Connect with us

HEADLINE

Serpihan Kisah Penerima Manfaat Si Raja KPR

Diterbitkan

pada

Anak-anak sedang bermain di Perumahan Sulung Golf Residence, di Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru. Foto:rendytisna.

Bagi pekerja informal yang tergolong Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), memiliki rumah layak huni di Kalimantan Selatan bagai mimpi yang menguap selepas tidur. Tapi, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN “Si Rajanya Kredit Perumahan Rakyat (KPR)” yang sudah berumur 74 tahun menjadi jembatan merealisasikan asa itu. Terpenting bagi mereka adalah konsistensi dalam bekerja keras, serta ketekunan berusaha. Dengan tekad kuat, setiap mimpi bisa mewujud sebagai kenyataan!

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kisah inspiratif ini datang dari seorang pedagang pentol keliling di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Waktu menunjukkan pukul 22.14 Wita, Selasa (13/2/2024) saat itu. Hilir mudik kendaraan melintas di pertigaan Jalan Golf, Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, seolah menemani M Ma’ruf (31) yang dibantu istrinya, melayani pembeli pentol untuk mengganjal perut lapar.

Hampir setiap hari, sejak selepas Ashar hingga sekitar pukul 23.00 Wita, mereka berada di tempat itu memenuhi target keuntungan harian. Apabila pendapatannya dirasa tercukupi, mereka segera pulang lebih awal agar dapat beristirahat di rumah, tanpa perlu berdagang hingga larut malam. Apalagi, dia turut membawa buah hatinya yang masih berumur empat tahun menemaninya berjualan.

“Tempat mangkal kami di sini, dulu waktu bujangan saya ke sana-ke mari. Sekarang dibantu istri juga kadang ada anak, ya di sini aja,” katanya.

Cak Bas -demikian M Ma’ruf disapa- karena suaranya yang ngebass, tinggal tidak jauh dari lokasinya berjualan. Rumah dibeli kurang lebih satu tahun lalu melalui skema kredit dari perbankan.

Hampir setengah jam berbincang, keluarga kecil itu terlalu sibuk, dagangannya laris manis. Di sela pertemuan, Cak Bas mengajak saya berkunjung ke rumahnya pada keesokan hari, kebetulan juga ia libur lantaran bertepatan saat pencoblosan Pemilu.

Rabu siang, 14 Februari 2024, Cak Bas menepati janji. Dia memberi peta lokasi melalui pesan WhatsApp, saya bergegas mengenakan motor melewati jalan di belakang Bandara Internasional Syamsudin Noor, hingga akhirnya sampai di Perumahan Sulung Golf Residence.

Posisi perumahan di tempat ini sangat strategis, dekat pasar tradisional dan jalan raya, jika dihitung jarak di google maps, kurang lebih hanya 2 km dari tempat tadi malam kami bertemu di sebelah selatan.

Sederet rumah di kompleks ini rata-rata bercat putih dan hijau tua pada bagian depan, di posisi samping dan belakang berkelir cat abu-abu. Memiliki desain yang hampir sama, yang berbeda dari puluhan bangunan kokoh ini hanyalah pada posisi pintu, ada yang di bagian samping, ada juga yang di bagian tengah.

Rumah Cak Bas letaknya paling ujung, persis di pertigaan blok tujuh sebelah kiri, type 36. Garasi rumahnya sangatlah luas, terparkir gerobak pentol yang dibawanya tadi malam.

“Bisalah buat parkir mobil Cak Bas nanti di sini,” kata saya.

“Insyaallah, Mas..tahun depan,” ujar Cak Bas menimpali sembari tersenyum terselip doa.

Di pelataran, sambil menatap ke arah rumahnya, pria berperawakan gempal ini menerawang ke masa lalu. Kisah perjalanannya hingga akhirnya berhasil mewujudkan mimpi memiliki rumah idaman.

Cak Bas lahir di Jawa Timur, kemudian merantau ke Kalimantan Selatan pada 2014. Semasa bujangan menetap di Kota Banjarbaru dan tinggal di rumah kakaknya sambil mulai merintis usaha jualan pentol keliling.

Hasil kerja keras berjualan tiap hari dikumpulkan, hingga akhirnya menikah di 2018 dan dikaruniai anak di tahun yang sama. Sejak hidup berumah tangga, mereka tidak lagi tinggal di rumah kakaknya, melainkan menyewa rumah yang dibayar Rp500 ribu per bulan.

“Saya ngontrak dulu dekat dari sini,” kata Cak Bas. Tangan kanannya mengayun, menunjuk ke sebelah utara.

Perumahan Sulung Golf Residence adalah tempat yang dulu sering dilewati saat mereka pergi ke kontrakan atau tempat mereka biasa berjualan. Saat melihat beberapa contoh rumah yang sudah ditempati, mereka tertarik dan menyadari jika terus menyewa rumah tentu tidak akan menguntungkan.

