Connect with us

Kalimantan Selatan

Ada RS ‘Nakal’ Manfaatkan Covid-19, Menkes Terawan: Nanti Kami akan Cek Semua

Diterbitkan

pada

Menkes RI dr Terawan Agus Putranto. foto: fikri

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Di tengah pandemi Covid-19, muncul isu adanya rumah sakit ‘nakal’ yang ‘berbisnis’ memanfaatkan keuntungan di balik pandemi.

Di mana, ada pasien yang tidak mengalami gejala, lantas didiagnosis terpapar Covid-19, bahkan untuk pasien yang meninggal tersebut.

Lalu, bagaimana respon Menteri Kesehatan RI dr Terawan Agus Putranto? saat ditemui di Ulin Tower Kompleks RSUD Ulin Banjarmasin padaJumat (17/7/2020) siang, Terawan memastikan tidak akan ada rumah sakit yang memanfaatkan keuntungan saat pandemi Covid-19.

“Saya percaya, rumah sakit punya etika yang baik dan semua punya keinginan yang baik untuk memberikan pelayanan dan melaporkan serta menagihkan,” kata Terawan.

 

Ditambahkan Terawan, pihaknya tinggal melakukan verifikasi melalui BPJS Kesehatan. Di samping itu, jajarannya juga akan melakukan cek ulang, guna melihat tidak adanya fraud atau penipuan terkait pasien yang dipositifkan Covid-19.

“Kami tinggal memverifikasi melalui BPJS dan nanti kami juga akan cek ulang untuk melihat bahwa tidak ada fraud ataupun adanya masalah di situ,” tambah Terawan.

Baca juga : Menkes Terawan Serahkan Santunan Nakes Gugur Akibat Covid-19 di Kalsel

Ia sendiri meminta masyarakat untuk tidak terlalu percaya dengan adanya informasi itu. Karena, harus sesuai dengan data dan fakta yang ada.

“Semuanya harus by data. Tidak boleh semuanya berdasarkan opini. Nanti kami akan cek semua,” pungkas Terawan.

Sebelumnya, seperti dilansir Suara.com –jaringan Kanalkalimantan.com- pada Kamis (16/7/2020), Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah mengadukan dugaan rumah sakit “nakal” yang merawat pasien Covid-19 di sejumlah daerah ke Menkes RI dr Terawan Agus Putranto. Dalam rapat kerja pada Rabu (15/7/2020), Said mengadukan kepada Terawan soal rumah sakit yang sengaja menyatakan pasien positif Covid-19 demi mendapat dana anggaran pemerintah.

“Terdapat kenakalan juga di rumah sakit, pasien bukan Covid-19 tapi dinyatakan positif Covid-19. Keluarga pasti tidak terima, sudah dua pekan mau masuk pengadilan, akhirnya rumah sakit itu menyerah,” kata Said Abdullah.

Baca juga: Mengharap ‘Kepatuhan’ Saat Pandemi; dari Sanksi Push Up hingga Bayar Rp 250 Ribu. Efektifkah?

Dalam penyelidikan lebih lanjut, kata Said, rumah sakit itu ternyata sengaja menyatakan pasien tersebut positif Covid-19. Tujuannya, demi mendapatkan dana anggaran penanggulanan Covid-19 dari pemerintah.

“Jadi, kalau pasien itu meninggal dinyatakan karena Covid-19, dapat anggaran besar Rp45 juta sampai Rp90 juta. Di Pasuruan, Jambi, Ciamis, viral di mana-mana,” kata dia.

Baca juga: Metode Belajar Online Dikeluhkan, Disdik Banjarbaru Tawarkan Sistem ‘Luring’ hingga Kurangi Penugasan!

Karenanya, Said meminta Terawan turun ke daerah-daerah untuk mengetahui secara langsung persoalan-persoalan seputar penanganan Covid-19 di beragam rumah sakit. Sementara itu, rerkait dana APBN untuk penanggulangan Covid-19, Said meminta penyerapannya di Kemenkes bisa lebih meningkat.

“Soal dana anggaran itu persoalannya adalah penyerapan rendah. Dananya Rp87,55 triliun, tapi sampai 8 Juli, penyerapannya baru 5,12 persen atau Rp4,48 triliun,” tandasnya. (kanalkalimantan.com/fikri)

Reporter : fikri
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->