Connect with us

HEADLINE

Ketel Uap Kapal Abad 19, Simpulan Sementara Benda di Bawah Langgar Al Hinduan

Diterbitkan

pada

Benda temuan di bawah langgar Al Hinduan Banjarmasin disimpulkan sementara adalah bagian dari kapal uap atau ketel uap kapal di era kolonial. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Jenis benda temuan yang berhasil diangkat dari bawah langgar Al Hinduan, jalan Piere Tendean Kampung Gadang, Banjarmasin, perlahan mulai terkuak.

Jika sebelumnya besi berongga dan mempunyai beberapa lubang itu disebut memiliki tiga kemungkinan yaitu bagian kapal uap, gundukan meriam, dan pipa pengairan, kini Tim Ahli Cagar Budaya Kota Banjarmasin berkesimpulan kepada satu kemungkinan terkuat.

“Semakin ke sini kesimpulan kami ini bagian dari kapal, tepatnya benada ini bagian kapal uap kecil yang berbahan bakar batu bara,” kata Mursalin kepada Kanalkalimantan.com, Selasa (22/8/2023) sore.

Baca juga: Penurunan Kualitas Udara di Ibu Kota Kalsel, dari Baik ke Level Sedang

Mursalin, Tim Ahli Cagar Budaya Kota Banjarmasin. Foto: rizki

Alasan tim ahli, menurut Mursalin, pada benda temuan itu terdapat dua lubang katup yang biasa difungsikan pada mesin kapal uap.

“Kesimpulan ketel uap difungsikan sebagai tempat mengurung hawa panas, supaya kapal itu bisa jalan,” ujarnya.

Kemudian jika disebut sebagai gundukan meriam, menurut Mursalin dari segi bentuk dan fungsi tidak dimungkinkan sebab mempunyai lubang katup udara.

Baca juga: Alim Ulama dan Masyarakat Banua Menunggu Al Habib Umar Kunjungi Kalsel

Kemungkinan lainnya disebut sebagai pipa pengairan zaman dulu, hal ini juga tidak berkesesuaian dengan bentuk lubang yang jika dimasukkan air justru akan memperlambat aliran air, sebab terdapat dua lubang katup.

“Jadi kalau kesimpulan kemarin hanya 50 persen bagian kapal uap, sekarang 80 persen itu bagian dari kapal uap,” tegas Mursalin.

Kemungkinan itu juga diperkuat dengan hasil kajian dari sisi sejarah, pihaknya mencocokan teknologi yang berkembang pada abad ke-19 sampai awal abad awal ke-20 ketel uap jenis tersebut memang banyak digunakan kala itu.

Baca juga: Kemampuan Olah Kopi Para Barista di Banjarbaru Ditambah

“Sepertinya ketel uap Koheren Boiler, itu teknologi yang terbaik pada masanya,” kata Mursalin, salah satu dosen sejarah di UIN Antasari ini.

Meski telah dapat mengidentifikasi fungsi barang temuan tersebut, pihaknya sampai sekarang belum dapat mengidentifikasi nama kapal yang menggunakan ketel uap jenis itu, sebab tidak ditemukan tulisan pada katup uap tersebut.

Akan tetapi jika itu benar sebagai ketel uap kapal, Mursalin memperkirakan tahun beroperasinya kapal itu sekitar akhir abad 19 sampai abad 20 pertengahan, sebab menurutnya Koheren Boiler tren diproduksi pada tahun 1882.

Mesin uap Koheren Boiler yang tren diproduksi pada tahun 1882. Foto: ist

Baca juga : 32 Tim Tanding di Kejuaraan Futsal Paman Birin Cup 2023

Ditanya terkait akan diapakan benda temuan bersejarah bagi Kota Banjarmasin tersebut, Mursalin bersama tim ahli cagar budaya akan mengusulkan benda itu untuk dimuseumkan atau dijadikan benda cagar budaya.

Sebab menurutnya ketel uap itu dapat membuktikan jika Kota Banjarmasin memang dalam sejarahnya sejak dulu dikenal sebagai kota sungai dan menjadi tempat berlayarnya kapal-kapal zaman dulu.

“Tahun depan setelah kami kaji ulang, akan di rekomendasikan sebagai benda cagar budaya,” ungkapnya.

Baca juga: Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kecamatan Telaga Bauntung

Sebab menurutnya, jika merujuk pada Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya benda temuan tersebut telah memenuhi 4 kriteria cagar budaya yang disyaratkan Undang-Undang.

Syarat pertama harus berusia 50 tahun atau lebih, untuk ini jelas menurut Mursalin benda yang diduga kuat ketel uap itu telah berumur lebih 50 tahun bahkan sudah ratusan tahun.

Kemudian syarat kedua mewakili masa jaya paling singkat 50 tahun, untuk ini juga benda yang diduga bagian kapal uap abad 20 itu jelas memenuhi kriteria itu.

Benda yang disebut ketel uap dari kapal abad 19 yang diangkat, Jumat (18/8/2023). Foto: rizki

Baca juga: Nanang Galuh HSU dan Balangan Eksplorasi Tempat Wisata Sejarah

Lalu syarat memiliki nilai pendidikan, jelas menurutnya temuan itu akan menjadi pengetahuan bagi masyarakat.

“Untuk syarat terakhir, karena ada nilai pendidikan setidaknya mampu mampu memunculkan nilai-nilai persatuan atau nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa,” pungkasnya.

Sebagai informasi, benda yang diduga kuat bagian dari kapal uap itu berhasil diangkat pada Jumat (18/8/2023) pekan lalu, di bawah langgar Al Hinduan yang usianya sudah mencapai 108 tahun sejak dibangun tahun 1915.

Baca juga: Kualitas Udara Ancam Kesehatan, Dianjurkan Pakai Masker

Awalnya benda yang tertanam sejak lama dibawah pelataran langgar Al Hinduan itu dianggap sebuah meriam kuno.

Sebab konon warga sekitar langgar pernah melihat benda yang serupa dengan moncong meriam itu tertanam, tapi tidak ada yang berani mengangkatnya.

Ketika langgar yang menjadi saksi sejarah Muktamar Nahdatul Ulama ke-11 tahun 1936 itu dirasa mulai lapuk dimakan usia, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin pun memutuskan membongkar untuk dilakukan pemugaran.

Baca juga: PLN UIP3B Kalimantan Pamerkan Budaya Kalsel di Opening Ceremony BUMN Fest 2023

Sekaligus Pemko Banjarmasin berinisiatif membongkar benda misterius yang ada di bawahnya.

Anggaran yang dikucurkan Pemko Banjarmasin untuk pemugaran dan penataan kawasan langgar Al Hinduan yaitu sebesar Rp1,4 miliar dengan target selesai dikerjakan pada bulan Desember 2023. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter : rizki
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->