Connect with us

Kota Banjarbaru

Sepanjang Februari-Oktober Terjadi 322 Kasus Karhutla di Banjarbaru

Diterbitkan

pada

BPBD Banjarbaru menggelar simulasi keterampilan aparat/relawan penanggulangan bencana tahun 2019, di lapangan parkir GOR Rudy Resnawan. foto: rico

BANJARBARU, Meski musim kemarau tahun 2019 ini belum berakhir, bencana kabut asap dan peristiwa Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di kota Banjarbaru sudah mulai berkurang. Pemerintah terus berbenah dan mewaspadai bencana alam lainnya.

BPBD Banjarbaru menggelar simulasi keterampilan aparat/relawan penanggulangan bencana tahun 2019, di lapangan parkir GOR Rudy Resnawan, jalan Trikora Banjarbaru, Kamis (17/10).

Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya Setiawan sebagai pembina apel mengatakan, menurut data dari BPBD Kota Banjarbaru, tercatat 322 kejadian kebakaran hutan dan lahan di kota Banjarbaru sejak Februari sampai dengan pertengahan Oktober ini.

Titik kebakaran tersebar hampir seluruh kecamatan di kota Banjarbaru, dengan lahan terluas terdapat di Kecamatan Cempaka yaitu kurang lebih seluas 211,521 hektare. Di Kecamatan Landasan Ulin seluas 204,159 hektare, Kecamatan Liang Anggang seluas 107,31 hektare, Kecamatan Banjarbaru Selatan seluas 31,263 hektare, dan Kecamatan Banjarbaru Utara seluas 20,080 hektare.

“Melalui kegiatan sosialisasi hari ini, diharapkan akan dapat meningkatkan kapasitas kita dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana dengan mengedepankan pelayan publik yang lebih memproritaskan masyarakat,” katanya.

Meskipun sudah mulai turun hujan, ungkap Wakil Walikota, diharapkan seluruh petugas tetap waspada terutama dalam mengawasi daerah-daerah rawan kebakaran lahan dan hutan di wilayah Banjarbaru. Khususnya, di daerah Cempaka, Lingkar Utara, Landasan Ulin, serta Liang Anggang.

Menurut Darmawan, masuknya musim penghujan juga harus diwaspadai bersama-sama, karena seiring dengan meningkatnya curah hujan maka jumlah bencana yang terjadi juga diperkirakan akan meningkat pula, khususnya pada daerah-daerah rawan banjir, longsor dan puting beliung.

“Yang harus kita sadari adalah cuaca ekstrem yang bersifat lokal. Mengingat saat ini daerah aliran sungai sudah semakin kritis, kawasan resapan air telah berkurang, tingginya degradasi lingkungan dan semakin banyak permukiman yang berkembang tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan, sehingga dapat menyebabkan banjir,” katanya.

Melalui kegiatan sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di masyarakat, pemerintah kota berharap dapat terwujudnya kesamaan pandang, gerak dan langkah guna meningkatkan kesiapsiagaan untuk ikut berperan aktif melaksanakan fungsi rescue (penyelamatan) dalam rangka antisipasi berbagai bentuk bencana yang mungkin saja terjadi di Kota Banjarbaru.

Wakil Walikota berkesempatan melihat langsung pemasangan Alat Pemadaman Api Manual (APAM) serta mencoba menggunakannya. Wakil Walikota mengakui, alat pemadaman api manual terbilang cukup simple dan sangat mudah digunakan, karena hanya memerlukan satu sepeda motonr yang bisa distandar dua ditambah tiga orang untuk mengendalikan alat ini.

“Tentunya alat ini akan kita kaji dan dikembangkanBPBD Kota Banjarbaru. Semoga dengan adanya alat ini lebih memudahkan masyarakat dalam memadamkan api,” pungkas Jaya. (rico)

Reporter : rico
Editor : bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->