Connect with us

Lifestyle

Lewat Seduhan Kekinian, Petani Milenial Kembangkan 3 Kopi dari Kabupaten Banjar

Diterbitkan

pada

Barista mempersiapkan kopi lokal hasil olahan menjadi produk andalan petani muda di Kabupaten Banjar. Foto: Ibnu

LKANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Melalui program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) Kementerian Pertanian (Kementan) RI, petani milenial asal Kabupaten Banjar ikut tampil di Job Fair Pertanian di SMK PP Negeri Banjarbaru.

Salah seorang mentor YESS, Abdi mengungkapkan dirinya sudah menjadi mentor pengolahan biji kopi yang ada di Kabupaten Banjar selama dua tahun terakhir. Ia mengatakan di Kabupaten Banjar terdapat 3 lokasi sebaran kebun kopi di Desa Aranio, Desa Lok Tunggul dan Desa Alimukim.

Dikemukakan Abdi, petani yang dia mentori menghasilkan produk-produk kopi yakni Kopi Lok Tunggul, Kopi Aranio dan Coffee Shop. Di Lok Tunggul sendiri dilakukan pengolahan kopi dimulai dari proses pembibitan, penanaman, pemetikan hingga proses sangrai sampai menjadi biji kopi siap kemas yang menghasilkan produk Kopi Lok Tunggal. Sementara produk kopi Aranio menyajikan biji kopi dan kopi bubuk yang diproduksi di Desa Aranio.

 

 

Disamping menyajikan produk kopi, Abdi menambahkan pihaknya juga mengelola Coffee Shop diberi nama Kedai Lembah bertempat di Martapura

Baca juga: Macet Kayutangi-Handil Bakti Tuntas, Akhmad Girang Ketiban Kaos dari Jokowi

“Kami mengelola di Lok Tunggul dan Kopi Aranio yang menyediakan khusus biji kopi dan kopi bubuk, kalau di Kedai Lembah sudah menggunakan produk lokal,” ucapnya.

Abdi mengatakan Kopi Aranio yang dipakai berjenis robusta merupakan kopi khas Banjar yang memiliki ukuran fisik yang kecil, dan sedikit kekuningan dengan aroma kuat.

“Aroma kopi dan rasanya khas yang keluar dari kopi aranio berkarakteristik coklat dan kacang,” ujarnya.

Mayoritas pembuatan kopi Aranio masih dilakukan secara konvensional dengan memanfaatkan peralatan sederhana, seperti lesung. Pemakaian lesung untuk mendapatkan rasa yang murni dan mempertahankan kearifan lokal budaya warisan nenek moyang.

Abdi menjelaskan bibit kopi yang dipakainya masih bibit kopi yang ada sejak puluhan tahun silam. Dimana asal mulanya dibudidayakan oleh warga setempat sejak zaman penjajahan Belanda

“Kopi robusta Aranio sering juga disebut dengan kopi robunio oleh warga sekitar,” ujarnya

Hingga saat ini pemasaran kopi Aranio sudah banyak dikenal khususnya di Martapura, Banjarbaru, Hulu Sungai hingga Kalimantan Tengah. Hingga saat ini produksi kopi Aranio masih dalam tahap pengembangan.(kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->