Connect with us

HEADLINE

17 Pasien Terpapar Covid-19 Meninggal Dunia di Banjarbaru 

Diterbitkan

pada

Proses penanganan pasien positif Covid-19 di Kota Banjarbaru. Foto: dok.kanalkalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Sepanjang 2022 Kota Banjarbaru terdeteksi setidaknya ada 86 orang belum melakukan vaksinasi dari 289 orang positif Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Kota Banjarbaru.

Kemudian dari 289 orang yang dirawat di RSD Idaman Kota Banjarbaru, 17 orang meninggal dunia, sedang yang tevaksin hanya 5 orang.

Koordinator Tim Surveilans Epidemiologi Penanggulangan Wabah Coronavirus Disease Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Edi Sampana mengatakan, kebanyakan pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSD Idaman Banjarbaru belum melakukan vaksinasi Covid-19.

“Sebagian besar pasien yang meninggal di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru tahun 2022 ini adalah pasien yang tidak bervaksin,” ucapnya, Rabu (16/3/2022).

 

 

Baca juga: Api Hanguskan Sebuah Atap Rumah di Komplek Citra Palam

Ada 17 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 yang kebanyakan berusia 50 tahun ke atas, terdeteksi hanya 5 orang yang melakukan vaksin.

Kemudian dari total 289 orang yang dirawat ada 86 orang belum melakukan vaksinasi sama sekali.

“Dari 17 orang yang meninggal dunia ada 12 orang usia 50 tahun ke atas,” sebutnya.

Menurutnya vaksinasi Covid-19 ini merupakan bentuk ikhtiar dalam memerangi wabah Covid-19 dan agar memiliki antibodi spesifik terhadap Covid-19.

Diakuinya banyak masyarakat Kota Banjarbaru yang masih tidak percaya vaksin, sementara kebanyakan yang meninggal dunia akibat Covid-19 belum melakukan vaksinasi. Terutama pada warga Lansia yang ada di Kota Banjarbaru.

Disebutkannya, Kota Banjarbaru sendiri capaian vaksinasi lansia sendiri masih terbilang rendah, disebabkan beberapa alasan diri masyarakatnya.

Baca juga: Fase Puncak Terjadi 19 Februari, Maret Kasus Covid di Banjarbaru Tren Menurun

“Alasannya ada komorbid. Padahal orang lansia itu hampir pasti ada komorbid, seperti darah tinggi, jantung, ginjal dan diabetes mellitus,” tambahnya

Masih kata Edi, mereka -lansia- banyak memakai alasan komorbid untuk menghindari vaksinasi, sementara menurutnya para komorbid yang meminum obat secara teratur bisa diberikan vaksinasi.

Disamping itu, banyak juga lansia yang beralasan di rumah saja tidak melakukan bepergian kemana sehingga tidak perlu melakukan vaksinasi, diketahui lansia ini lebih berisiko tinggi apabila tertular Covid-19.

“Ini alasan yang keliru, karena lansia itu bisa ditulari anak cucunya yg bertamu atau hidup serumah. Anak cucunya itu kena Covid tapi gejala ringan atau tanpa gejala. Maka anak cucunya ini yang menulari Lansia,” sebutnya.

Karena yang komorbid dan tidak divaksin lebih berisiko tinggi sakit berat atau fatal kalau kena covid-19. Karena itu pemerintah memprioritaskan lansia dan komorbid untuk mendapatkan vaksin. (kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->