Connect with us

Kabupaten Banjar

Bunda PAUD Banjar Terima Penghargaan Wiyata Dharma Utama dari Kemendikbud Ristek RI

Diterbitkan

pada

Ibu Negara Iriana Joko Widodo menyerahkan penghargaan Wiyata Dharma Utama kepada Bunda PAUD Kabupaten Banjar Nurgita Tiyas mengusung tiga perubahan masa transisi PAUD ke SD. Foto: kominfo banjar

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Bunda PAUD Kabupaten Banjar Hj Nurgita Tiyas menerima penghargaan Wiyata Dharma Utama dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI pada apresiasi bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tingkat nasional tahun 2023.

Bunda PAUD Kabupaten Banjar Hj Nurgita Tiyas dinilai memiliki kinerja dan kepedulian yang tinggi dalam mendukung gerakan transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan.

Penghargaan itu diserahkan langsung Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada puncak agenda apresiasi bunda PAUD tingkat nasional tahun 2023 di Hotel Mercure Convention Centre, pada Rabu (8/11/2023) Jakarta.

Penghargaan Wiyata Dharma Utama bagi Kabupaten Banjar sekaligus satu-satunya di Kalsel bukan mudah diraih karena luasan wilayah yang meliputi 20 kecamatan terdapat sekitar 447 unit PAUD dan 371 unit SD yang harus dilakukan bimbingan dan pembinaan.

Baca juga: Mantan Kabid Disdik HSU Terjerat Korupsi, ‘Kumpulkan’ Uang dari Proyek DAK SD

“Alhamdulillah, penghargaan ini merupakan wujud komitmen kami menyikapi program strategis pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan serta mencetak generasi unggul dan berkualitas,” ungkap Hj Nurgita Tiyas.

Penggagas GITAKU ini menyebut, peran bunda-bunda PAUD sudah sangat berhasil menciptakan situasi dan suasana belajar yang menyenangkan.

Gita -biasa disapa- berpesan kepada Bunda PAUD kecamatan untuk terus semangat mensosialisasikan dan mengawasi terlaksananya pendidikan anak-anak di TK dan SD di desa masing-masing.

Baca juga: Pemko Banjarbaru Minta BPKP Lakukan Audit PTAM Intan Banjar

Wiyata Dharma Utama merupakan penghargaan dengan kategori tertinggi yang diberikan pemerintah pusat kepada Bunda PAUD Provinsi, Kabupaten dan Kota yang memenuhi syarat penilaian.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Liana Penny mengungkapkan, penghargaan tersebut diterima lantaran peran Bunda PAUD Kabupaten Banjar dalam menggalakan pelaksanaan masa transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.

Adapun peran Bunda PAUD dalam masa transisi PAUD ke SD yaitu adanya tiga target perubahan, menghilangkan tes calistung pada saat masuk SD, melaksanakan masa MPLS selama dua minggu di awal masuk sekolah, menerapkan pembelajaran yang menanamkan enam fondasi dasar anak.

Baca juga: Dialog Tokoh Lintas Agama Banjarbaru Wujudkan Kebersamaan, Toleransi, dan Perdamaian

Dijelaskannya lebih jauh, ada empat poin komitmen peranan Bunda PAUD dalam mendukung gerakan transaksi PAUD ke SD. Yang meliputi, penguatan peran Forum Komunikasi PAUD ke SD di Kabupaten Banjar dalam gerakan transisi PAUD ke SD, Melakukan advokasi dan sosialisasi gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan pada satuan PAUD, SD, pengawas, penilik, ormit dan Bunda PAUD kecamatan, desa, dan kelurahan.

Liana menjelaskan, masa keemasan (golden) anak satu tahun sampai usia 8 tahun atau rata-rata sampai anak kelas II SD atau masa transisi bagi anak-anak semestinya dibuat senang dan tidak kaget, tetap belajar sambil bermain dan harus dikawal sehingga mereka tidak merasa stres saat memasuki masa SD.

“Melalui tiga perubahan, tidak ada lagi tes calistung, mengadakan masa pengenalan sekolah selama dua minggu, serta melihat diskriming bakat dari siswa, apakah suka menggambar, berbicara, membaca atau bercerita. Sebenarnya setiap anak pintar tetapi guru belum mengetahuinya,” kata dia.

Ditekankan, melalui monitoring yang dilakukan di seluruh SD pada tahun pelajaran baru sudah menerapkan masa transisi yang menyenangkan, sehingga tidak menimbulkan kebingungan di kalangan murid dan tenaga pengajar.

Sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) juga diberlakukan inovasi kunjungan ke sekolah dimana satu hari anak PAUD diajak mengunjungi SD sebagai pengenalan lingkungan sehingga tidak serta merta kaget karena sudah mengenal SD sebelumnya.

“Mereka akan tahu jika sebelumnya di PAUD hanya 2-3 kelas, sekarang di SD 6 kelas, ada ruang perpustakaan, laboratorium, guru-gurunya seperti ini, lingkungan sekolahnya lebih besar lagi. Mereka akan bergabung dengan siswa SD belajar sambil bermain satu hari itu,” jelas Liana.

Baca juga: Terungkap Identitas Mayat Lelaki di Astambul, Sepekan Tak Pulang ke Rumah

Begitu juga dengan tenaga pengajar di SD khususnya guru kelas I dan II agar guru tahu bagaimana cara mengajar yang baik terhadap siswa PAUD ketika masuk SD yang tidak langsung mengajarkan baca tulis dan hitung (Calistung).

“Diketahui, alam bawah sadar anak, jika mereka sudah merasa tidak suka sekolah masa kecilnya, itu akan tertanam dan merasa stres karena tidak menyenangkan. Makanya ada yang putus sekolah, SMP malas melanjutkan ke SMA, SMA malas melanjutkan ke S1,” sebutnya.

Turut hadir mendampingi Hj Nurgita Tiyas dalam menerima penghargaan Kadisdik Liana Penny, Kepala DKISP Banjar HM Aidil Basith, Kadis PMD Syahrialludin selaku Pembina TP PKK Kabupaten Banjar, serta Bunda PAUD Kecamatan se Kabupaten Banjar. (Kanalkalimantan.com/adv)

Editor : kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->