Connect with us

Kanal

Yunengsih : Over Kapasitas Warga Binaan Berdampak pada Pelayanan Kesehatan!

Diterbitkan

pada

Kalapas Perempuan Kelas II A Martapura Yunengsih. Foto : hendera

Mengurusi 390 orang warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan, tentu bukan pekerjaan gampang. Apalagi dengan latar belakang dari masing-masing penghuni lapas, tentu perlu pendekatan khusus agar semua mau bersama-sama menaati peraturan di LP Kelas II A Martapura tersebut.

Namun, berbagai tantangan ini tak menyurutkan tekad dari Yunengsih, Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Martapura. Selama satu tahun kepemimpinannya sejak lembaga tersebut resmi beroperasi, justru sejumlah prestasi diraih. Di antaranya, berhasil mendapat rekor MURI dalam Festival Art dan Seni Karya Narapidana yang digelar di Jakarta.

Walau diawalnya, lulusan dari akademi ilmu pemasyarakatan tahun 1990 ini merasakan banyak sekali tantangan yang harus diselesaikan terkait minimnya SDM dan daya dukung lainnya. Sampai akhirnya, semua itu bisa teratasi di usia satu tahun Lapas Perempuan yang beralamat di Jalan Pintu Air, Tanjung Rema Darat, Martapura ini.

Kepada wartawan Kanalkalimantan.com, Hendera Jayadi, Yunengsih bicara panjang lebar terkait suka dukanya memimpin Lapas Perempuan. Berikut kutipan wawancaranya dengan perempuan yang pernah bertugas di Lapas Curup Rejang Lebong Bangkulu 1991-2001, Kalapas Madiun, Lapas Kuningan, serta menjadi Kasi binadik, Kepala Keamanan Lapas Perempuan Semarang, Kepala Bapas Jember, Kepala Rutan di Salatiga Jawa Tengah, dan terakhir di Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Martapura.

————————

Satu tahun sudah Anda memimpin Lapas Perempuan, apa yang Anda lakukan untuk terus melakukan pembinaan terhadap warga binaan?

Tentunya kami tidak bisa berjalan sendiri. Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Martapura berupaya selalu bekerja sama dengan Dinas Sosial, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dalam hal membantu dalam memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan bagi warga binaan. Banyak hal yang sudah dilaksanakan selama ini. Mulai pelatihan pembuatan amplang dan menjelujur, pencelupan kain sasirangan, dan pembuatan makanan kuliner.

Semua ini kami lakukan, agar jika mereka kelak kembali ke masyarakat sudah memiliki skill untuk berusaha secara mandiri untuk menghidupi keluarga. Termasuk untuk melakukan sosialisasi sehingga kembali bisa hidup normal bersama masyarakat lainnya.

Bagaimana dengan hasil pelatihan tersebut?

Alhamdulillah, sejumlah prestasi pernah diraih selama satu tahun ini . Termasuk Rekor MURI tentang Festival Art dan Seni Karya Narapidana. Dimana kami saat itu ikut memamerkan hasil karya narapidana kami yang mendapat respons cukup positif.

Salah satu problem klasik di lapas adalah soal daya tampung. Apakah termasuk juga di sini?

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Martapura mestinya hanya berkapasitas 100 orang. Tapi sampai saat ini jumlah warga binaan sudah mencapai 390 orang. Over kapasitasnya 290 orang. Ini tentunya berimplikasi pada banyak hal. Baik menyangkut psikologis, kelayakan, hingga kesehatan yang mesti harus diperhatikan.

Untuk keperluan tempat tidur, misalnya sudah dibuat tempat tidur tingkat. Tapi tetap saja, terlalu jauh perbandingannya. Termasuk juga sanitasi untuk kesehatan untuk penyakit menular, HIV, seharusnya diisolasi karena tempat tidak ada. Akhirnya campur itulah salah satu kendala sehingga pelayanan kesehatan juga kurang maksimal.

Apa suka dukanya dalam mengurus Lapas Perempuan?

Jika ada kesulitan, tentu saya menganggap itu sebagai tantangan dan menjadi motifasi untuk lebih baik lagi. Tapi kalau sukanya, ya karena sudah menerima inilah resiko pekerjaan. Tantangan yang dimaksud seperti kurangnya sarana prasarana sehingga menimbulkan keributan untuk mereka, salah paham, susah diberikan pemahaman bahwa di sini ada hak dan kewajiban. Jadi sering mereka hanya menuntut haknya, tapi kewajibannya diabaikan.

Adakah peristiwa menarik dalam satu tahun ini pada warga binaan?

Pernah ada masuk pindahan dari LP Teluk Dalam dengan kondisi hamil dan ada gangguan jiwa sehingga dengan kepanikan dan tidak ada tenaga medis saat itu. Ini ada juga baru-baru saja. Sehingga pada akhirnya tak tertolong karena yang bersangkutan sakit jiwa seharusnya ke RSJ, tetapi karena besangkutan bermasalah akhirnya dengan kondisi hamil tua padahal dia gangguan jiwa, akhirnya tidak bisa kami tolong.

Itulah rasa kemanusiaan kami sebagai sama-sama perempuan dan ibu yang sempat membuat hati kecil merasa bersalah. Walau pun itu di luar kemampuan kami, jangankan mereka yang di dalam apa lagi yang di luar aja kalau Tuhan berkehendak tidak bisa ditawar-tawar. Namun naluri ibu timbul kalau sampai tidak bisa membantu tidak bisa menolong. Meninggalnya di rumah sakit karena yang bersangkutan bertahan tidak mau mengeluarkan bayinya.

Oh ya, di sini dulu juga sempat ada bayi yang diasuh warga binaan?

Tahanan yang mempunyai bayi kemarin ada sekitar 6 orang balita. Tetapi kembali situasi kondisi hunian yang tidak memungkinkan, kasihan dengan balitanya karena rentan dengan penyakit menular maka disarankan untuk dibawa pulang keluarganya. Walau pun memang ada peraturannya selama 2 tahun boleh ikut ibunya dalam masa menyusui, karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan maka disarankan dibawa pulang saja.

Kewaspadaan terhadap masuknya narkoba di Lapas?

Di lapas sendiri ada Program Pemerintah lapas rutan di Indonesia harus bebas dari Handphone, Pungli, dan Narkoba. Itu salah satu tantangan yang memang kemarin pernah sekali berusaha memasukkan Narkoba ke Lapas tapi bisa digagalkan lewat pintu utama.

Terkait anggaran untuk Lapas?

Anggaran lembaga pemasyarakatan sendiri sudah ada DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) dari pusat, sudah memenuhi seperti biaya makan, kesehatan, sandang dan lain sebagainya sudah dianggarkan.

Bagaimana keluarga melihat pekerjaan Anda saat ini?

Dengan komitmen bersama keluarga dan mereka memahami dengan pekerjaan saya sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan dengan konsekwensinya siap di tempatkan dimana saja. Dan keluarga mensuport sepenuhnya berkarir menjadi pegawai lembaga pemasyarakatan.(hendera)

Reporter : Hendera
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->