Setelah berunding, akhirnya pasangan milenial ini memutuskan untuk mengunjungi kantor pemasaran perumahan tersebut, menanyakan persyaratan, dan mengkalkulasi harga dengan pendapatan mereka yang sekitar Rp200.000 per hari.

Setelah mempertimbangkan kebutuhan lain, mereka yakin mampu mengurus kredit perumahan bersubsidi.

“Sama-sama bayar kok. Kami pikir waktu itu nambah dikit, mending bayar untuk rumah sendiri saja,” ujarnya.

M Ma’ruf alias Cak Bas, berdiri di halaman depan rumahnya sambil memegang buku tabungan Bank BTN. Foto:Rendytisna.

Satu bulan setelah mendaftar, pihak perbankan menelpon, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Kantor Cabang (KC) Banjarbaru membawa kabar bahwa pengajuan diproses. Singkatnya, dia diajak ke lokasi perumahan yang diinginkan, kemudian memilih rumah kredit yang baru saja dibangun.

“Berapa kali ke kantor BTN mengurusnya?”

“Saya lupa Mas, dua kali apa ya,” katanya sambil mengingat-ingat.

“Pokoknya cepat. Yang saya ingat waktu akadnya saja,” jawabnya.

Setelah hampir lima tahun menikah dan tinggal di rumah sewa, akhirnya pada 2023, mimpi Cak Bas memiliki rumah sendiri yang layak huni dan terjangkau terwujud. Dengan uang muka kurang dari Rp2 juta, hingga sekarang ia rutin membayar cicilan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bersubsidi sebesar Rp1.815.000 setiap bulan, dalam kurun waktu atau tenor 10 tahun.

“Sekarang saya sudah lega mas, Alhamdulillah punya rumah sendiri,” ucapnya bangga.

Si Barber

Sebuah kisah lain, dari Muhammad Idris (23). Jumat 16 Februari 2024 di Kota Banjarmasin, satu jam perjalanan dari Kota Banjarbaru, Idris sibuk mengurus rambut para pelanggan barbershop tempatnya bekerja. Si kapster -sebutan untuk profesinya, dengan ramah berbincang, hingga akhirnya diketahui bahwa dia juga memiliki rumah bersubsidi yang disalurkan melalui BTN.

Idris telah menjadi kapster sejak 2019. Skillnya dipoles oleh para kerabat, terkadang sang pemilik barber shop memberinya kelas khusus. Dia dikenal sebagai salah satu kapster terbaik regional Kalimantan, lantaran pernah berada di posisi kedua saat kompetisi menata rambut pada ajang Borneo Barber Connect 2022.

Di e-KTP generasi Z ini lahir dan berdomisili sebagai warga Barito Kuala, kabupaten tetangga yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja.

“Naik motor 15 menit sampailah ke rumah,” prediksinya.

KPR bersubsidi di Komplek Griya Permata, Perumahan Bakti Lestari, jalur sebelas Kecamatan Alalak, Barito Kuala, Kalimantan Selatan itu dibeli pada 2021 saat dia masih berstatus bujangan. Waktu itu orang tuanya yang berprofesi sebagai pedagang buah segar, juga memiliki KPR bersubsidi dari BTN di komplek yang sama.

Suasana di perumahan bersubsidi yang disalurkan oleh BTN di Komplek Griya Permata, Perumahan Bakti Lestari, jalur sebelas Kecamatan Alalak, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Foto:rendytisna

Singkatnya, ibunya menyarankan agar memiliki aset sendiri. Lelaki berperawakan agak kurus itu mengiyakan lalu mendatangi kantor pemasaran perumahan dan memilih satu dari delapan rumah yang baru saja di bangun di komplek tersebut.

“Kemarin persyaratannya mudah, di BTN hanya dianjurkan menabung Rp2 juta itu saja. Ke bank juga cuman satu kali mengisi formulir lalu tanda tangan akadnya,” Idris memberitahu.

Hasil pendapatannya setiap bulan yang digaji sekitar Rp4 juta termasuk bonus, disisihkan untuk membayar rumah yang dicicil selama 20 tahun.

Di tahun pertama pembayaran rumah setiap bulannya sebesar Rp1,2 juta, dari nilai itu sebesar Rp100 ribu disimpan kedalam “BTN Siap”. “BTN Siap” merupakan produk simpanan tabungan berjangka yang dikeluarkan oleh persero yang bertujuan untuk membantu nasabah dalam merencanakan keuangan untuk mencapai segala keinginan dan impian di masa depan.

Muhammad Idris berpose memperlihatkan BTN Mobile Banking di depan Barbershop tempatnya bekerja. Foto:rendytisna.

