Connect with us

HEADLINE

Tak Kunjung Dicairkan, Ini Penjelasan DKP3 Banjarbaru Terkait Asuransi Pangan Petani

Diterbitkan

pada

Lahan pertanian padi di salah satu kelurahan di kota Banjarbaru yang beberapa waktu lalu gagal panen. Foto : Ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Keterlambatan pencairan klaim asuransi pangan dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di Kota Banjarbaru disebut karena ada persyaratan administrasi yang harus dilengkapi.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru, Abu Yajid Bustami. Kepala DKP3 Banjarbaru menjelaskan bahwa klaim asuransi pangan oleh petani dapat dicairkan dalam waktu dekat setelah pihaknya melengkapi pemberkasan yang masih kurang.

“Kemarin sudah ditanyakan ke karyawan PT Jasindo yang menangani, ternyata masih kurang pemberkasan yang harus dipenuhi,” ujarnya, Rabu (22/3/2023) siang.

Diungkapkan Abu Yajid, pihaknya sudah meminta PT Jasindo agar secepatnya mencairkan klaim asuransi para petani.

 

Baca juga: Asuransi Pangan Tak Kunjung Cair, Wakil Rakyat Desak DKP3 Banjarbaru Jelaskan ke Petani

“DKP3 sudah surati PT Jasindo memohon agar bisa terealisasi dengat cepat,” katanya.

Berdasarkan keterangan karyawan PT Jasindo, kata Abu Yajid, DKP3 Banjarbaru memastikan jika pemberkasan sudah lengkap, pencairan klaim asuransi petani yang gagal panen dalam waktu dekat bisa dicairkan dan uang klaim langsung diterima para petani.

Kepala DKP3 Kota Banjarbaru, Abu Yajid Bustami. Foto: ibnu

“Karyawan PT Jasindo menyampaikan apabila pemberkasan lengkap, Insyaallah dua minggu pencairan AUPT masuk ke rekening Poktan,” bebernya.

Ditambahkan Abu Yajid, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui DKP3 Banjarbaru selalu berupaya untuk meningkatkan produksi dan menyejahterakan petani Kota Banjarbaru.

Baca juga: Polresta Banjarmasin Raih Penghargaan Pelayanan Prima dari Kemen PAN RB

Sebelumnya, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Bakti, Palam, Kota Banjarbaru Yansyah mengatakan, tahun 2022 untuk wilayah Palam terutama Kelompok Tani Karya Bakti ada 5 orang yang masuk dalam klaim asuransi AUTP.

“Sekali premi Rp 36 ribu per hektare dan sudah disubsidi pemerintah,” ujarnya.

Diakuinya, tahun 2022 petaninya banyak yang gagal panen lebih dari 75 persen dari padi yang mereka tanam. Setidaknya ada 5 orang yang masuk pada usulan asuransi PT Jasindo, namun hingga saat ini belum ada pencairan pihak penyedia asuransi.

“Sudah 5 bulan lebih pengajuannya, kami bingung untuk mengadunya kemana,” ujarnya.

Dirinya menginginkan jika ini program dari pemerintah maka harus ada kejelasan tentang pencairan yang mereka usulkan kepada pihak pemerintah maupun PT Jasindo.

Baca juga: Pipa Baru Diameter 630 MM Akan Maksimalkan Distribusi Air ke Wilayah Sungai Andai

“Jangan dibiarkan tanpa kejelasan, masalahnya bisa menciutkan niat para petani untuk bercocok tanam,” sebutnya.

Yansyah sekali lagi berharap agar asuransi yang mereka usulkan agar dapat secepatnya dicairkan. Agar para petani bisa kembali melakukan cocok tanam jika area persawahan sudah memungkinkan bisa ditanami padi.

“Kami sudah kordinasi dengan dinas terkait, namun belum ada kejelasan terkait pencairan yang diusulkan,” tandasnya. (Kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->