Connect with us

Kalimantan Timur

Sehari Kubur 12 Jenazah, Begini Kisah Petugas Pemakaman Covid-19 di Balikpapan

Diterbitkan

pada

Petugas pemakaman Covid-19 di Balikpapan bertugas selama 24 jam. Karena setiap saat ada jenazah yang akan dimakamkan. Foto: SuaraKaltim.id/Tuntun Siallagan

KANALKALIMANTAN.COM, BALIKPAPAN – Beberapa hari terakhir, angka pasien yang terpapar Covid-19 kembali melonjak di Balikpapan. Bahkan, beberapa pasien di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Minyak, harus mengantri di ruang IGD. Lantaran ruang isolasi dan ICU penuh dengan pasien.

Tak sampai di situ saja. Selain angka pasien yang naik, angka kematian juga bertambah. Lebih tinggi dibandingkan kenaikan angka Covid-19 pada akhir Januari dan Februari 2021 lalu.

Karena angka kematian tinggi, pria kelahiran tahun 1982 ini pun mengaku kalau waktu istirahat mereka tidak menentu. Kebetulan kalau jenazah pasien Covid-19 tidak boleh lama dan harus segera dikebumikan.

Baca juga: Bupati Barsel: Tak Hanya Pelajar, Masyarakat Juga Harus Manfaatkan Akses ke Perpustakaan

 

“Harus siaga selam 24 jam. Jadi kami semua yang urusin mulai dari rumah sakit sampai pemakaman selesai. Kalau yang menggali kuburan sudah ada dari Disperkim. Tapi kami harus selalu koordinasi,” katanya.

Fajar sendiri mengaku, saat ini dia bekerja dengan ikhlas. Sudah setahun lebih dia bersama dengan temannya melakukan pekerjaan ini tulus.

Selain rasa khawatir, pria yang mengenakan rompi warna coklat ini juga mengaku kerap menghadapi kendala di lapangan.

Salah satunya adalah ketika berhadap dengan keluarga almarhum yang tidak mau dikebumikan secara protokol Covid-19. Mereka harus berupaya menjelaskan kepada mereka agar keluarga yang berduka menerimanya.

Begitu juga ketika memberi pengarahan kepada keluarga yang meninggal saat hendak dilakukan pemakaman. Mereka terlebih dahulu menjelaskan protokol yang harus dipatuhi agar terhindar dari virus.

“Kalau takut pasti apa lagi di awal-awal. Tapi alhamdulillah berjalan lancar karena protokol selalu kami kedepankan. Sampai sejauh ini, meski banyak kendala di lapangan, tim kami belum pernah terpapar,” ungkapnya.

Baca juga: INNALILLAHI. 541 Ulama Nahdlatul Ulama Meninggal Sejak Pandemi Maret 2020- Juni 2021

Petugas pemakaman Covid-19 di Balikpapan bekerja meski turun hujan. Karena setiap saat ada jenazah yang akan dimakamkan. Foto: SuaraKaltim.id /Tuntun Siallagan

Satu Tahun Tidak Pulang ke Rumah

Rintangan yang lain juga, banyak yang dihadapi tim pemakaman. Fajar sendiri mengaku, dia sudah satu tahun tidak pulang ke rumah. Bersama dengan teman, mereka memilih tinggal di penginapan yang sudah disediakan pemerintah.

“Kalau sekarang yang tidak boleh bertemu dengan keluarga karena angka kematian naik. Sudah sebulan saya tidak pulang. Beberapa waktu yang lalu, saat beberapa hari tidak ada yang meninggal, baru saya bertemu dengan keluarga,” ujar ayah enam orang anak ini.

Sementara saat disinggung soal pengalaman yang paling berkesan saat melakukan pemakaman terhadap jenazah Covid-19, Fajar mengaku cukup banyak. Bahkan tak jarang kerap meneteskan air mata.

“Banyak, Mas. Dulu pernah ada ibu-ibu meninggal, anaknya masih kecil. Nangis-nangis. Lalau saya kasi anaknya memegang tanah supaya ditabur duluan. Saat itu saya juga menangis,” pungkasnya. (Suara.com/tuntun siallagan)

Editor : kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->