Connect with us

HEADLINE

Denyut Prostitusi di Eks Lokalisasi Pembatuan, Kamuflase Warung Kopi Ditawari Kode ‘Ngamar Mas’

Diterbitkan

pada

Jalan Kenanga, kawasan eks lokalisasi Pembatuan, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, ternyata masih ada raktik prostitusi. Foto: al

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kurang lebih satu lustrum, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru menutup kawasan eks lokalisasi Pembatuan di Jalan Kenanga, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru.

Tapi tak sepenuhnya praktik prostitusi di lokasi tersebut habis, masih ada geliat senyap bisnis terlarang dari kawasan Jalan Kenanga.

Meski tak seramai dulu, namun praktik esek-esek di eks lokaliasi Pembatuan masih ada yang ‘berjualan’ dan ‘penikmat’ transaksi terselubung.

Kerap melalui giat patroli Satpol PP dan Kepolisan, tak lantas membuat para PSK menekuni ‘bisnis’ di lokasi tersebut.

Baca juga : Resmi! Kemenag Batalkan Ibadah Haji Tahun Ini

Penelusuran Kanalkalimantan.com, setidaknya membuktikan masih marak praktik prostitusi di kawasan Pembatuan pada malam hari. Sedangkan, pagi hingga sore hari beroperasi senyap, sembari para penyedia layanan memantau situasi jika ada razia dari pihak aparat.

Pada akhir Mei 2021 lalu, sekitar pukul 14.00 Wita di salah satu warung, dua lelaki tengah duduk santai. Kanalkalimantan.com, turut nimbrung. Seorang perempuan berlipstik tebal menawarkan secangkir kopi sachet seharga Rp 10 ribu. Sajian normal layaknya pada sebuah warung kopi kebanyakan.

Tiga gelas kopi yang dipesan praktis disajikan Rosa -bukan nama asli-. Tak lama, tanpa rasa curiga, Rosa memberikan kode layanan prostitusi. “Ngamar mas,” celetuknya.

Belakangan, kode ini cukup familiar di kawasan tersebut. Usut punya usut, tarif yang dipatok Rosa senilai Rp 150 ribu masih bisa dinego. Itu ketika, salah seorang lelaki di warung itu menawar diharga Rp 100 ribu dan disetujui oleh Rosa.

Segera lelaki bertubuh tambun itu diajak Rosa ke dalam bilik kamar, letaknya tersambung dari bangunan warung. Kurang lebih 30 menit, pria itu kembali, keluar dari balik kamar tampak mengusap keringat.

Praktik prostitusi di kawasan eks lokalisasi Pembatuan, dari pagi hingga sore hari berkamuflase sebagai warung kopi. Modus ini sebenarnya sudah tak lagi asing bagi pihak aparat yang kerap mendapati para PSK tetangkap basah menunggu kehadiran pria yang ingin ‘jajan’.

Kamuflase warung kopi masih ampuh bagi para PSK berkilah, jika sewaktu-waktu ada razia dadakan dari Satpol PP maupun Kepolisian.

Sejatinya tak jauh dari eks lokalikasi Pembatuan sudah ada aktivitas perkantoran, dimana telah berdiri pusat kantor Kecamatan Landasan Ulin.

Tapi aksi kucing-kucingan selalu terjadi dengan aparat, sebagian PSK berani bertaruh nasib saat menjalani bisnis prostitusi sebelum petang. Kondisi tersebut akan jauh berbeda jika sudah memasuki malam hari.

Sumber yang ditemui Kanalkalimantan.com menyebut bahwa saat malam hari para PSK percaya diri berdandan menor dan secara agresif tawarkan layanan kencan berkode “Ngamar Mas”.

Bahkan sebagian dari mereka secara terang-terangan duduk di halaman warung memanggil pengendara yang melintas.

Baca juga : KRONOLOGI Mutilasi Perempuan di Banjarmasin: Sepakat Kencan hingga Pelaku Beli Solar

Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru melalui pihak Satpol PP selaku aparat penegak peraturan daerah (Perda) sebenarnya gencar memerangi bemacam modus prostitusi. Sayangnya, sejak 2020 lalu, giat razia maupun patroli aparat resmi ditidurkan.

Kepala Satpol PP Banjarbaru Marhain Rahman melalui PPNS Seksi Opsdal Yanto Hidayat, mengakui kondisi tersebut. Bukan tanpa alasan, faktor utama ialah mulai merebaknya wabah Covid-19.

