Connect with us

HEADLINE

Tiga Prediksi Benda Misterius di Bawah Langgar Al Hinduan dari Pendekatan Sejarah Kota Banjarmasin

Diterbitkan

pada

Benda misterius berongga dan berlubang diangkat dari bawah langgar Al Hinduan Banjarmasin yang diduga bekas peninggalan zaman kolonial Belanda. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Setelah puluhan tahun menjadi tanda tanya warga Banjarmasin, benda misterius di bawah bangunan langgar Al Hinduan di kawasan wisata Siring Menara Pandang Banjarmasin akhirnya terbongkar.

Bagaimana tidak, semenjak puluhan tahun warga sekitar mengira benda yang tertanam di bawah bangunan tersebut adalah meriam kuno, sebab dulu konon ada warga yang sempat menyaksikan benda disebut mirip moncong meriam tertanam di bawah pelataran langgar Al Hinduan.

Akan tetapi tidak ada yang berani saat itu mengangkat benda misterius dan dibiarkan tertanam di dalam tanah.

Baca juga: Kala Para Pejabat di Banjarmasin Ditantang Bikin Pisang Goreng

Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Mansyur. Foto: rizki

Kemudian setelah tempat ibadah umat muslim itu dirasa sudah mulai lapuk, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin merasa perlu melakukan pemugaran terhadap bangunan yang sudah berumur 108 tahun sejak awal dibangun tahun 1915.

Anggaran yang dikucurkan Pemko Banjarmasin untuk merehab langgar yang menjadi saksi sejarah pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-11 tahun 1936 di Banjarmasin itu senilai Rp1,4 miliar dan ditargetkan rampung Desember 2023.

Proses pembongkaran dilakukan secara hati-hati sebagaimana pesan Wali Kota Banjarmasin dan menyisakan bagian depan langgar. Sebab di bawah pelataran itulah sebelumnya disebut warga terpendam meriam kuno sisa zaman kolonial Belanda.

Baca juga: Ladeni Persik, Barito Putera Tak Ingin Kehilangan Poin di Kandang

Akhirnya pada Jumat (18/8/2023) siang, puluhan pasang mata menyaksikan sebuah benda bulat berongga berukuran besar diangkat oleh alat berat ekskavator, tetapi tidak berbentuk meriam.

Sebelum itu, saat proses penggalian sekitar 1,5 meter pagi hari terlihat benda yang awalnya diduga sebagai moncong meriam hingga penggalian dihentikan sementara.

Tepat setelah shalat Jumat warga sekitar dan para pekerja rehab langgar Al Hinduan berkumpul untuk bersama-sama membacakan doa di tengah jalan dekat galian. Setelah itu proses pengangkatan dilakukan hingga benda bulat berukuran besar itu berhasil diangkat ke permukaan.

“Kita tentu bahagia bisa menemukan benda yang cukup lama, kalau dugaan awal ada meriam dulu itu karena mungkin ada moncong mirip meriam, setelah kita gali ada benda seperti ini,” kata Kabid Kebudayaan Disporaparbud Kota Banjarmasin Zulfaisal, Jumat (18/8/2023) sore.

Memang dikatakan Zulfaisal tim ahli yang dihadirkan pihaknya belum dapat mengidentifikasi besi tua yang memiliki rongga dan beberapa lubang tersebut.

Ia bersama tim ahli cagar budaya Kota Banjarmasin sementara hanya berani memberikan tiga kemungkinan prediksi yaitu bisa jadi sebagai gundukan meriam, bahan dari kapal uap, atau pipa pengairan zaman dulu.

“Kemungkinan sementara 50 persen ini bahan kapal, 25 persen ini bantalan meriam, 25 persen pipa perairan, sementara mengarah ketiga itu, tapi perlu kami pastikan lagi,” kata tim ahli cagar budaya Kota Banjarmasin, Mursalin.

Baca juga: Tim Drum Band HSU Wakili Kalsel ke Pra PON Yogyakarta

Seorang sejarawan yang berada di lokasi juga belum dapat menyimpulkan benda bulat berukuran besar tersebut jenis dan fungsinya untuk apa.

Mansyur pun mencoba melihatnya melalui pendekatan sejarah, ia menyebutkan jika di seberang langgar Al Hinduan dulunya adalah kantor Residen Banjarmasin (sekarang eks kantor Gubernur Kalsel) dan tidak jauh dengan Benteng Tatas (sekarang menjadi Masjid Raya Sabilal Muhtadin).

“Di Sungai Mesa (lokasi langgar Al Hinduan) ini dulunya ada dua bangunan, Balai Kaca dan Istana Sultan Adam (Istana Sultan), alasannya berada di sini agar aktivitas sultan mudah diawasi kolonial waktu itu,” ujar Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

Untuk kemungkinan pertama benda tersebut adalah gundukan meriam saat masa penjajahan, Mansyur menghubungkannya dengan pendekatan sejarah jika lokasi langgar Al Hinduan sekarang dulunya berada tidak jauh dari Benteng Tatas dan kantor Residen Banjarmasin.

Baca juga: Poktan Nelayan Desa Tumbang Muroi Terima Bantuan 12 Unit Klotok dan Alat Tangkap Ikan

“Kalau berhubungan dengan meriam itu bisa jadi ada, karena lokasinya berdekatan dengan Benteng Tatas,” kata Mansyur yang melihat benda misterius temuan itu dari pendekatan kacamata sejarah.

Nah, kemudian untuk kemungkinan kedua disebut sebagai bekas pipa pengairan, Mansyur menyebut Banjarmasin juga punya catatan sejarah adanya program Water Ledeng di jalan Ulin sekitar tahun 1930-an.

“Ada kemungkinan sambungan dari program Water Ledeng di jalan Ulin (sekarang jalan Ahmad Yani), seperti PDAM sekarang, walaupun bukan besar-besaran dan belum diresmikan saat itu,” katanya.

Sedangkan untuk kemungkinan yang terakhir disebut sebagai bahan kapal, untuk ini Mansyur tidak menemukan catatan sejarah yang mendekati kemungkinan tersebut.

Sebab menurutnya, di wilayah Sungai Mesa (lokasi Langgar Al Hinduan) saat masa penjajahan kolonial Belanda dan Jepang tidak terdapat galangan kapal atau dok kapal yang terdekat.

“Karena di sini tidak ada dok kapal Belanda yang dekat dengan Tatas, dok kapal itu hanya ada di wilayah Kuin dan Sungai Jingah,” katanya.

“Jadi masih sumir anggapan bahwa itu bagian dari kapal uap,” pungkas Mansyur.(Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter : rizki
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->