Connect with us

Kesehatan

Kasus Covid-19 Anak Melonjak, Banyak Faskes dan Nakes Belum Siap?

Diterbitkan

pada

Ilustrasi kasus Covid-19 anak. Foto: Dok. OT Group

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Melonjaknya kasus Covid-19 Indonesia tidak hanya pada orang dewasa. Dalam beberapa hari lalu, kasus Covid-19 anak juga meningkat.

Situasi itu membuat banyak orang khawatir jika tenaga kesehatan (nakes) belum terlatih menangani kasus Covid-19 anak.

Seperti diketahui, kasus harian Covid-19 Senin (21/6) mencapai 14.536, melonjak dari Minggu (20/6) dengan 13.737 kasus baru. Mirisnya dari total kasus itu, 12,5 persen di antaranya dialami anak usia 0 hingga 18 tahun.

Sehingga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut 1 dari 8 kasus konfirmasi positif Covid-19 adalah anak.

 

Konsultan respirologi anak dari Satgas Covid-19 IDAI, dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) memastikan jika nakes penanganan Covid-19 sudah mengantongi buku panduan merawat pasien Covid-19 anak.

“Jadi itu merupakan acuan, yang buku sakunya diresmikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes). Nakes bisa menggunakan itu sebagai panduan, jadi harusnya tidak ada kesulitan,” ujar dr. Nastiti saat dihubungi suara.com, Selasa (22/6/2021).

Baca juga: Dinas PMD Kalsel Gelar Lomba Desa/Kelurahan Bertema Bangkit di Masa Pandemi

Bukan hanya Menkes, kata dr. Nastiti dalam penyusunan buku panduan itu melibatkan 5 organisasi profesi, seperti IDAI, perhimpunan dokter paru, jantung, penyakit dalam, dan anastesi. Buku panduan ini, jadi pedoman nakes dalam menatalaksana pasien Covid-19 berbagai kategori usia, termasuk usia anak.

“Semua rumah sakit sebelum era Covid-19 itu melayani pasien anak. Jadi tidak ada sesuatu yang istimewa, hanya saja pasien yang terindikasi suspek di rumah sakit dibedakan. Jadi kalau suspek ada di poli khusus yang nakesnya memakai perlindungan APD-nya sesuai,” terang dr. Nastiti.

Selanjutnya menurut dr. Nastiti, yang kerap jadi gangguan adalah masalah teknis seperti ketersediaan tempat tidur, obat Covid-19 untuk anak, hingga tidak adanya nakes yang merawat karena ikut terinfeksi Covid-19.

“Akhirnya layanannya ditutup atau dikurangi, jadi kalau buku panduan sebetulnya ada, permasalahan di lapangan sekarang karena lonjakan-lonjakan kasus Covid-19, jadi penuh rumah sakitnya,” pungkas dr. Nastiti.

Baca juga: Dua Pencuri Kabel Tower di Landasan Ulin Dibekuk, Sempat Dijual Rp 80 Ribu/Kg

Sebelumnya dalam konferensi pers, Ketua Umum IDAI Dr. Aman B. Pulungan mengatakan jika saat ini fatality rate atau risiko kematian Covid-19 pada anak usia 0 hingga 18 tahun mencapai 3 hingga 5 persen.

Dalam cuitannya di Twitter beberapa waktu lalu, Dr. Aman juga menyebutkan tidak semua RS yang merawat pasien Covid-19, punya ruang khusus anak.

“Andaipun ada, kita tidak siap dengan nakes yang sudah ditraining merawat anak. Anak bisa terinfeksi Covid-19 dan bisa meninggal. Jaga Anak kita. Jika tidak perlu, anak jangan keluar rumah dan ke keramaian. Jadilah ayah bunda masa pandemi,” cuit @amanpulungan. (Kanalkalimantan.com/suara)

Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->