Connect with us

HEADLINE

Air Leding ‘Mati Hidup Mati Hidup’, Warga Tatah Amuntai Terbiasa Sejak 2010

Diterbitkan

pada

Kran air leding di rumah warga jalan Tatah Amuntai Permai Kertak Hanyar yang kerap nyala mati. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Warga pelanggan di beberapa wilayah Kabupaten Banjar masih rasakan krisis air bersih akibat pasokan PTAM Intan Banjar seret.

Keluhan pasokan air sebelumnya disampaikan warga jalan Tembikar Kanan, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar.

Mereka tak hanya menuntut solusi untuk warga di komplek mereka saja, namun bahkan warga yang berada di wilayah lain turut merasakan krisis air ini. Seperti halnya di jalan Tatah Amuntai Permai, Kecamatan Kertak Hanyar.

Baca juga : Dalih PUPR Banjarmasin Pertahankan Material Ulin Jembatan Kuin Utara

Seturut penelusuran Kanalkalimantan, salah seorang warga Pal 10 Kertak Hanyar mencoba menunjukkan kran air yang ada di rumahnya, Rabu (9/8/2023) siang. Benar saja, kucuran air bersih di rumah salah satu pelanggan PTAM Intan Banjar masih seret.

“Nah, seperti ini kadang nyala, lalu tiba-tiba mati. Karena aku sambil berdagang di depan rumah jadi gak bisa ditunggu airnya,” ucap H Salman, seorang warga yang bermukim di jalan Tatah Amuntai Permai.

H Salman yang kesehariannya berdagang sayur di depan rumah ini mengaku sudah terbiasa dengan keadaan air yang seperti ini.

Apalagi katanya air hanya mengalir pada dini hari sekitar pukul 02.00 hingga pukul 06.00.

“Apalagi jika bicara soal kualitas airnya memang kurang, tapi sejak pindah dari Banjarmasin Selatan ke sini ya aku sudah tahu resikonya bakal seperti ini,” sambungnya sambil bercerita.

Bermukim di Tatah Amuntai Permai lebih dari 10 tahun sejak 2010 silam, H Salman mengaku enggan ikut bersuara seperti warga lain, alasannya karena masih bisa mengatasi permasalahan air tersebut.

“Aku habis belanja sayur malam malam langsung menghidupi air, naikkan ke tandon cuma dari jam 6 subuh mulai kecil keluarnya,” jelas dia.

Menurut H Salman wilayah permukiman komplek yang lebih sulit mendapatkan air karena memiliki saluran pipa distribusi yang lebih kecil dibanding di jalan-jalan besar.

Baca juga : Duel Tim Selisih Satu Poin, Barito Putera Ladeni Dewa United di Kandang

“Di sini warga komplek yang kasian. Komplek itu mendapatkan sisa air saja dari saluran air di jalan utama, ditambah pipanya kecil di sana, kalau ada yang pakai mesin pasti terhambat atau bahkan distribusi airnya kurang,” ungkap dia.

Dirinya pun kerap diwanti-wanti warga lain setiap air akan mati total, terlebih memasuki musim kemarau. Namun hal itu justru membuatnya lebih bersiap.

“Pintar-pintar sendiri aja, kalau kita di sini mentok masih bisa memanfaatkan air sungai di belakang rumah. Jadi aku tidak mau ikut-ikut,” pungkas Salman terlihat pasrah.(Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->