Connect with us

Kota Banjarmasin

Webinar Literasi Digital Nasional Banjarmasin: Jejak Digital Kita Akan Selalu Ada, Orangnya Meninggal Sekalipun

Diterbitkan

pada

Webinar Literasi Digital Banjarmasin, Mengenal Dunia Digital Lebih Jauh dengan Literasi. Foto: bidik layar/kanalkalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dunia digital tak hanya mendekatkan waktu dan jarak saja, ada dampak positif dan negatif dari revolusi digital 4.0. Itu ada lah sebuah konsekuensi.

“Mengenal Dunia Digital Lebih Jauh Dengan Literasi” Indonesia Makin Cakap Digital gelaran Kemenkominfo RI bekerjasama dengan Siberkreasi, webinar literasi digital nasional 2021, Kota Banjarmasin, Senin (12/7/2021), moderator Reza Rahman.

Nara sumber Hafidzah Rizki Rahmatillah, seorang onlinepreanur, anak muda bisa mandiri dan berpenghasilan.

Cara membangun usaha online dari nol ? Membangun online shop sudah 4 tahun, hanya bermodal smartphone saja.

 

 

Baca juga: Belajar Online Tak Efektif, Pemko Banjarmasin Pilih Tatap Muka di Sekolah

Langkah pertama yang dilakukan, pertama enentukan produk yang akan dijual. Membuat akun instgram atau akun marketplace (Shoppe, Lazada, Tokopedia).

Tentukan target pasar atau market. “Cewek atau cowok, target usia,” ujar Hafidzah. Langkah keempat optimasi penjualan.

“Kalian harus tahu brand awareness, bisa belajar membangun bisnis dari influencer,” kata Hafidzah.

Billy Purwocaroko, founder and CEO Renjana Inclutive Hub membahas budaya digital. Perangai orang baik, berprilaku baik dalam memberikan pendapat-pendapat kita di dalam dunia maya.

“Di dunia nyata kita sebagi baik, ya dalam dunia maya kita juga harus jadi orang baik,” kata Billy.

Sifat kolom komentar itu aksesibel, aman bebas terbatas. “Kita harus tahu kontek dan kondisi,” kata Billy. Pola kolom komenter di media sosial tidak seperti manusia, bisa disalahgunakan.

“Kita harus tahu konteks orang mempublish di kolom komenter, kita yang akan memberi emosi atau konteks itu menjadi positif atau negatif,”

Baca juga: CEK FAKTA. Viral Hantu di Sungai Sipai, Ini Faktanya

“Kita yang harus mengendalikan ekspetasi di kolom komenter dalam bermedia sosial,”. Diksi dan emosi yang netral.

“Ingat pendapat kita hanyalah opsi,” Komenter kita hanya opsi bukan diskresi bagi orang lain, itu adalah titik kontrol kita,” Cerdas berpendapat di dunia digital.

Nara sumber webinar, drg Queen Analisa, dokter gigi dan konten kreator edukasi dari Surabaya, Jawa Timur menyampaikan, bagaimana menjaga privasi bersama di dunia digital. Jangan terlalu mengumbar informasi pribadi. “Bisa membuat orang lain yang melihat, menjadi informasi tindak kejahatan kepada kita,” kata drg Queen.

Privasi kenapa penting? Kerahasian pribadi, tidak semua orang setuju dengan apa yang kita lakukan atau opinikan. “Tidak semua orang terbuka dalam mencerna sesuatu,” kata Queen. Lokasi yang kamu tunjukkan bisa mempertaruhkan keselamatan.

Akademisi yang didapuk jadi nara sumber, Ellisa Vikalista SH MIp, dosen Fisip Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, mengungkap, bebas namun terbatas berekpresi di media sosial.

Revolusi digital 4.0 konsekuensinya dampak negatif dan dampak positif. “Sudah tidak ada sekat lagi antara kita, dimana saja berada,” kata ibu Vika -biasa disapa-.

Pengguna internet dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tayangan yang sering diakses adalah medsos melalui smartphone. Rata-rata orang Indonesia bisa menghabiskan waktu menggunakan medsos 8-9 jam dalam sehari.

“Jejak digital kita akan selalu ada, hingga kita mati sekalipun,” kata ibu Vika, dosen prodi Ilmu Pemerintahan Fisip ULM ini.

“Perhatikan etika bermedia sosial, persoalan etika berinternet masalah kita bersama,” pungkas ibu Vika. (kanalkalimantan.com/al)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->