HEADLINE
Gabah Busuk Terendam, Petani di Martapura Barat Kehilangan ‘Emas’ Simpanan Hasil Keringat
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Salmani, petani padi di Desa Telok Selong, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, tampak pasrah, gabah (padi yang sudah lepas dari tangkai masih berkulit) miliknya busuk tak bisa diselamatkan pasca banjir merendam rumahnya.
Puluhan karung gabah hasil panen tanam padi pada tahun lalu, tersisa yang masih bagus hanya 4 karung, lainnya sudah membusuk karena banjir.
Ya, Salmani, satu dari sekian ribu petani padi di Kabupaten Banjar yang harus kehilangan gabah ’emas’ simpanan hasil keringat kerja di sawah, tak bisa terselamatkan karena banjir besar yang kini menyisakan kerugian.
Pasca banjir yang melanda Kalimantan Selatan, khususnya wilayah Kabupaten Banjar, membuat beberapa gabah milik warga mengalami basah hingga busuk.
Penelusuran Kanalkalimantan.com, di sepanjang Jalan Martapura Lama, Kecamatan Martapura Barat, sepanjang aliran Sungai Martapura, kini petani korban banjir menghampar atau menjemur gabah mereka di sepanjang ruas jalan Martapura Lama. Jalan alternatif Martapura-Banjarmasin dipenuhi dengan gabah yang sedang dijemur warga, nyaris hampir menutupi akses jalan.
Aroma tidak sedap dihasilkan gabah dari bulir padi yang belum dikupas, akibat basah dan sebagian menusuk tercium sepanjang jalan.
Warga memilih menjemur gabah mereka di tepi jalan, dikarenakan halaman rumah warga sebagian masih terendam banjir. Ada juga beberapa gabah yang masih bagus, ditaruh sementara di atas jembatan.
Seperti yang diakui Salmani, petani korban banjir di Desa Telok Selong, Kecamatan Martapura Barat, dirinya mengungkapkan hampir 12 karung gabah jenis Siam Mutiara mengalami basah dan membusuk.
“Ya, banih jenis Mutiara busuk ada sekitar 12 karung, tak sempat diselamatkan, yang basah tidak bisa lagi dijadikan beras,” ucap Salmani ditemui Kanalkalimantan.com, Senin (8/2/2021).
Salmani mengatakan, untuk gabah yang sudah busuk tersebut tidak lagi mempunyai warna keemasan, warnanya berubah menjadi hitam. Dan kini hanya bisa digunakan untuk pakan hewan ternak.
“Banih yang busuk ini, untuk pakan hewan ternak saja. Ada orang yang beli padi yang sudah busuk itu untuk pakan hewan ternak. Dijual 1 karungnya cuman Rp 20 ribu saja,” ucapnya penuh kesedihan.
“Kalau dihitung-hitung kerugian banih milik saya itu, sekitar Rp 8 juta,” lanjutnya.
Sementara Irhami, warga Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, saat ditemui Kanalkalimantan.com, sedang menjemur padi miliknya di atas jembatan, dirinya memilih menjemur gabah di atas jembatan dikarenakan rumahnya masih terendam air.
“Ya, terpaksa menjemur di sini, rumah masih terendam. Milik saya ada sekitar 25 karung yang terendam, sedangkan yang masih bisa diselamatkan hanya 4 karung,” bebernya.
Terlihat di atas jembatan tersebut, dipenuhi dengan beberapa karung gabah milik warga yang ditutup terpal.
“Sebagian warga masih berjaga-jaga, takut ada banjir susulan, jadi warga menaruh banih miliknya di atas jembatan ini,” pungkasnya (kanalkalimantan.com/wahyu)
Editor : Bie
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
Nobar Piala Asia U-23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota Banjarmasin
-
kriminal banjarbaru2 hari yang lalu
Embat Perhiasan Teman Sendiri, Perempuan 26 Tahun di Banjarbaru Masuk Bui
-
LIPSUS BANJARBARU2 hari yang lalu
Pimpin Kota Banjarbaru Raih 58 Penghargaan Sepanjang 2021-2024
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Jelang Subuh, Jago Merah Hanguskan Dua Rumah di Bangkal
-
HEADLINE2 hari yang lalu
9 Rumah di Gang Kenari Banjarmasin Habis Dilahap Si Merah
-
Kalimantan Selatan2 hari yang lalu
Pasokan Air Baku Terganggu, BPAM Banjarbakula Promosi Beri Layanan Terbaik