Religi & Budaya
Balada Haji Turis Banua (2)
Gaji Besar jadi Alasan Nekad Menjadi TKI Gelap
Berpenghasilan 1.000 Riyal per bulan ketika itu, membuat Mariyam betah berlama-lama berada di negeri orang. Bahkan dua tahun kemudian, Jami, suaminya menyusul ke Arab Saudi. Juga sebagai Haji Turis.
Lain H Hilmani lain pula dengan Hj Maryam. Tak lolos seleksi penjaringan calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di salah satu Perusahaan Pengerah dan Penempatan Tenaga Kerja Swasta (PPTKS) di Jakarta, perempuan asal Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul ini tak patah arang. Lantaran niatnya yang terlanjur bulat untuk bekerja di Mekkah, Arab Saudi, warga Desa Kalampayan Tengah, Kecamatan Astambul ini akhirnya menempuh cara lain.
Berbekal uang  hasil tabungan, sebagian pinjaman dari salah seorang keluarganya yang sudah lebih dulu menjadi TKI di Arab Saudi, Mariyam mengurus berbagai syarat dan kelengkapan sebagai jemaah umroh. Dan sekitar satu bulan sebelum Ramadhan di tahun 2004, ibu satu orang anak ini akhirnya bertolak ke Mekkah. Bukan sebagai TKI tapi sebagai salah satu jemaah umroh asal Kalsel.
“Tidak lolos tes kesehatan. Tinggi badan juga tidak memenuhi syarat. Tapi niat saya bekerja di Mekkah sudah kuat. Apalagi di Mekkah ada saudara yang sudah lebih dulu bekerja di sana. Beberapa warga yang juga bekerja jadi TKI terlihat kehidupan keluarganya lebih enak dan mapan,†kata Mariyam di Kalampayan Tengah, Astambul akhir pekan lalu.
Satu bulan berselang usai tunai melaksanakan umroh, Mariyam tak langsung pulang ke Indonesia. Aturan masa berlaku paspor umroh yang hanya satu bulan, dilanggar. Itu karena sejak awal memang niat utamanya adalah bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Di Mekkah, di antara banyak saudagar kaya, tak sulit mendapatkan pekerjaan kendati tanpa keahlian khusus. Cukup berbekal keterampilan membereskan semua pekerjaan rumah, mulai bersih-bersih hingga memasak, Mariyam diterima kerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
Hanya persiapan fisik dan mental, yang menurut Mariyam harus disiapkan. Fisik Karena kondisi alam di Timur Tengah sangat berbeda. Begitu juga mental, karena memang budaya orang Arab sangat berbeda dengan di Indonesia meski sama-sama sebagai penganut Islam.
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
Nobar Piala Asia U-23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota Banjarmasin
-
kriminal banjarbaru2 hari yang lalu
Embat Perhiasan Teman Sendiri, Perempuan 26 Tahun di Banjarbaru Masuk Bui
-
Kota Banjarmasin17 jam yang lalu
Polresta Banjarmasin Tengah Selidiki Kasus Bayi Meninggal Saat Persalinan
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Jelang Subuh, Jago Merah Hanguskan Dua Rumah di Bangkal
-
LIPSUS BANJARBARU2 hari yang lalu
Pimpin Kota Banjarbaru Raih 58 Penghargaan Sepanjang 2021-2024
-
HEADLINE3 hari yang lalu
9 Rumah di Gang Kenari Banjarmasin Habis Dilahap Si Merah