan membagikan masker kepada masyarakat, dan memberikan pelayanan kesehatan di setiap posko penanggulangan karhutla.

Baca juga: Cek Rutin Kesehatan Para Lansia di Posyandu Senyum Ceria Alalak Selatan

“Kita juga sudah membuat surat edaran untuk setiap kabupaten/kota untuk mewaspadai peningkatan kasus penyakit ISPA yang terjadi pada bulan ini,” pungkasnya. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->