Hingga saat ini, ia rutin selalu membayar cicilan rumah melalui BTN Mobile Banking sebesar Rp1,1 juta, sebelum tanggal tujuh di setiap bulannya.

“Dulu bayar Rp1,2 per bulan, ada seratus ribu dia ditabung selama setahun, tabungan itu saya bayar lagi untuk rumah. Sekarang di tahun kedua bayarnya Rp1,1 juta saja, tetap tidak pernah ada kenaikan,” ujar pekerja swasta ini.

Hingga akhirnya sekitar dua tahun memiliki rumah, Idris menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan. Istrinya yang juga seorang generasi Z, memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Meskipun menjalani kehidupan yang sederhana, keluarga itu mengaku merasa hidup bahagia dan damai dalam sebuah kebersamaan, terlebih para warga di lingkungan perumahan itu saling memiliki jiwa solidaritas yang baik.

“Alhamdulillah selama tinggal beberapa tahun di sini, warganya juga ramah, kami saling menjaga lingkungan jika ada yang mencurigakan. Hari-hari tertentu, seperti malam tahun baru tadi, kami malah berkumpul dan saling berbagi makanan, ramai sekali tetangga di halaman rumah ini masak bakar-bakaran,” ujarnya.

Pertumbuhan Sektor Konstruksi Meningkat

Mengamati perputaran ekonomi di Kalimantan Selatan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalsel, Wahyu Pratomo mencatat angka pertumbuhan hingga 4,84 persen hingga akhir 2023. Angka itu sebenarnya tidak terlalu baik lantaran diyakini adanya pengaruh tekanan global.

Pelemahan pertumbuhan ekonomi terjadi di berbagai sektor seperti pertambangan, namun disisi lain ia bersyukur ada sektor seperti pertanian dan konstruksi yang malah mengalami lonjakan signifikan terutama pada pembangunan perumahan bersubsidi.

“Ini yang menarik, di berbagai tempat sektor konstruksi agak terlambat, tetapi di Kalimantan Selatan malah menguat karena banyaknya kepemilikan perumahan bersubsidi,” paparnya kepada Kanalkalimantan.com.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalsel, Wahyu Pratomo. Foto:rendytisna.

Sektor konstruksi, khususnya dalam pembangunan perumahan bersubsidi, menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi daerah karena tidak hanya memberikan akses perumahan yang terjangkau bagi masyarakat, tetapi juga membuka peluang investasi, mendorong pertumbuhan sektor terkait, dan menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang bagi wilayah tersebut.

Dia menyadari tantangan dalam mengatasi kebutuhan perumahan yang kian tinggi di Kalimantan Selatan. Namun demikian pemerintah kini gencar melakukan berbagai upaya untuk mengurangi backlog perumahan, termasuk melalui program perumahan murah bersubsidi yang disalurkan melalui lembaga perbankan.

Wahyu menyebut hingga sampai saat ini, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN masih merajai dalam penyediaan perumahan di Kalimantan Selatan.

“Saya barusan bertemu dengan kepala BTN dan BTN Syariah, nilainya mereka masih yang tertinggi, itu usaha yang menarik dari segi demand dan supply-nya,” aku Wahyu.

Perumahan Sulung Golf Residence, di Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru. Foto:rendytisna.

Benar, terdapat kontraktor-kontraktor dari luar Kalimantan Selatan yang tertarik untuk berinvestasi di daerah tersebut karena prospeknya yang masih positif. Meskipun demikian, ia memprediksi kapasitas mereka masih belum mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan perumahan yang ada.

“Hal ini terlihat dari fakta bahwa satu bank hanya mampu menangani sekitar 3.000 unit rumah, sedangkan kebutuhan perumahan masih jauh lebih besar dari itu,” ujarnya.

Wahyu berharap BTN terus mempertahankan perannya untuk mendukung perumahan bersubsidi di Kalimantan Selatan. Dengan dukungan yang kuat dari bank ini, upaya untuk mengatasi backlog perumahan dapat menjadi solusi, sehingga kebutuhan masyarakat akan perumahan yang terjangkau dapat terpenuhi dengan lebih baik di masa depan.

Terpisah, Branch Manager BTN Banjarbaru, Icuk Tri Kurniawan, mengamini geliat pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel. Dia berujar KPR masih menjadi motor penggerak utama kinerja bisnis bagi BTN.

Pertumbuhan tempat hunian baru khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah alias MBR di Kalimantan Selatan juga diprediksi kian meroket dalam beberapa tahun ke depan, terlebih sejak adanya isu pemindahan ibu kota baru dari Jakarta ke Kalimantan Timur, juga perubahan ibu kota Kalimantan Selatan yang sebelumnya ada di Kota Banjarmasin, bergeser ke Kota Banjarbaru.

