Connect with us

HEADLINE

Mengunjungi Desa Wisata Tiwingan Lama, Melihat Langsung ‘Raja Empat’ Kalsel

Diterbitkan

pada

Desa Tiwingan Lama dengan pemandangan pelabuhan kelotok di waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Foto: pokdarwis desawisatatiwinganlama

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Desa Tiwingan Lama menurut sejarah dari penuturan dan cerita turun temurun para tetuha kampung berdiri dan ada sejak tahun 1922 dengan nama awal “Utuh Haluy”, artinya orang pertama yang tinggal di desa.

Pada tahun 1940 diganti menjadi Tiwingan artinya miring. Kemudian pada tahun 1970 penduduk kampung Tiwingan pindah tempat dan terpecah menjadi tiga desa yaitu Alimpung, Liang Toman dan Bukit Batas karena adanya pembuatan Waduk Riam Kanan.

Kepala Desa Tiwingan Lama, Julpani kepada Kanalkalimantan.com bercerita, pada tahun 1977 kampung dibagi menjadi dua desa yaitu Tiwingan Lama yang berasal dari Alimpung dan Liang Toman. “Pelabuhan dan Liang Toman sekarang menjadi Tiwingan Lama, sementara Bukit Batas menjadi Tiwingan Baru sampai sekarang ini,” sebutnya.

Letak geografis wilayah Desa Tiwingan Lama terletak pada Latitude -3.519720 dan Longitude 115.041950. Batas pada sebelah utara dengan Desa Benua Riam, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tiwingan Baru, pada sebelah timur berbatasan dengan Desa Artain dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Aranio, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar.

 

Desa Tiwingan Lama dengan pemandangan pelabuhan kelotok di waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Foto: pokdarwis desawisatatiwinganlama

Baca juga : RD Dibekuk, Rumah Kontrakan di Loktabat Utara Jadi Tempat Jual Sabu

Desa Tiwingan Lama mempunyai luas 29,41 kilometer persegi yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Jarak Desa Tiwingan Lama sekitar 60 Km dari Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), dan 35 Km dari Bandar Udara (Bandara) Syamsudin Noor di Kota Banjarbaru atau sekitar kurang lebih 30 menit.

Desa Tiwingan Lama bertopografis terdiri dari 25% tandah dataran, 45 % pegunungan, dan 30% danau atau perairan.

Berpenduduk sebanyak 1.449 jiwa terdiri 735 laki-laki dan 714 perempuan, dengan jumlah 459 Kepala Keluarga (KK).

“Mayoritas mata pencaharian penduduk 50% bertani dan berkebun, pedagang 10%, tukang parkir dan ojek 10%, dan lain-lain 30%,” beber Kades Tiwingan Lama.

 

Matang Keladan, sebuah bukit yang menyimpan panorama wisata ‘Raja Ampat’ Kalsel. Foto: pokdarwis desawisatatiwinganlama

Baca juga : Balik ke Politik Bersama Demokrat Banjarbaru, Said Sobari: Satu Fraksi Lima Kursi

Matang Keladan ‘Raja Empatnya’ Kalsel

Matang adalah penyebutan penduduk Riam Kanan untuk sebuah bukit. Matang Kaladan berada di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Berjarak ± 25 Km dari bundaran simpang empat Kota Banjarbaru.
Panorama barisan bukit-bukit hijau bersambut dengan atmosfer sejuk menjadi suguhan utama di Matang Kaladan.

Sesekali, siulan burung menyatu serasi dengan hembusan angin sedang yang bikin kita betah berlama-lama di sini.

Dari pos pertigaan atau parkir Tiwingan Lama ke puncak Matang Kaladan dapat ditempuh dengan jalan treking atau naik ojek sepeda motor, dengan jaraknya sekitar 2 Km dengan jalan menanjak.

Jika pengunjung memilih berjalan kaki atau trekking akan memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan. Namun, pengunjung Matang Keladan yang tak ingin nafas ngos-ngosan bisa memilih mempercepat sampai dke puncak, pilihan opsi naik ojek motor yang dikelola masyarakat Tiwingan Lama, biaya naik ojek motor pulang pergi Rp 40.000.

 

Matang Keladan, sebuah bukit yang menyimpan panorama wisata ‘Raja Ampat’ Kalsel. Foto: pokdarwis desawisatatiwinganlama

Baca juga : Diskominfo Katingan Kaji Tiru Perda Retribusi Menara Telekomunikasi ke Diskominfo Kapuas

Setelah sampai puncak Matang Kaladan pemandangan sangat menakjubkan, dengan panorama pegunungan sekitar bendungan Riam Kanan dan pulau-pulau kecil sekitar bendungan. Di puncak Matang Keladang akan terlihat jelas pulau-pulau yang kata orang-orang mirip seperti di Raja Ampat.

Bagi pecinta fotografi, tempat ini sangat bagus untuk mengambil foto dengan view yang menawan dan tempat swafoto atau selfie yang telah disediakan.

Sangat disarankan untuk sampai di sini ketika pagi atau sore hari, apalagi kalau cuaca cerah karena pemandangan akan lebih bagus dan mantab untuk berfoto.

Kalau mau camping juga bisa puncak Matang Keladan. Di atas puncak sudah ada sarana dan prasarana tersedia mulai dari mushala, toilet, camp, warung. Sangat direkomendasikan buat refreshing dan rehat di akhir pekan bersama kawan, saudara, dan keluarga.

Matang Kaladan turut menawarkan beberapa titik yang cocok untuk berburu foto Instagrammable. Tersedia juga hammock yang disiapkan warga guna menunjang kenyamanan selama berada di puncak bukit. Panoramanya disebut ‘Raja Ampat’ Kalsel bukan?. (Kanalkalimantan.com/al)

Reporter : al
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->