Connect with us

HEADLINE

5 Sungai di Banjarbaru Tercemar Ringan, Ini Penyebabnya

Diterbitkan

pada

Kondisi 5 air sungai di Banjarbaru mengalami pencemaran ringan karena limbah domestik rumah tangga. Foto: ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Air sungai di Kota Banjarbaru mulai mengalami pencemaran, berdasarkan hasil penelitian tahun 2022 lalu.

Kondisi pencemaran air sungai dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarbaru mengecek Indeks Kualitas Air (IKA) pada 5 sungai di wilayah Kota Banjarbaru, yaitu Sungai Durian, Sungai Kemuning, Sungai Guntung Payung, Sungai Tonhar dan Sungai Basung.

Kepala Bidang Tata Kelola Ruang DLH Banjarbaru, Rusmilawati mengatakan dari 5 sungai tersebut berdasarkan hasil uji lab yang disesuaikan dengan 8 indikator bahwa akumulasi keseluruhan IKA Existing 55 % dengan status tergolong tercemar ringan.

“Jadi kita mengambil sampel air sungai hulu, tengah dan hilir, dan dilakukan uji lab indeks kualitas air, dari hasil lab tersebut masuk kategori IKA Existing kategori ringan,” ungkapnya.

 

 

Baca juga: Viral Truk HD Melintas di Jalan Utama Kota Banjarmasin, Tanpa Dikawal, Aparat Kecolongan

Menurut Rusmilawati, Sungai Kemuning Banjarbaru yang berada di wilayah tengah kota sangat berpengaruh terhadap kualitas sungai tersebut.

Pasalnya, sungai tersebut yang mengalami pencemaran lingkungan ringan disebabkan oleh limbah domestik rumah tangga.

“Saat ini kebanyakan limbah domestik, dari pembuangan limbah rumah tangga,” terangnya.

Sedangkan Sungai Basung di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru yang tercemar, Rusmilawati menerangkan bahwa dampak dari beberapa limbah dari penambang batu intan.

Kondisi 5 air sungai di Banjarbaru mengalami pencemaran ringan karena limbah domestik rumah tangga. Foto: ibnu

Baca juga: Bermodal Linggis ‘Masuki’ Rumah Kosong, Dua Pelaku Dibekuk Buser Polsek Cempaka

“Kita ketahui kegiatan di sana banyak pendulang intan, dan dari beberapa limbah tersebut ikut tercampur ke sungai,” sambungnya.

Rusmilawati kembali menjelaskan bahwa untuk kualitas air sungai saat ini memang cukup baik, tapi tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi, karena untuk parameter air yang layak dikonsumsi itu harus diuji dengan 20 indikator parameter ukur IKA.

“Kalau untuk dikonsumsi memang sebenarnya tidak kami sarankan, walaupun memenuhi syarat, karena ya kurang cocok lah jika untuk diminum dan keperluan lain,” terangnya.

Meski demikian, lanjut Rusmilawati mengatakan, secara umum kualitas lingkungan hidup baik di darat maupun di perairan sungai di Kota Banjarbaru ini masih baik.

Dirinya mengimbau agar aktivitas masyarakat, maupun beberapa kegiatan industri dapat lebih bijak sebelum memutuskan untuk membuang ke aliran sungai.

Baca juga: Ganggu Pembelajaran, Disdik Banjarmasin Larang Lato-lato Masuk Sekolah

“Dari hasil ini diharapkan masyarakat bisa tetap menjaga kelestarian sungai, agar tidak naik ke level pencemaran sedang berat. Dengan memperbaiki kualitas hidup yang tinggal di sekitar sungai agar tidak membuang limbah ke sungai,” imbuhnya.

Adapun untuk parameter indeks kualitas air (IKA) Existing ada 8 yaitu :

1. Kadar pH air minum merupakan indikator tingkat asam atau basa pada air yang dinilai dengan skala 0–14. Nilai pH air minum yang biasa dikonsumsi umumnya mendekati angka 7. Angka tersebut dianggap netral atau seimbang karena tidak terlalu asam dan tidak pula terlalu basa.

2. BOD (Biological Oxygen Demand) adalah suatu pengukuran pendekatan jumlah biokimia yang terdegradasi di perairan. Hal ini didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang diperlukan oleh proses mikro organisme aerob untuk mengoksidasi menjadi bahan anorganic.

3. COD (Chemical Oxygen Demand) adalah pengukuran oksigen equivalent dari bahan organic dan an organic dalam sampel air yang mampu di oxidase oleh bahan kimiawi pengoksidasi yang kuat seperti misal bichromat.

Baca juga: Sebulan di Penjara, Akhirnya Pembuang Bayi di Trikora Peluk Darah Dagingnya

4. TSS (Total Suspended Solid) atau total padatan tersuspensi adalah padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan inorganic yang dapat disaring dengan kertas millipore berporipori 0,45 μm.

5. DO (Dissolved oxygen) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh makhluk hidup dalam air.

6. NO3°N (Nitrat merupakan ion anorganik alami bagian dari siklus senyawa nitrogen dengan rumus molekul NO3- dan massa molekul 62,0049 g/mol) . Kandungan nitrogen di alam banyak ditemukan dengan berbagai macam senyawa organik, seperti: urea, protein, asam nukleat, dan senyawa anorganik seperti amonia, nitrat, dan nitrit.

7. Total Phospat yang terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air.

8. Koliform fekal atau bakteri yang terdapat dalam feses adalah bakteri anaerob fakultatif yang berbentuk batang, bersifat gram-negatif, dan tidak berspora. Bakteri koliform umumnya berasal dari usus halus hewan berdarah panas termasuk manusia.(Kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->