Connect with us

HEADLINE

Ruam Kulit: Gejala Munculnya Covid-19?

Diterbitkan

pada

Ruam kulit yang dialami oleh salah satu warga Inggris, 6 hari sebelum mengalami sesak nafas dan dinyatakan positif Covid-19. Foto: Deano for Kanal

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Seiring dengan demam, batuk kering dan sesak napas, Covid-19 telah dikaitkan dengan berbagai gejala, tetapi manifestasi penyakit kulit belum banyak dibahas. Sekarang, laporan awal dari Italia dan Thailand menunjukkan bahwa ruam kulit mungkin merupakan gejala lain dari Covid-19.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic Amerika, sebuah laporan menyatakan, dokter harus tahu bahwa, walaupun tampaknya beberapa pasien memang mengalami gejala kulit, namun hal ini belum bisa dikaitkan dengan pasien Covid-19 atau terkait dengan penyakit lain.

“Saya tidak yakin itu dikenal luas di luar komunitas dermatologi, dan kami baru mulai melihat laporan bahkan dalam literatur dermatologi,” kata Sarah Young MD, seorang ahli dermatologi medis di Klinik Cleveland.

Sebuah pesan WhatsApp yang diterima oleh redaksi Kanalkalimantan.com dari seorang warga negara Inggris menunjukkan sebuah foto dengan ruam kulit dari adik warga negara Inggris tersebut, muncul 6 hari sebelum dinyatakan positif Covid-19.

Masih dikutip dari laman Cleveland Clinic Amerrika, sebuah laporan awal dari ahli kulit yang bekerja dengan pasien Covid-19 di Italia menemukan bahwa, dalam kelompok yang terdiri dari 88 pasien positif, 20% mengalami gejala kulit, dengan sedikit  mengalami ruam pada awal gejala covid-19, dan sebagian lagi mengalaminya setelah rawat inap. Dari pasien yang terkena, manifestasi yang paling umum adalah ruam eritematosa, atau ruam merah yang tidak merata. Beberapa mengalami urtikaria , atau gatal-gatal, dan satu mengalami lepuh seperti cacar air.

Dalam laporan lain, dokter di Thailand menggambarkan pasien Covid-19 yang awalnya salah didiagnosis dengan demam berdarah, yang menderita petechiae, atau pembuluh darah pecah, ruam yang umum terjadi pada demam berdarah.

Baru-baru ini, Dr. Young mencatat, ada laporan tentang Covid-19 pasien yang mengalami gejala livedo reticularis, atau bintik, yang dapat mengindikasikan penyumbatan pembuluh darah di dekat kulit.

“Sangat beragam, apa yang kami lihat, dan ruam yang dilaporkan dapat dilihat pada berbagai penyakit lain, jadi tidak ada satu ruam spesifik yang dilaporkan sejauh ini yang mengatakan, ‘Ya, pasien ini memiliki Covid-19’,” kata Dr Young.

Sebuah pertanyaan besar yang ingin dijawab oleh dokter kulit adalah apakah ruam, atau jenis ruam yang berkembang, merupakan petunjuk terhadap perjalanan atau tingkat keparahan penyakit. “Apakah ruam memengaruhi prognosis?” kata Young . “Kami belum tahu itu.”

Sementara itu salah satu pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh, Asisten Pelatih Barito Putera, Yunan Helmi melalui pesan WhatsApp mengkonfirmasi tidak mengalami ruam merah walau sempat dinyatakan mengalami gejala demam berdarah.

“Tapi tidak nampak ruam merah, cuma trombosit saya turun jauh. Tapi diagnosa dokter DBD. Setelah 4 hari trombosit normal. Baru muncul gejala batuk, sakit tenggorokan, sesak nafas dan demam,” tegas Yunan Helmi.

Beberapa orang dokter yang coba dikonfirmasi oleh Kanalkalimantan.com pun menegaskan bahwa ruam merah yang muncul pada kulit pasien Covid-19 kemungkinan bisa saja terjadi, namun yang perlu diwaspadai dan dipahami adalah gejala umumnya yaitu, pilek, sakit tenggorokan, batuk, demam, dan sesak nafas (pada kasus yang lebih serius). (kanalkalimantan.com/fikri/andy)

Reporter : fikri/andy
Editor : bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->