Connect with us

Budaya

Atraksi Tarian Api Suku Dayak Meratus di Murdjani

Diterbitkan

pada

Sejumlah penari dari Sanggar Meratus Lestari melakukan atraksi bermain api saat menampilkan tarian Suku Dayak Meratus di lapangan Murdjani Banjarbaru. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Sejumlah penari melakukan atraksi bermain api saat menampilkan tarian Suku Dayak Meratus di lapangan Murdjani Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa (12/9/2023) malam.

Tari Dayak atraksi api yang memadukan tarian dan atraksi bermain api tersebut menghibur pengunjung Festival Pekan Kebudayaan Daerah Banjarbaru saat malam hari.

Semarak festival ini dimeriahkan dengan berbagai sajian kesenian yang ditampilkan dari berbagai sanggar yang ada di Kota Banjarbaru.

Baca juga: Pemprov Kalsel Targetkan GOR Indoor Selesai 15 Desember 2023

Seperti yang ada Sanggar Dayak Lestari. Mereka membentuk kelompok-kelompok untuk secara bergiliran maju mendemonstrasikan kebolehannya menari sambil bermain api.

“Panari Dayak Atraksi Api ini adalah remaja berbagai daerah di Kalimantan yang berasal dari Suku Dayak Meratus,” ungkap Ketua Sanggar Meratus Lestari, Dian Mulyana.

Dian menjelaskan, perlu waktu satu hingga dua bulan lamanya anggota sanggar bisa menunjukkan kebolehannya dalam tarian atraksi api tersebut.

Belum lagi katanya, para penari harus benar-benar bisa membaca angin. Karena tarian ini dilakukan dengan cara melempar serbuk pohon ke arah obor api hingga menyala.

“Tentunya perlu pelatihan yang intens tidak bisa langsung tampil, penari harus benar-benar bisa membaca arah angin, jangan sampai melempar serbuk saat angin ke arah tubuh sendiri,” sebut perempuan berusia 40 tahun yang akrap disapa Dayang ini.

Baca juga: BI Kalsel Gelar Kompetisi Karya Literasi Sasirangan 2023

Gerak tari ini juga sembari diiringi oleh alunan nada lagu yang berasal dari alat musik tradisional suku Dayak Meratus yakni Sape.

Selain musik dan tari tradisional, di stan Sanggar Meratus Lestari ini juga menampilkan pakaian adat, karya anyaman berupa gelang, hingga ada alat transportasi bambu lanting yang identik dipakai oleh masyarakat suku Dayak Meratus.

“Alat transportasi orang Koksado kita tampilkan juga untuk sekalian mengenalkan wisatanya yang ada di Meratus sana,” sambung dia.

Baca juga: Empat Mobil Mewah Disita di Banjarmasin, Sindikat Narkoba Internasional Fredy Pratama Miliki Aset Rp10,5 T

Di saat bersamaan, festival ini menjadi momen anggota sanggar untuk berkumpul bersama mempromosikan kesenian-kesenian daerah bagi masyarakat di Banua.

“Ini kan pekan kebudayaan yang pertama, jadi mudah-mudahan pekan kebudayaan selanjutnya akan ada lagi, lebih meriah dengan menampilkan lebih banyak lagi sanggar-sanggar di Kota Banjarbaru,” harap Dayang.

Festival Pekan Kebudayaan Daerah ini pun sudah berlangsung dari tanggal 9 September dan akan berakhir pada hari Minggu 17 September mendatang.

Festival ini turut diisi dengan ajang perlombaan stan-stan kesenian lebih dari 20 sanggar yang ada di Kota Banjarbaru. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->