Connect with us

HEADLINE

Balada Air Bersih di Daerah Pemilik Seribu Sungai


Kalsel merupakan salah satu dari 5 provinsi di Indonesia dengan akses rumah tangga terhadap sumber air minum layak terendah pada tahun 2017.


Diterbitkan

pada

Kondisi sungai di Banjarmasin banya tercemar Foto: grafis mujib

Hal ini disampaikan Asisten II Sekdako Banjarmasin Drs H Hamdi beberapa waktu lalu. Berdasarkan penelitian air sungai di depan Ansari Saleh tersebut tingkat pH hanya 3, padahal idealnya air sungai itu tingkat pH adalah 7. Meski diakui, wilayah Banjarmasin yang notabene daerah bergambaut memiliki tingkat keasaman air sungai memang tinggi. Tetapi melihat kenyataan sekarang sampai pH tiga berarti sudah ada yang kurang beres terhadap lingkungan wilayah ini.

Hamdi memperkirakan tingginya tingkat keasaman tersebut tidak terlepas dari eksploitasi lahan gambut sekitar Banjarmasin, umpananya dijadikan lahan-lahan sawit dan lahan persawahan atau pemukiman. “Dengan pembukaan lahan gambut secara besar-besaran wilayah Banjarmasin dan sekitarnya itulah yang menyebabkan lapisan pirit lahan gambut yang sangat asam keluar kemana-mana dan menumpuk wilayah Sungai Awang,” ujarnya.

Kalau melihat kadar keasaman sepekat tersebut maka air itu jangankan untuk minum, untuk kehidupan ikan saja akan susah di sungai tersebut. Itu hanya kadar keasaman yang mempengaruhi kualitas air di Banjarmasin, belum lagi gangguan kualitas lainnya seperti kandungan bakteri coli yang sangat tinggi yang mencapai belasan ribu PPM padahal idealnya hanya 250 PPM.

Termasuk tingkat kekeruhan yang menandakan sungai wilayah Banjarmasin terkontaminasi lumpur akibat erosi dan kerusakan hutan wilayah hulu. “Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas air sungai di Banjarmasin tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah setempat saja, melainkan harus melibatkan banyak pihak di antara pemerintah kabupaten/kota,” ujarnya.

Kondisi sungai di Banjarmasin sudah dalam kategori gawat. Dari hasil penelitian batas aman air sungai sudah di ambang batas tercemar berat. Sebelumnya, masalah baku mutu air sungai di Banjarmasin pun disentil oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan.

Parahnya, penghitungan itu sudah lima kali lipat kategori pencemaran berat. Idealnya kategori pencemaran berat memiliki skor minus 31. Hasil pemeriksaan tahun 2016 lalu, angka pencemaran di Banjarmasin sudah mencapai minus 155. Angka itu didapat dari 27 parameter penghitungan seperti BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), merkuri, hingga kadar  E Coli. Penyebabnya, lagi-lagi limbah domestik warga Banjarmasin yang masih menggunakan jamban.

Ketentuan air sungai dikatakan normal apabila hasil penghitungannya nol. Tercemar ringan dengan skor minus satu hingga – 10. Untuk tercemar sedang – 11 hingga -30. Dan tercemar berat di atas – 31.

Dalam konsisi tersebut, pantas saja jika masyarakat Banjarmasin masih kesulitan dengan akses air bersih untuk keperluan sehari-hari. Anggota DPRD Kota Banjarmasin Noval menyatakan, keluhan warga tentang kesulitan air bersih disampaikan warga Kelurahan Alalak Utara, Banjarmasin Utara.

“Jadi yang utama warga Alalak Utara sampaikan aspirasinya kepada kita adalah sulitnya mereka mendapatkan air bersih, karena distribusi air PDAM sangat kecil mengalir hingga ke wilayah mereka,” paparnya. (Baca: Ada 30 Kasus Pencurian Air Leding PDAM Selama 2017).

Prihatin atas kondisi air di Kalsel, aktivis pecinta lingkungan, Rabu (21/3) menggelar aksi di Bundaran Kayutangi Banjarmasin. Ketua Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam dan Seni (Kompas) Borneo Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Arifad Rahman mengajak warga Banjarmasin untuk menjaga sungai, khususnya Sungai Barito dan Sungai Martapura yang telah tercemar berat baik logam berat maupun bakteri e-coli bisa memicu diare dan lainnya.(ammar)

Reporter: Ammar
Editor: Chell


Laman: 1 2

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->