Connect with us

Lifestyle

Sedotan Bambu Ala Capung Café Demi Lingkungan yang Lebih Baik

Diterbitkan

pada

Capung Café dengan sajian kopi menarik pelanggan millenial. Foto : Mario

BANJARMASIN, Jika anda datang ke sebuah cafe yang berada di Jalan S Parman No 17 Banjarmasin, lalu memesan segelas minuman yang ada di salah satu menu, jangan kaget jika nantinya anda akan disuguhkan minuman dengan sebuah sedotan yang tampak tidak umum. Tidak seperti sedotan berbahan plastik yang sering ditemukan di cafe-cafe biasanya, melainkan sedotan yang berbahan dasar dari bambu.

Capung Café bermula dari sebuah usaha keluarga yang berdiri sejak November 2008, dimana pada waktu itu sasaran pasarnya adalah orang-orang tua dan keluarga dengan sajian menu-menu makanan berat.

Kini, Capung Café lahir kembali dengan tema yang lebih fresh medio Juli 2018 dengan sasaran pelanggan milenial. Capung Café menyuguhkan tema baru yang berfokus pada ragam kopi dan cake yang berkolaborasi dengan Cerita Kue.

Melihat kondisi lingkungan yang semakin tak nyaman, Nadia Tiurma, pemilik sekaligus pengelola Capung Café ikut menjalankan gerakan yang sudah mulai digerakan di banyak negara untuk mengurangi penggunan sedotan berbahan plastik diganti sedotan berbahan bambu.

Yup, memang sedotan berbahan plastik perlu banyak waktu untuk bisa didaur ulang, sedangkan penggunaan sedotan plastik setiap harinya semakin banyak. Selain itu, Nadia juga berusaha mengelola limbah dari café miliknya agar tak merugikan lingkungan.

Setelah dipakai, sedotan bambu tersebut bisa dibersihkan lalu digunakan lagi. Pelanggan Capung Café  bisa membawa pulang sedotan bambu tersebut dengan dikenakan biaya tambahan.

Sekadar diketahui, bangunan dari Capung Café sendiri berasal dari rumah milik opung  Nadia yang didesain sedemikian rupa tanpa merubah bentuk aslinya menjadi tempat bisnis kuliner.

“Kenapa namanya tempatnya ‘Capung’? Karena faktanya capung itu merupakan binatang yang sudah ada sejak purba kala dan eksis sampai sekarang. Jadi kita juga mengharapkan usaha ini untuk bisa eksis hingga sekarang,” jelas Nadia ketika ditanya mengenai arti nama café miliknya.

Capung Café sendiri bermula dari hobi Nadia pada dunia kuliner dan impian masa kecil untuk memiliki usaha kuliner. Ia juga merupakan mahasiswi yang mengambil pendidikan bidang kuliner di salah satu Perguruan Tinggi Pariwisata di Bandung.

Nadia menjelaskan alasan lain kenapa memilih industri kuliner. “Industri makanan itu gak pernah berhenti. Trennya juga selalu ganti-ganti. Usaha kuliner itu tidak membosakan, sama seperti industri fashion, setiap tahun berganti-ganti. Lebih dinamis,” bebernya.

Dalam menghadapi saingan industri yang sama di Banjarmasin, Nadia menjunjung tinggi kualitas makanan dan minuman yang mereka buat. Ditambah lagi lokasi Capung Café yang strategis, menjadi nilai tambah. Dengan beberapa bahan dasar yang ia buat sendiri untuk menu-menunya, membuat Nadia semakin percaya diri dengan kualitas sajian mereka.

Capung Café juga menyediakan meeting room dengan teman vintage yang bisa dipesan. Ada pula tempat santai outdoor dan indoor yang mengusung tema musik. “Ini didedikasikan untuk mama, karena beliau senang dengan musik,” ujar Nadia.

Dengan jumlah karyawan yang kini sudah mencapai 10 orang, Capung Café sudah banyak dikunjungi orang. “Tujuan awalnya tempat ini lebih mengincar orang-orang yang perlu tempat meeting santai di luar kantor, tapi ternyata banyak juga mahasiswa yang tertarik ke sini. Apalagi week end. Pasti ramai. Kalau untuk week days, biasanya ramai ketika siang hari,” akunya.

Nadia sendiri meracik sendiri menu-menu baru dengan bahan dasar kopi. Tujuannya untuk mencoba mengenalkan cita rasa kopi kepada orang-orang yang masih belum tertarik dengan kopi. Untuk sekarang ini, selain ikut mengurangi sampah plastik, melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PD PAL agar limbah dari Capung Café dikelola oleh pihak profesional, Nadia berfokus dulu untuk menjaga konsistensi rasa dan pelayanan.

“Kita harus suka dengan apa yang kita kerjakan, konsisten dengan kualitas, dan selalu bersungguh-sungguh,” jawab Nadia ketika ditanyai bagaimana kiat-kiat jika ada yang tertarik untuk memulai bisnis sepertinya.

Capung Café buka dari jam 9 pagi sampai jam 11 malam pada hari biasa dan jam 9 pagi sampai jam 12 malam pada akhir pekan.(mario)

Reporter : Mario
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->