Connect with us

Religi & Budaya

Balada Haji Turis Banua (2)


Gaji Besar jadi Alasan Nekad Menjadi TKI Gelap

Berpenghasilan 1.000 Riyal per bulan ketika itu, membuat Mariyam betah berlama-lama berada di negeri orang. Bahkan dua tahun kemudian, Jami, suaminya menyusul ke Arab Saudi. Juga sebagai Haji Turis.


Diterbitkan

pada

Pedagang suvenir di makam Datu Kalampaian sebagian besar adalah para mantan TKI. Foto: Rudiyanto

“Minimal dimarahi. Majnun kata-kata paling sering diucapkan majikan karena pekerjaan dianggap tidak beres. Apalagi di awal-awal kerja, karena memang  belum mengeti bahasa Arab. Tapi setelah mengerti dan bisa bahasa Arab sikap kata-kata dan sikap kasar majikan berkurang,” kata Mariyam.

Berpenghasilan 1.000 Riyal per bulan, membuat Mariyam betah berlama-lama berada di negeri orang. Bahkan dua tahun kemudian, Jami, suaminya menyusul ke Arab Saudi. Juga sebagai Haji Turis. Di Mekkah, Jami bekerja di rumah seorang saudagar kaya.

“Kerjaanya khusus merawat  burung majikan,” ujar Mariyam.

Selain bekerja pada seorang majikan sebagai tukang urus burung, ujar Mariyam, sang suami  juga menjadi ‘agen’ khusus mengantar orang-orang yang ingin mencium Hajar Azwat atau dinding Ka’bah. Untuk jasanya tersebut, Jami menerima upah sebesar 500 Riyal.

Hingga akhirnya, Jami tertangkap oleh aparat kepolisian Arab Saudi saat sedang membawa orang yang ingin mencium Hazar Aswat. Lantaran tidak memiliki dokumen resmi sebagai, Jami dideportasi. Pengetatan aturan tenaga kerja ilegal oleh kepolisian Arab Saudi juga memaksa Mariyam kembali ke Kalampayan Tengah, Kecamatan Astambul tak lama setelah sang suami yang sudah lebih dulu dideportasi.

“Tahun 2010 saya kembali. Pengetatan aturan kepolisian Arab Saudi kala itu membuat banyak TKI yang masuk sebagai haji turis banyak tertangkap dan dipulangkan ke Indonesia. Dan Alhamdulillah selama menjadi TKI, saya juga sudah tunai syarat dan rukun haji,” ujar Hj Mariyam yang sudah menyandang gelar hajinya sepulangnya dari Arab Saudi.

Hj Mariyam hanya satu dari sekian banyak warga Banua yang bekerja di Arab Saudi dengan cara menjadi haji turis. Karena BP3TKI Banjarbaru memastikan, dibanding jalur resmi, jumlah TKI asal Kalsel yang menempuh cara menjadi haji turis lebih banyak.

Meski menurut Fachrizal, Kabid Penempatan dan Perlingdugan pada BP3TKI Banjarbaru, keberadaan TKI ilegal ini tak dapat terdeteksi selama di luar negeri. Para haji turis baru terdeteksi setelah kembali ke Indonesia yang salah satuya diketahui setelah dideportasi.

“Kalampayan Tengah dan Ulu memang yang paling banyak mantan TKI, atau juga disebut TKI Purna. Dari sekitar 600 TKI Purna yang ada di desa tersebut, sebagian besarnya adalah haji turis,” kata Fachrizal. (rudiyanto)


Laman: 1 2

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->