HEADLINE
Pesanan Terompet Tahun Baru Tak Senyaring Suaranya
BANJARBARU, Bagi anda yang melewati daerah Guntung Paikat, Kecamatan Banjarbaru Selatan, tepatnya di RT 02 Kelurahan Guntung Paikat akan ada terlihat 3 buah rumah yang di terasnya ratusan terompet tergantung untuk dikeringkan.
Di rumah inilah pak Kemo (64) beserta isterinya bu Kene (60), anak dan saudaranya membuat terompet tahun baru.
Pak Kemo sudah puluhan tahun berkecimpung di usaha musiman ini. Menurutnya terompet tahun baru hanyalah sebuah usaha musiman yang dikerjakan menjelang tahun baru tiba. Di tahun ini, menurutnya orderan terompet yang diterima mengalami penurunan drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Karena turunnya jumlah pengecer yang mengambil terompet, juga karena minat anak muda yang mulai berkurang terhadap terompet.
“Sekarang minat anak muda sudah berkurang, mereka lebih tertarik untuk mainan hp†katanya kepada Kanal Kalimantan, Jum’at (15/12).
Bahan baku untuk pembuatan terompet pun tidak mudah didapatkan, ia harus memesan ke penjual yang ada di Surabaya, karena di wilayah Banjarbaru tidak tersedia, walaupun ada hanya seperti kertas bekas kalender dan lem.
Ada 3 jenis terompet yang diproduksi oleh pak Kemo beserta keluarga yakni jenis panjang, tabung dan naga. Dalam sehari ia bisa menghasilkan 100-150 terompet, dengan waktu pengerjaan per terompet memakan waktu antara 5-10 menit tergantung dari kerumitan jenis terompet tersebut.
Terompet yang pak Kemo buat dikirim ke beberapa pengecer yang ada di Banjarbaru, Danau Salak, Pelaihari dan Liang Anggang. Sepuluh hari semenjak dia mulai memproduksi terompet tahun baru ia sudah mengirim terompet kurang lebih 800 terompet kepada para pengecer, dan akan melakukan pembuatan sekitar 700 terompet pesanan sampai tanggal 25 Desember nanti.
Terompet-terompet tersebut bisa diambil langsung oleh pengecer ataupun dia sendiri yang langsung mengantar kepada para pengecer.
Dalam pemasaran terompet, pak Kemo melakukan perjanjian dengan para pengecer dalam kerjasama yang mereka lakukan. Pengecer boleh mengembalikan terompet jika tidak habis terjual.
“Kalau tidak habis boleh dikembalikan selama terompet tersebut tidak rusak. Kalau terjadi kerusakan, maka si pengecer bertanggung jawab atas terompet yang rusak,†katanya.
Untuk harga terompet, Pak Kemo sudah menentukan dengan harga parta bagi para pemesan. Harga yang dipatok bervariasi tergantung jenis terompet. Untuk terompet jenis panjang dia menjual seharga Rp 3000 per terompet, terompet tabung dihargai Rp 4000 per terompet dan untuk jenis naga karena lebih rumit dari jenis yang lain dipatok dengan harga Rp 12.500 per terompet.
Terkait permodalan pak Kemo dan isteri mengeluarkan modal Rp 2 sampai Rp 2,7 juta untuk produksi terompet tahun ini, karena memang terompet yang diproduksi lebih sedikit di tahun-tahun sebelumnya yang bisa sampai 3 kali lipat jumlahnya. (abdullah)
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari
-
HEADLINE19 jam yang lalu
Daftar Bareng Aditya-Yuti, Koalisi “AYUHA” PPP-Gerindra di Pilwali Banjarbaru
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Mantan Karyawan BPR Candi Agung Amuntai Dituntut 7 Tahun
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Pasti Maju Pilwali Banjarbaru, Ovie Simpan Nama Pasangan
-
HEADLINE22 jam yang lalu
Nasdem-PKS Koalisi di Pilwali Banjarbaru, Darmawan Jaya Siap Tantang Petahana
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Ungkap Kasus Curanmor di Banjarbaru, 4 Unit Motor Berplat Merah
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Kontestan Kepala Daerah di Kalsel Ditantang Miliki Visi Majukan Perpustakaan