Connect with us

HEADLINE

Terjebak 4 Hari di Kubangan Jalan Gubernur Syarkawi, Uang Solar Habis Buat Makan

Diterbitkan

pada

Truk-truk besar yang terjebak di kubangan Jalan Gubernur Syarkawi Km 17 Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Selasa (9/2/2021). Foto: tius

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Ruas nasional Jalan Gubernur Syarkawi, di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan nyaris lumpuh total. Pasca banjir yang merendam lintas antar Kalsel-Kalteng itu, berubah jadi kubangan besar berlumpur.

Puluhan truk ekpedisi lintas Kalsel-Kalteng bermuatan berbagai bahan kebutuhan terpaksa terhenti pengirimannya. Hanya beberapa truk yang bisa lolos, itu pun penuh perjuangan beberapa hari melintas di kubangan lumpur akibat digerus banjir.

Kemacetan terparah terjadi di salah satu titik jalan, tepatnya di Km 17 jalan Gubernur Syarkawi yang masih terendam air. Pada titik itu kerusakan pada badan jalan kian parah, sehingga membuat kubangan air bercampur lumpur yang kedalamannya hingga selutut orang dewasa. Jalan nasional ini tak bisa lagi disebut sebuah ruas perlintasan.

Dari pantauan Kanalkalimantan.com, Selasa (9/2/2020), terlihat antrean puluhan truk ekpedisi dan truk tangki BBM memngular sepanjang kurang lebih 2 Km. Akibat sebuah truk Fuso yang bermuatan besi masih tidak bisa keluar dari kubangan air lumpur tersebut.

 

Para sopir truk ekpedisi yang terjebak di Jalan Gubernur Syarkawi, Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, tertahan 2-4 hari karena jalan rusak, Selasa (9/2/2021). Foto: tius

Kepada Kanalkalimantan.com, Haryanto (45), salah satu sopir truk yang ingin mengirim semen ke Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengaku, sudah 4 hari terjebak di antrean kubangan Jalan Gubernur Syarkawi Km 17. Hingga saat ditemui Kanalkalimantan.com, truknya masih belum bisa keluar dari jalan ini.

“Ya mau bagaimana lagi, terpaksa menunggu kondisi jalan memungkinkan, baru bisa lewat. Walaupun tidak ada truk amblas di depan, kita juga masih pikir-pikir melewati kubangan ini, karena yang jadi masalah itu tanahnya masih lemah, jadi bisa amblas kalau dilewati,” beber Haryanto.

Kemacetan panjang ini kembali terjadi sejak Senin (8/2/2021) pagi, hingga sekarang masih banyak truk yang masih belum bisa bergerak kemana-mana. Sebelumnya jalan sempat bisa dilintasi, namun karena selalu dilalui truk bertonase besar, mengakibatkan kubangan air berlumpur di Km 17 semakin dalam. Nyaris setengah badan truk masuk ke dalam kubangan, susah dilalui sampai membuat beberapa truck menjadi amblas di kubangan itu.

Pantauan di lapangan memang ada dua alat berat excavator di lokasi kubangan, beberapa truk yang amblas dibantu alat berat berhasil dikeluarkan, hingga menyisakan satu truk yang masih berada dalam kubangan itu.

Tak hanya harus menghentikan pengiriman barang ke Provinsi Kalteng, kemacetan di kubangan jalan Gubernur Syarkawi Km 17 membuat para sopir mulai keluhkan kehabisan uang jalan. Ya, karena harus 2 hingga 4 hari di lokasi ini, terpaksa uang jalan dan uang BBM dipakai untuk bertahan hidup selama kondisi macet.

“Mau tak mau kita pakai uang yang seharusnya buat biaya minya solar, kita pakai untuk makan, kalau tidak seperti itu, ya pasti kelaparan kita,” ucap Akhmad Nurdin (56), salah satu sopir lainnya, saat dijumpai Kanalkalimantan.com, Selasa (9/2/2021) siang.

Kondisi bertahan dari uang jalan dan uang beli solar itu dibenarkan oleh Muhammad Raizul (38), sopir truk ekpedisi barang lainnya yang terjebak di antrean panjang tersebut.

“Saya saja sampai mau jual stok solar, hanya untuk beli makan dan rokok selama di sini berhari-hari, karena saking habisnya uang pegangan,” ungkap pria yang biasa disapa Izul ini.

Izul hanya berharap, agar pemerintah bisa secepatnya membenahi jalan-jalan yang rusak ini, karena jalan lintas Kalsel-Kalteng ini merupakan rute pengantaran satu-satunga sebagai penghasilan para sopir.

“Pemerintah kan bisa membuat jalan alternatif, kalau jalan ini masih belum bisa cepat terselesaikan. Karena orang seperti kami ini, cuma bergantung dari jalanan ini untuk menghasilkan uang, kalau macet seperti ini, bagaimana kami bisa menghidupi keluarga kami. Jangankan untuk keluarga, untuk diri kami sendiri selama perjalanan aja bisa kurang, apa lagi untuk keluarga,” pungkasnya. (kanalkalimantan.com/tius)

 

Reporter : Tius
Editor : Bie

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->