Connect with us

Kota Banjarbaru

Kopi Gang, Pemberontakan Sunyi Atas Glamournya Cafe Perkotaan…

Diterbitkan

pada

Suasana Kopi Gang di Banjarbaru yang menawarkan konsep kedai kopi sebenarnya. Foto : rendy

Salah satu yang menjadi favorit pengunjung, adalah kopi asal tanah Toraja, dengan rasa yang kuat dan kadar asam tinggi. Meskipun sering disebut-sebut bercita rasa mirip dengan kopi Sumatera, tapi kopi Toraja memiliki ciri sendiri yang berbeda.

“Kopi Toraja memiliki bentuk biji yang lebih kecil dan lebih mengkilap dan licin pada kulit bijinya. Meskipun memiliki cita rasa asam, kopi Toraja memilki aroma earthy yang khas.

Dan menurut ahli kopi aroma itulah yang menjadikan kopi Toraja berbeda dengan karakteristik yang unik pula,” kata Arif kepada Kanalkalimantan.com.

Menariknya, meskipun Kopi Gang ini mengangkat tema kesederhanaan dan berlokasi jauh dari pusat kota, namun setiap sore dan malam tak pernah sepi oleh pengunjung.

Beberapa jenis kopi nusantara original lainnya turut ditawarkan. Seperti kopi asal Sumatra, Sulawesi, Flores, Jawa, Aceh dan Bali bahkan Papua, dengan harga relatif terjangkau. Mulai dari Rp 8 ribu sampai yang paling mahal Rp 13 ribu.

Dalam merintis usahanya, Arif tidak mematok keuntungan besar. Maka itu, harga yang dia kasih pun tak terlalu mahal. “Keuntungan yang besar bukan pula sesuatu materi yang saya cari,  karena julanan enggak jualan kita tetap minum kopi,” ujarnya.

Kopi Gang sendiri mulanya didirikan berdasarkan hobi meminum kopi. Arif mengatakan,  dalam sehari bisa meminum kopi sampai 4 gelas. Dari hobi tersebutlah terlintaslah keinginan untuk membuka Kopi Gang. “Kayanya kalo sambil di jual mungkin dapat memenuhi kebutuhan teman-teman,” katanya.

Foto : rendy

Kopi Gang yang baru berdiri delapan bulan ini, beromzet jutaan rupiah perbulannya. Sejak kurang lebih tiga bulan lalu, Arif  dalam perintisannya hanya dapat menjual 5-10 gelas per hari.

Namun sekarang tidak kurang dapat menjual 45-50 gelas dengan omzet rata-rata Rp 600 ribu. “Untuk meraciknya saya belajar dari adik yang juga seorang barista di Kaltim,” katanya.

Lalu apa alasan Arif buka kedai di sebuah gang terpencil? Ya, alasannya karena keterbatasan modal untuk mencari lokasi strategis. Tapi, ternyata dalam situasi seperti ini, justru menjadi identitas tersendiri.

“Keadaan yang sunyi dan sepi membuat banyak pelanggan yang tertarik dan memang bukan suasana yang ribut yang mereka cari,” akunya.

Usup adalah salah satu langganan Kopi Gang. Beberapa pekan sekali, selalu datang untuk menikmati kopi di tempat tersebut. “Selain harganya yang murah dan kualitas kopi bagus, juga suka dengan suasana tenang,” katanya. (rendy)

 

Reporter : Rendy
Editor : Chell


Laman: 1 2

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->