Connect with us

Bisnis

Sepi, 200 Toko di Pasar Batuah Martapura Tutup

Diterbitkan

pada

Kabag Humas Perumda Pasar Bauntung Batuah, Gusti Andriansyah. Foto: nh

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Pasar Batuah Martapura makin hari makin sepi pengunjung. Ratusan toko dalam dua tahun terakhir sudah tidak lagi berjualan alias tutup.

Pusat perputaran ekonomi di Kabupaten Banjar yang kian sepi itu diutarakan oleh salah satu pedagang Pasar Batuah Martapura.

“Sudah dua tahun terakhir kami berjualan sepi pengunjung, berawal adanya banjir, kemudian pandemi covid, ditambah hasil panen selalu gagal, begini lah kondisinya,” ujar Ali (50), pedagang pakaian di Pasar Batuah Martapura.

Pusat perbelanjaan yang didominasi sandang (pakaian) di Kota Martapura saat ini ada lebih dari 200 toko tidak lagi buka.

Baca juga: Tiga Juta Batang Rokok Ilegal Dimusnahkan Bea Cukai Kalbagsel

Kondisi itu diakui Perusahaan Umum Derah (Perumda) Pasar Bauntung Batuah yang menjadi pengelola pasar-pasar milik Pemkab Banjar itu.

“Kondisi terkini memang sedang sepi. Data terbaru yang kami miliki dari 700 toko yang ada sebelum terdampak banjir, kini hanya tersisa sekitar 500 toko yang beroperasi. Artinya ada sekitar 200 toko yang tidak beroperasi saat ini,” ujar Kabag Humas Perumda Pasar Bauntung Batuah, Gusti Andriansyah ditemui Kanalkalimantan.com, Selasa (26/9/2023) siang.

Kondisi pasar yang sepi, diakui Perumda Pasar Bauntung Batuah tidak hanya dialami Pasar Batuah Martapura saja.

Baca juga: Harapkan Kualitas Data yang Baik, Bappedalitbang Banjar Gelar Monev Capaian Kerja

“Beberapa pasar lain seperti Pasar Sungai Tabuk, Pasar Gambut cenderung sepi,” kata Gusti Andriansyah.

Sekadar diketahui, Pasar Batuah Martapura sudah terasa sepi sejak awal tahun 2020 ketika terjadi musibah banjir melanda. “Tidak hanya itu saja, karena adanya pandemi Covid-19 pasar bertambah sepi, jadi kami mengalami dua kali musibah,” jelasnya.

Saat pandemi Covid-19, pola jual beli masyarakat cenderung berbelanja online, akhirnya menjadi kebiasaan masyarakat. Dan penjual pun beralih untuk berjualan secara online.

Baca juga: Baayun Maulid di Guest House Sultan Sulaiman

“Dampak dari jualan online memang ada positif dan negatifnya, karena Martapura kota agamis masih menekankan dan mempertahankan akad jual beli secara tatap muka di pasar-pasar tradisional, itu yang masih membuatnya bertahan. Seperti tukar cil lah, ulun jual, kebiasaan itu akan menambah keberkahan menurut pedagang dan pembeli di Pasar Batuah Martapura,” bebernya.

Karena masih melakukan transaksi secara islami dengan akad jual beli saling berhadap-hadapan penjual dan pembeli sehingga Pasar Batuah Martapura masih bisa bertahan.

“Kalau dionline, mohon maaf tidak ada akad jual beli kecuali menurut toko, jadi itu yang menurut kami Perumda Pasar Bauntung Batuah pengunjung masih ke pasar,” jelasnya.

Baca juga: Satresnarkoba Polresta Banjarmasin Musnahkan 1 Kg Sabu dan Ribuan Ekstasi

Meski jual beli konvesional di pasar tradisional masioh bertahan, tapi secara perlahan pada era digital pola jual beli barang kebutuhan memang harus mengikuti tren zaman. “Karena kalau tidak mengikutiperkembangan tren zaman ini kita akan ketinggalan,” akunya.

“Dalam waktu dekat kami akan mengajak pedagang untuk belajar terkait digitalisasi, bisa saja nanti berupa pembinaan agar melek teknologi,” pungkasnya. (Kanalkalimantan.com/nh)

Reporter : nh
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->