Connect with us

Kanal

Usai Rehab Jembatan Sungai Banar, Warga Sudah Tidak Khawatir Lagi

Diterbitkan

pada

Kondisi jembatan Sungai Banar paska direnovasi. foto: dew

AMUNTAI, Kendati sempat mengalami polemik, akhirnya jembatan Sungai Banar yang merupakan penghubung antar dua desa yakni Desa Kembang Kuning, Kecamantan Amuntai Tengah, dengan Desa Jarang Kuantan, Kecamantan Amuntai Selatan, dapat diselesaikan rehabnya.

Usai direhab, dari pantauan Kanalkalimantan.com, sejumlah warga tampak leluasa menyeberang untuk berbagai keperluan.

Kepala Desa Jarang Kuantan Syahrun mengakui, proses perbaikan jembatan Sungai Banar sempat mengalami polemik, lantaran proposal perbaikan Dinas PUPR Kabupaten HSU harus melalui proses birokrasi yang lumayan panjang.

“Namun karena desakan para warga dan melalui musyawarah dengan DPD dan DPMD Kabupaten HSU akhirnya kami mengambil keputusan untuk memperbaiki jembatan dengan dana desa.” ujarnya kepada KanalKalimantan.com, Jumat (20/12).

Lebih lanjut, Syahrun menyebut hal ini dilakukan karenanya sering kalinya laporan warga yang mengalami kecelakaan mulai dari tabrakan, jatuh dan sebagainya. Faktornya kondisi jembatan yang berbahan kayu Ulin (jenis kayu Besi asal Kalimantan)ini lapuk termakan usia.

 

Padahal menurutnya, jembatan ini merupakan satu-satunya akses, Khususnya bagi warga yang biasanya sholat berjamaah di Masjid Sungai Banar yangmana merupakan salah satu mesjid tertua didirikan di Kalimantan sejak tahun 1804.

Kendati rehab diperuntukkan untuk setengah bagian jembatan saja, yang memakan biaya sekitar Rp 35,3 juta ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi warga masyarakat bagi dua desa. “Untuk separu jembatan dibiayai desa kami, separuh nya lagi dari desa seberang,” tukasnya.

Hal serupa juga diungkapkan, Sekdes Desa Kembang kuning Hanafi yang mengakui rehab berbaikan jembatan lantaran desakan warga. ” Dari pada terlambat, kami inisiatifkan melalui rapat desa supaya jembatan segera diperbaiki, Alhamdulillah juga karena ada Dana Desa di Anggaran perubahan,” ujarnya.

Menurutnya, perbaikan jembatan yang memakan biaya sekitar Rp 36 juta dari separuh jembatan tersebut juga sudah termasuk didalam RPJMDes yang mana salah satu dari infrastruktur desa. Dirinya berharap pemerintah dapat merealisasikan rencana pembangunan jembatan permanen berangka baja untuk menggantikan jembatan lama. Namun masih terkendala pembebasan lahan.

Sementara itu, Kurnain Irman, salah seorang warga mengaku bersyukur pemberian kebijakan pemerintah daerah atas rehab jembatan tersebut. Sehingga proses rehabnya dapat dikerjakan menggunakan Dana Desa.

Padahal menurut Kurnain, rehab jembatan tersebut bukan merupakan tanggungan dana desa, melainkan merupakan tanggung jawab Dinas terkait didaerah. “Namun karena kemarin, mungkin ada kebijakan Bupati sehingga rehab dapat dikerjakan walaupun menggunakan dana desa,” ujarnya. (dew)

Reporter : Dew
Editor : Chell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->