Connect with us

Advertorial

Ini Potensi Pertanian di Kabupaten Banjar, Lahan Rawa Lebak 8.538 Ha

Diterbitkan

pada

Pertanian menjadi sektor unggulan Kabupaten Banjar untuk kesejahteraan warganya. Foto : levie for kanal kalimantan (utama), Rendy

MARTAPURA, Kabupaten Banjar sebagai salah satu lumbung padi di Kalimantan Selatan mempunyai luas lahan pertanian dengan total 8.602.952 Ha. Terdiri dari lima tipe lahan yang didominasi oleh lahan pasang surut dengan persentasi 44%.

Begitu keterangan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Banjar, Ir H Muhammad Fachry MP, saat konferensi pers di Aula Barakat, Selasa (24/7).

Potensi lahan Kabupaten Banjar dengan lima tipe lahan, lahan kering seluas 13.757 Ha, pasang surut 32.252 Ha, sawah tadah hujan 13.446 Ha, irigasi 5.497 Ha dan rawa atau lebak 8.538 Ha.

Untuk potensi lahan pertanian bukan sawah di Kabupaten Banjar ada seluas 320.602 Ha yang terdiri dari 7 tipe, diantaranya tegal kebun seluas 36.832 Ha, ladang seluas 21.084 Ha, perkebunan 62.605 Ha, hutan rakyat 16.850 Ha.

Sedangkan dalam pengembangan komoditas pertanian di Kabupaten Banjar didasarkan pada potensi keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif dan teknis budidaya, digolongkan kepada beberapa komoditas, seperti komoditas unggulan seperti padi, jeruk, pisang, durian, komoditas dikembangkan seperti jagung, kedelai, kacang tanah dan sayuran, komoditas langka meliputi kasturi, mundar, binjai, ramania dan lain-lain.

“Agar ketiga komoditas tersebut berkesesuaian dengan agroklimat yang ada, maka telah disusun perwilayahan komoditas seperti padi yang ada di semua kecamatan,  jagung dan kedelai berada di Kecamatan Pengaron, Sungai Pinang, komoditas kacang tanah ada Kecamatan Simpang Empat, Karang Intan, dan Aranio,” sebutnya.

Sementara itu adapun capaian tanaman, panen, produktivitas dan produksi tanaman pangan Kabupaten Banjar untuk komoditas terbesar berdasarkan luas tanam 69.604 Ha adalah komoditas tanaman padi, di tahun 2017 dengan produksi 250.387 ton.

Masih menurut Fachri, dalam rangka terus mendorong dan mempertahankan salah lumbung padi terbesar di Kalsel tersebut, untuk meningkatkan produksi padi pihaknya sudah mempunyai beberapa program seperti dengan optimalisasi rawa lebak yang sudah mulai digarap pada seluas 500 Ha.

Diantara lima lahan yang berpotensi ditanami padi untuk dapat meningkatkan lumbung padi terbesar merupakan lahan rawa atau lebak dengan luas lahan total sebesar 8.538 Ha.

“Lahan rawa lebak yang merupakan daerah yang selalu tergenang air pada periode yang cukup lama, dimana air berasal dari air hujan, air tanah atau air permukaan lainnya dan tidak dipengaruhi pasang surut air laut dapat dioptimalkan dengan melakukan beberapa cara,” katanya.

Diantaranya harus ada tanggul di sekitar lokasi sawah, ada saluran air, ada petakan sawah, dan ada jalan tani yang bisa menjadi akses untuk mengangkut hasil tani. Juga disertai dengan pompa air yang bisa mengontrol.

“Ada beberapa cara yang akan kita lakukan  untuk mengoptimalisasi lahan rawa ini, kita harus membangun tanggul keliling di lokasi sawah, harus ada saluran air, serta ada mesin  pompa air untuk mengontrol, dan yang terpenting,  ada jalan tani untuk akses para petani membawa hasil tani mereka,” ujar Kadis TPH Banjar tersebut.

Masih menurut Fachri, hal ini bertujuan untuk menambah lahan area tanam dan menambah hasil produksi rawa lebak dan rawa pasang surut terkait tata kelola lahan pertanian. Ada 8 desa yang menjadi percontohan tersebut yaitu desa Keramat Baru 114-144 Ha, desa Tungkaran 37,6 Ha, desa Pesayangan 98,5 Ha, desa Telok Selong 115 Ha, desa Telok Selong Ulu 94,8 Ha, desa Keramat 70,9 Ha, dan desa Pekauman 78,9 Ha. (rendy)

Reporter: Rendy
Editor:Abi Zarrin Al Ghifari


Uploader Terpercaya Kanal Kalimantan

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->