Connect with us

HEADLINE

Fase Puncak Terjadi 19 Februari, Maret Kasus Covid di Banjarbaru Tren Menurun

Diterbitkan

pada

Penanganan pasien Covid-19 di Kota Banjarbaru. Foto: dok.kanalkalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Beberapa hari terakhir, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru melaporkan kasus Covid-19 mulai mengalami beberapa penurunan signifikan. Walaupun sempat dalam satu hari ada tambahan sampai 120 kasus baru.

Berdasarkan kajian atau data oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru disebutkan bahwa tren kasus di Banjarbaru mulai turun secara perlahan.

Koordinator Tim Surveilans Epidemiologi Penanggulangan Wabah Covid-19 Dinkes Kota Banjarbaru, Edi Sampana menerangkan, jika dari pantauan pihaknya, terhitung setelah tanggal 19 Februari ada kecenderungan kasus melandai.

“Tambahan kasus rata-rata harian kita itu di 60 kasus seharinya. Untuk ada tambahan sampai 120 kasus, itu karena ada perbedaan data yang disajikan oleh Diskominfo dengan data Dinkes, tapi secara umumnya memang kita ada tren menurun,” katanya.

 

Baca juga  : Bangun Infrastruktur Ketenagalistrikan Senilai Rp641 Miliar di 2021, PLN UIP Kalbagtim Optimis Capai Kinerja 2022

Perbedaan ini, kata Edi, hanya soal pembaharuan data. Yang mana data yang disajikan Diskominfo merupakan akumulatif dari data yang diperoleh dan diolah oleh Dinkes.

“Jadi tidak sehari itu ada tambahan langsung 120 kasus, bukan begitu, tetapi memang ada data yang baru masuk ke Kominfo hari itu, padahal itu kasus dari hari sebelum,” jelasnya.

Terkait puncak kasus, Edi melihat jika tanggal puncak itu terjadi pada 19 Februari lalu. Dimana saat itu memang ada tambahan kasus di atas 100 orang. Belakangan setelah tanggal 19 Februari, kasus Covid-19 semakin menurun.

“Kalau dilihat trennya ada penurunan, semoga kita benar-benar sudah melewati puncaknya yakni di tanggal 19 Februari lalu dan terus menurun sampai sekarang,” ungkapnya.

 

Baca juga  : Disbudporpar Tanbu Gelar Pemilihan Duta Wisata dan Putra Putri Tenun

Sejauh ini angka positivity rate di Banjarbaru, kata Edy, memang masih 5 persen. Angka yang belum ideal. Tapi angka tesebut, terangnya, jauh lebih baik ketimbang di atas 10 bahkan tembus 20 persen.

“Artinya dengan angka tersebut, bisa dikatakan penerapan prokes kita di Banjarbaru cukup baik, ada upaya menekan rantai penularan. Tapi memang idealnya di bawah 5 persen, ini kita semoga sedang menuju ke sana,” katanya.

Lantas kapan kasus di Banjarbaru diprediksi bisa turun total? Mengacu pada perkiraan di nasional, Edi menanggapi bahwa hal ini akan terlihat jelas maksimal di medio bulan Maret ini.

“Kalau Nasional kan puncak kasus diperkirakan akhir Februari sampai pertengahan Maret. Nah kita di tanggal 19 Februari saya kira sudah fase puncak, jadi semoga kita lebih cepat melewati fase puncaknya ketimbang perkiraan nasional,” katanya.

 

Baca juga  : Banjarbaru Masih PPKM Level 3, Begini Penjelasannya

Meski tren menunjukkan ada penurunan, Edi menegaskan bahwa disiplin prokes tetap wajib dilakukan. Hal ini katanya agar tak memicu lonjakan kasus lagi.

“Dan tak lupa juga untuk ikut aktif dalam kegiatan vaksinasi, karena kita juga harus melakukan percepatan vaksinasi untuk menekan kasus ini,” pungkasnya. (kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->