Connect with us

Lifestyle

Seni Lukis Henna di Banjarbaru Bermunculan di Tengah Lesunya Bisnis Vendor Pernikahan

Diterbitkan

pada

Koleksi Henna dari Aqmarine Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Jasa lukis Henna bagi pengantin semakin banyak bermunculan di Banjarbaru. Rupanya, keterampilan ini menjadi ladang bisnis menjanjikan di tengah lesunya ekonomi. Walaupun penghasilannya tak secerah sebelum Corona datang.

Aqmarina Septiara Estinda, adalah salah satu pemain lama dalam jasa lukis Henna di Banjarbaru. Kepada Kanalkalimantan.com, Aqma—demikian ia biasa disapa, mengatakan sudah menekuni seni lukis Henna sejak 2017 lalu.

“Awalnya hanya diminta untuk melukis di tangan untuk acara pernikahan. Dan sejak saat itu terus dijalani karena selain menyalurkan hobi, juga menjadi penghasilan tambahan,” kata pemilik usaha Aqmarine_Henna ini.

Walau demikian, di tengah banyaknya jasa lukis Henna saat ini, Aqma mengatakan harus lebih gencar dan kreatif untuk mendapatkan pelanggan.

“Memasarkannya mulai dari teman ke teman, promosi melalui media sosial, dan bekerja sama dengan vendor lainnya. Alhamdulillah mulai banyak yang tertarik dengan jasa Henna yang saya lakukan,” ungkapnya.

Selain itu, seorang seniman Henna juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menampilkan karya-karya yang unik dan menarik. Persaingan bisnis ini, sebagai tolok ukur dilihat dari sesi menarik desain dan kerapian hasil. Maklum saja, semakin hasil memuaskan maka semakin banyak peminat.

Dibalik itu, jasa Henna mengalami dampak dari banyaknya peminat dan calon pengantin saat berlangsungnya pandemi. Kliennya berkurang drastis, bahkan hampir sekitar 50 persen.

“Pada saat pandemi, sekitar bulan Maret sampai pada Juni 2020 tidak hanya jasa henna yang mengalami dampak lesunya pesanan. Seluruh wedding vendor seperti makeup, fotografer, catering, dekorasi, dan lainnya juga mengalami hal sama,” jelas Aqma.

 

“Mulai dari pembatalan acara dari pihak klien, pembatalan kontrak dari pihak vendor lain, dan sebagainya. Selama itu tidak ada pemasukan sampai mengalami kerugian. Dari hal ini dituntut untuk melakukan survive dengan menjalani usaha lain untuk menutup kerugian,” tambahnya.

Saat ini, Aqma sudah bisa tersenyum lagi. Karena di akhir tahun 2020, mulai adanya izin dari pemerintah untuk pengadaan acara pernikahan, namun harus sesuai protokol kesehatan. “Di sini job-job sudah mulai berdatangan, namun karena kebanyakan acara akad dan resepsi digabung menjadi sehari. Menyebabkan pemesanan henna tidak seramai sebelum terjadinya pandemi. Dan di 2021 mulai menurun 20 persen kerugiannya sudah mulai tahap normal,” jelasnya.

Mulanya seni lukis henna hanya dikenal dalam budaya Arab, India, dan Melayu sebagai bagian dari upacara adat, terutama pernikahan. Namun kini henna kian populer dan universal. Seiring perkembangan zaman konsumen henna makin luas, tak terbatas pada suku dan adat tertentu. Tengok saja, hampir di setiap pernikahan minimal tangan sang mempelai wanita terbalut ukiran lukisan henna yang meliuk-liuk. (Kanalkalimantan.com/dewi)

 

Reporter : Dewi
Editor : Cell

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->