Connect with us

HEADLINE

Gabah Busuk Terendam, Petani di Martapura Barat Kehilangan ‘Emas’ Simpanan Hasil Keringat

Diterbitkan

pada

Gabah dijemur akibat terendam banjir, milik seorang petani di Kecamatan Martapura Barat. Foto : Wahyu

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Salmani, petani padi di Desa Telok Selong, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, tampak pasrah, gabah (padi yang sudah lepas dari tangkai masih berkulit) miliknya busuk tak bisa diselamatkan pasca banjir merendam rumahnya.

Puluhan karung gabah hasil panen tanam padi pada tahun lalu, tersisa yang masih bagus hanya 4 karung, lainnya sudah membusuk karena banjir.

Ya, Salmani, satu dari sekian ribu petani padi di Kabupaten Banjar yang harus kehilangan gabah ’emas’ simpanan hasil keringat kerja di sawah, tak bisa terselamatkan karena banjir besar yang kini menyisakan kerugian.

Jembatan menjadi titik tumpukan sementara gabah petani di Desa Telok Selong, Kecamatan Martapura Barat. Foto: wahyu

Pasca banjir yang melanda Kalimantan Selatan, khususnya wilayah Kabupaten Banjar, membuat beberapa gabah milik warga mengalami basah hingga busuk.

Penelusuran Kanalkalimantan.com, di sepanjang Jalan Martapura Lama, Kecamatan Martapura Barat, sepanjang aliran Sungai Martapura, kini petani korban banjir menghampar atau menjemur gabah mereka di sepanjang ruas jalan Martapura Lama. Jalan alternatif Martapura-Banjarmasin dipenuhi dengan gabah yang sedang dijemur warga, nyaris hampir menutupi akses jalan.

Aroma tidak sedap dihasilkan gabah dari bulir padi yang belum dikupas, akibat basah dan sebagian menusuk tercium sepanjang jalan.

Seorang petani di Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, menjemur gabah yang sempat terendam banjir. Foto: wahyu

Warga memilih menjemur gabah mereka di tepi jalan, dikarenakan halaman rumah warga sebagian masih terendam banjir. Ada juga beberapa gabah yang masih bagus, ditaruh sementara di atas jembatan.

Seperti yang diakui Salmani, petani korban banjir di Desa Telok Selong, Kecamatan Martapura Barat, dirinya mengungkapkan hampir 12 karung gabah jenis Siam Mutiara mengalami basah dan membusuk.

Gabah berwarna hitam membusuk karana terendam tak bisa diselamatkan. Foto: wahyu

“Ya, banih jenis Mutiara busuk ada sekitar 12 karung, tak sempat diselamatkan, yang basah tidak bisa lagi dijadikan beras,” ucap Salmani ditemui Kanalkalimantan.com, Senin (8/2/2021).

Salmani mengatakan, untuk gabah yang sudah busuk tersebut tidak lagi mempunyai warna keemasan, warnanya berubah menjadi hitam. Dan kini hanya bisa digunakan untuk pakan hewan ternak.

Gabah ditutup terpal diamankan warga petani setelah banjir besar di Desa Telok Selong, Kecamatan Martapura Barat. Foto: wahyu

“Banih yang busuk ini, untuk pakan hewan ternak saja. Ada orang yang beli padi yang sudah busuk itu untuk pakan hewan ternak. Dijual 1 karungnya cuman Rp 20 ribu saja,” ucapnya penuh kesedihan.

“Kalau dihitung-hitung kerugian banih milik saya itu, sekitar Rp 8 juta,” lanjutnya.

Sementara Irhami, warga Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, saat ditemui Kanalkalimantan.com, sedang menjemur padi miliknya di atas jembatan, dirinya memilih menjemur gabah di atas jembatan dikarenakan rumahnya masih terendam air.

“Ya, terpaksa menjemur di sini, rumah masih terendam. Milik saya ada sekitar 25 karung yang terendam, sedangkan yang masih bisa diselamatkan hanya 4 karung,” bebernya.

Terlihat di atas jembatan tersebut, dipenuhi dengan beberapa karung gabah milik warga yang ditutup terpal.

“Sebagian warga masih berjaga-jaga, takut ada banjir susulan, jadi warga menaruh banih miliknya di atas jembatan ini,” pungkasnya (kanalkalimantan.com/wahyu)

 

Reporter : Wahyu
Editor : Bie

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->