“Tentu ada peningkatan permintaan perumahan terbanyak yang bersubsidi, baik sejak isu itu mencuat hingga akhirnya terjadi,” katanya.

Wahyu mengarahkan, jika menggali data terbuka di situs resmi Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) yang dibentuk pemerintah untuk membantu mengelola tabungan perumahan rakyat yang dikelola oleh perbankan. Terlihat realisasi penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Kalimantan Selatan hingga akhir Desember 2023 di 13 Kabupaten Kota nilainya fantastis menyentuh angka Rp1.151.326.149.820 atau 9.613 unit, naik 8,9 persen dari tahun sebelumnya.

Paparnya, penerima FLPP terbanyak ada di kawasan metropolitan Banjar Bakula, wilayah yang meliputi Kota Banjarbaru sebanyak 1.739 unit dan daerah penyangganya Kota Banjarmasin 1.532 unit, Kabupaten Banjar 2.983 unit, Kabupaten Barito Kuala 627 unit dan Kabupaten Tanah Laut 397 unit.

Terang Icuk, berdasarkan data itu, BTN masih menjadi penyalur yang berkontribusi paling tinggi, persentasenya hingga mencapai angka 37,04 persen, di posisi kedua ada BTN Syariah 20,99 persen. Jika keduanya digabung, maka pangsa pasar BTN di penyaluran dana FLPP mencapai 58,03 persen. Persentase itu tentu benar lebih tinggi, jika dibandingkan dengan tujuh perbankan lainnya yang ada di Kalimantan Selatan.

“Bank BTN masih menjadi penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tertinggi di Kalsel,” ucapnya bangga.

Kantor Cabang BTN Banjarbaru hingga saat ini membawahi 8 dari 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan -Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tengah, Utara, Balangan dan Kabupaten Tabalong- lanjut Icuk, pemohon KPR bersubsidi hingga saat ini masih didominasi oleh generasi Z dan milenial.

Mereka rata-rata berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 69,10 persen dan  berusia 19 hingga 25 tahun sebanyak 39,21 persen, kelompok usia 26 hingga 30 tahun 30,37 persen, usia 31 hingga 35 tahun 14,77 persen, usia 36 hingga 40 tahun 8,05 persen dan diatas usia 40 tahun mencapai 7,60 persen.

“Mereka ini kebanyakan pekerja swasta dan wiraswasta dengan persentase lebih dari 90 persen,” katanya.

Branch Manager BTN Banjarbaru, Icuk Tri Kurniawan (tengah). Kiri dan kanan reporter Kanalkalimantan.com. Foto:rendytisna.

Masih lanjut Icuk, BTN memang memiliki solusi bagi mereka yang menginginkan hunian idaman dengan bunga dan angsuran lebih rendah, sehingga banyak dilirik banyak orang dan menjadi ‘Rajanya’ KPR di Kalimantan Selatan. Melalui kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, BTN menawarkan keunggulan seperti uang muka ringan mulai dari 1 persen dari harga properti, suku bunga tetap 5 persen, dan jangka waktu hingga 20 tahun.

Selain itu, subsidi bantuan uang muka mencapai Rp4 juta untuk rumah tapak, tanpa premi asuransi dan PPN, serta jaringan kerjasama yang luas dengan pengembang di seluruh Indonesia.

“Hingga sekarang kita bekerjasama dengan sekitar 259 pengembang.”

Terdapat syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan KPR BTN Subsidi, pemohon perlu menyiapkan dokumen seperti formulir pengajuan kredit, fotokopi e-KTP, surat nikah atau surat cerai, serta dokumen penghasilan terkait status pekerjaan. Proses pengajuan dimulai dengan mencari lokasi rumah, menyiapkan dokumen, dan proses pencairan akan dimulai setelah berkas disetujui.

“Syaratnya mudah, jika bingung datang saja ke kantor BTN, ada petugas yang tentu siap membantu.” pungkasnya.

Sumber: https://www.btn.co.id/Conventional/Product-Links/Produk-BTN/Kredit-Konsumer/Pinjaman-Bangunan/KPR-BTN-Subsidi

Baik M Ma’ruf, sebagai milenial yang menjalankan usaha sebagai pedagang pentol keliling di Kota Banjarbaru, maupun Muhammad Idris, generasi Z yang berprofesi sebagai kapster di Kota Banjarmasin sama-sama pekerja informal memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki rumah yang nyaman dan layak huni berkat BTN.

BTN dikenal sebagai raja dalam pelayanan kredit perumahan rakyat, menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia. Jadi, ketika berpikir tentang KPR, jangan lupa ingat BTN. (Kanalkalimantan.com/rendy_tisna)

Reporter: rendy_tisna

Editor: Bie&cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->