Connect with us

Kota Banjarmasin

‘Menunggu Punah’ Nasib Senja Taksi Colt L300 di Terminal Palnam

Diterbitkan

pada

Angkutan umum taksi Colt L300 yang hampir punah di terminal induk Km 6 Banjarmasin. Foto: putra

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Sempat lumpuh total selama dua pekan akibat banjir, terminal induk Banjarmasin Km 6 mulai beroperasional. Aktivitas mobil angkutan umum perkotaan terminal Tipe B di Jalan Pramuka Kota Banjarmasin sudah terlihat sejak Kamis (28/1/2021) pekan lalu, meski belum normal sepenuhnya.

Dari pantauan Kanalkalimantan.com gedung tunggu penumpang hanya tampak menjadi tempat bermain kartu dan catur para sopir taksi colt yang sedang menunggu calon penumpang.

Nafiyah (60), sopir taksi jurusan Hulu Sungai, kondisi penumpang diakuinya masih sepi, sehingga membuatnya lebih banyak tidur menunggu calon penumpang.

Sejatinya penurunan jumlah penumpang sudah berlangsung lama, tidak hanya saat banjir melanda. Ia mengaku sudah lebih dua pekan tidak pernah tarik penumpang ke arah Hulu Sungai selama banjir berlangsung, ditambah terminal yang sempat ikut terendam banjir.

Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, penghasilan yang dia dapatkan berkisar sekitar Rp 200-400 ribu per hari. Namun, sejak dua tahun terakhir ini kadang lebih dari satu bulan tidak pernah ada tarikan dan sering tidak ada pendapatan sama sekali, ditambah banjir seperti saat ini.

“Sunyi banar wahini, tarikan sepi,” akunya kepada Kanalkalimantan.com Selasa (2/2/2021) siang.

Senada dengan Nafiyah, Anang (50) sopir jurusan Sungai Danau, Tanah Bumbu mengaku, kini hanya ada 10-15 armada taksi colt yang tersisa melanyani trayek jurusan Banjarmasin-Sungai Danau.

“Dalam sehari, paling banter yang berangkat dua setengah armada. Kami sebut setengah karena berangkat dengan kursi masih banyak kosong,” jelasnya.

Apalagi menurut dia, dampak banjir di Kalimantan Selatan yang berakibat rusaknya akses jalan darat ke sejumlah kabupaten semakin memukul penghasilan mereka, karena calon penumpang nyaris tidak ada lagi.

Akses jalan yang tidak bisa dilewati, para sopir taksi colt akhirnya memilih jalur alternatif untuk ke tempat tujuan penumpang, dan lebih banyak mengeluarkan biaya, BBM dan waktu tempuh yang lebih lama.

“Untuk operasional, sopir angkutan L 300 ke Sungai Danau tersebut memerlukan bensin Rp 300 ribu pulang pergi per hari. Minimal, dapat tujuh orang penumpang baru bisa mengganti uang bensin,” ujarnya.

Sebelumnya, ia pernah memaksakan tetap jalan, malah tekor karena rata-rata penumpang hanya dua sampai tiga orang. Diakuinya kondisi sepinya penumpang ini membuatnya kebingungan kemana mencari calon penumpang.

Dan tak jarang untuk menyiasati kekurang penumpang, para sopir pun menerima jasa titipan barang, dengan tarif sama per penumpang yaitu Rp 50 ribu. Karena sepinya penumpang, para sopir tak bisa lagi hanya mangkal di terminal.

“Kalau seperti ini terus, saya rasa kejayaan angkutan taksi colt L300 akan hilang termakan zaman, karena banyak sudah travel dan jasa antar online,” tuturnya.

Kian turunnya pendapatan para sopir taksi colt kian hari makin terasa, sudah sering para sopir menyampaikan keluhan dan harapan kepada pemerintah agar bisa membantu dan memperhatikan para sopir taksi colt. (kanalkalimantan.com/putra)

 

Reporter : Putra
Editor : Bie

 

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->