Connect with us

HEADLINE

Sawit Bukan Hanya Perusahaan, Ada Banyak Petani Terlibat

Diterbitkan

pada

Penyortiran buah tandan sawit segar di PT Citra Putra Kebun Asri, Jorong, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (11/11/2021). Foto : al

KANALKALIMANTAN.COM, PELAIHARI – Selama ini kelapa sawit identik dengan kepemilikan perusahaan besar atau koorporasi. Namun kepemilikan petani dan masyarakat mulai meningkat di perkebunan kelapa sawit. Fakta ini belum banyak diketahui masyarakat.

“Selama ini orang mengenal sawit ini dimiliki perusahaan besar. Dalam bayangan masyarakat, sawit itu hanya melibatkan industri besar, padahal, keterlibatan rakyat sudah berjalan lama melalui skema kemitraan,” ungkap Eko Priyanto, Manajer Kebun PT Citra Putra Kebun Asri (CPKA) kepada peserta press tour Journalist Fellowship & Training Batch II Kalimantan gelaran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kamis (11/11/2021).

Ia mengatakan fakta ini harus diungkapkan kepada masyarakat bahwa kelapa sawit ini melibatkan banyak petani dan masyarakat. Peranan penting menjadi penting untuk menjaga rantai pasok dari hulu sampai hilir.

Pabrik pengolah CPO milik PT CPKA di Jorong, Tala, Kalsel. Foto: al

 

 

Baca juga: Memalukan, Panitia Lokal Buka Boks Kargo dan Otak-atik Motor WSBK, Ducati Ngamuk!

Manajer Kebun PT CPKA, menambahkan, pohon kelapa sawit sedari awal ditanam, lalu dikirim dan disortir hingga diproses di pabrik menjadi crude palm oil (CPO) banyak melibatkan atau menyerap tenaga kerja, belum lagi dari sektor turunan sawit sendiri. Sekadar diketahui PT CPKA beroperasi di atas lahan Hak Guna Usaha 30.000 hektare, untuk perkebunan ada sejak tahun 2004, sementara pabrik CPO mulai tahun 2014.

“Kami (PT CPKA) mampu hasilkan 22 ribu ton per tahun dan CPO 4.000 ton per bulan. Tandan Sawit Segar (TDS) yang dipasok yakni 60 hingga 70 persen dari hasil panen kebun sawit warga dan 30 hingga 40 persen dari sawit plasma inti PT CPKA. Persentasi serapan hasil kebun warga atau petani lebih banyak ketimbang yang kami miliki sendiri,” akunya.

Juga sampaikan mengenai pemanfaatan limbah dari perkebunan kelapa sawit yang semua bisa dipakai alias zero waste, semuanya, kata Eko, bisa dimanfaatkan untuk pengembangan lingkungan.

Manajer Kebun PT CPKA Eko Priyanto (kanan). Foto: al

Baca juga: BREAKING NEWS. Hujan Deras, Sungai Kemuning Meluap

Terkait informasi keterlibatan petani dalam perkebunan sawit harus lebih banyak ditampilkan kepada masyarakat.

Menurut Eko sejarah perkembangan kelapa sawit rakyat ini belum banyak dieksplorasi. Padahal ada sisi human interest yang menarik untuk diulas secara mendalam. Perkembangan sawit rakyat ini dapat terbentuk dan berdampingan dengan industri besar sawit. Jadi, kelapa sawit ini memiliki makna perjuangan untuk mengubah nasib rakyat dan bangsa ini.

Berkaitan kampanye negatif, dijelaskan Eko Prayitno masyarakat tidak terpengaruh isu yang berkembang. Penggunaan kelapa sawit tetap dibutuhkan kebutuhan sehari-hari.

“Masyarakat memerlukan informasi data positif sawit lebih detil. Tujuannya memberikan sentimen positif terhadap kelapa sawit,” harapnya.

Kegiatan Journalist Fellowship & Training 2021 ini bertujuan memberi gambaran proses tanam kelapa sawit, pengolahan, panen hingga pemasaran.

Baca juga: Sempat Meluap, Arus Sungai Kemuning Banjarbaru Kembali Normal

“Kita berikan edukasi kepada publik mengenai keterlibatan petani rakyat. Kontribusi mereka sangat besar dalam pengembangan industri sawit dari hulu sampai hilir. Petani mengelola hulu sampai hilir ini menjadi poin penting,” ujar Anwar Sadat dari Divisi Perusahaan BPDPKS. didampingi Helmi Muhansyah, Kepala Divisi UMKM.

“Hal itu guna memberikan informasi di masyarakat supaya tidak keliru memberikan informasi, dan juga mengetahui secara rill kondisi sawit Indonesia khususnya di Kalsel,” kata Anwar. (kanalkalimantan.com/al)

Reporter : al
Editor : kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->