“Bukan rahasia umum, saat awal pandemi seluruh anggaran di masing-masing SKPD dipangkas. Termasuk kami (Satpol PP). Kegiatan kami yang biasanya melakukan razia dan patroli di eks lokalisasi Pembatuan, akhirnya dialihkan untuk penanganan pandemi. Kegiatan kami akhirnya terkonsentrasi ke arah Covid-19, mulai dari PSBB hingga PPKM,” akunya.

Yanto sendiri tak menampik fakta bahwa hingga saat ini, masih ada PSK yang berani secara terbuka menjajakan diri di eks lokalisasi Pembatuan. Bahkan menurutnya jika kondisi ini terus dibiarkan, akan lebih banyak PSK berdatangan ke lokasi tersebut.

“Kita tidak munafik, memang masih ada PSK yang menjajakan diri di sana. Kalau dibiarkan terus, maka tidak akan ada habisnya dan bahkan berpotensi lebih ramai lagi,” terangnya.

Merunut hasil pemantauan Satpol PP Banjarbaru, para PSK di eks lokalisasi Pembatuan mayoritas para pendatang luar daerah -bukan warga Banjarbaru-. Pasalnya, area eks lokalisasi Pembatuan yang dekat dengan Bandara Internasional Syamsudin Noor, dipercaya menjadi alternatif lokasi transit bagi para PSK.

“Saat menginjakan kaki di Bandara, mereka itu memilih transit dulu di Banjarbaru dengan menjajakan diri di eks lokalisasi Pembatuan. Tujuan mereka untuk cari modal untuk melanjutkan perjalanan ke daerah lain,” beber Yanto.

Atas kondisi itu, Yanto menegaskan Satpol PP Banjarbaru menyatakan komitmen untuk memberantas bisnis prostitusi di kawasan tersebut. Apalagi, jika ke depannya giat petugas didukung dengan anggaran khusus yang disiapkan Pemko. “Jika kebijakan Wali Kota ingin memberantas habis praktek prostitusi di sana, maka kami sebagai aparatur harus melaksanakannya. Area itu kan memang sudah ditutup sejak 2016, jadi kita tegas saja. Harus clear and clean. Apalagi ada disiapkan anggaran khusus,” tegasnya.

Praktek prostitusi di eks lokalisasi Pembatuan yang masih berdenyut, turut mendapat perhatian serius dari Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin. Aditya menyatakan akan memberantas seluruh praktek prostitusi lokasi tersebut.

“Kami pernah mendiskusikan ini dan sepakat agar prostitusi di kawasan tersebut harus berhenti total. Untuk langkah awal kami akan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang lalu. Karena kalau dilihat, sepertinya kebijakan yang dulu bisa dibilang gagal. Lokasi itu ditutup, tapi ternyata sampai sekarang masih aktif,” ucapnya, Kamis (3/6/2021) siang.

Tak hanya itu, Wali Kota Banjarbaru berjanji akan terus mengkaji kebijakan yang diambil nantinya, guna menghapus bisnis prostitusi di Banjarbaru. Ia berencana merancang anggaran khusus untuk kegiatan Satpol PP melakukan giat razia dan patroli ke depan.

“Jadi berkaitan kegiatan Satpol PP memang itu karena adanya refocusing anggaran yang dipergunakan untuk penanganan pandemi. Makanya kegiatan mereka banyak yang tidak dijalankan. Rencananya kalau neraca keuangan sudah normal kembali, kita anggarkan khusus untuk giat di eks lokalisasi itu,” tuntas Wali Kota Banjarbaru.

Sekadar tambahan, pada akhir 2020 lalu, Polres Banjarbaru melalui unit Satuan Sabhara merilis jumlah kasus prostitusi yang meningkat secara drastis selama masa pandemi. Jumlah kasus prostitusi yang berhasil diungkap kepolisian mengalami kenaikan hingga 100 persen jika dibanding tahun 2019 silam.

“Di 2020 untuk kasus prostitusi mengalami tren kenaikan sebanyak 100 persen. Ini bersamaan dengan masifnya giat razia yang dilakukan jajaran Sat Sabhara. Jumlah penindakan kasus prostitusi pada 2019 hanya sebanyak 18 kasus. Sedangkan pada 2020 kasus pelacuran yang berhasil diungkap mencapai 45 kasus,” kata Kapolres Banjarbaru, AKBP Doni Hadi Santoso, saat memimpin konferensi pers laporan akhir tahun. (kanalkalimantan.com/al)

 

Reporter : Al
Editor : Bie

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->