Connect with us

Kota Banjarmasin

Konselor Pendidikan: Anak SMP di Video Mesum yang Viral Jangan Sampai Jadi ‘Korban Dua Kali’

Diterbitkan

pada

Kasus video asusila SMP perlu jadi perhatian berbagai pihak Foto: ist

BANJARMASIN, Kasus video dugaan pelajar SMP di Banjarmasin yang terekam tengah melakukan perbatan asusila beberapa waktu lalu, menjadi keprihatian semua pihak. Namun, langkah penanganan juga tak boleh dilakukan sepihak. Konselor penidikan yang juga merupakan dosen ULM (Universitas Lambung Mangkurat), dr Nina Permata Sari mengatakan, jangan sampai akibat dari peristiwa ini dua anak dalam video tersebut tertekan oleh lingkungannya sehingga mempengaruhi masa depan mereka.

Tidak sedikit kasus seragam biasanya menjadi senjata yang menyerang balik pelaku. Tidak hanya lingkungan sosial, kadang sekolah juga bisa ikut menghukum dengan mengeluarkan si anak dari sekolah, pun juga para orang tua korban yang biasanya kerap malu lalu ikut menghukum dan menghakimi si anak.

Padahal, justru saat seperti inilah para anak tersebut membutuhkan support yang lebih dari lingkungan sekitarnya. Membimbing dan memberi ruang bagi si anak merupakan salah satu langkah yang tepat. Juga untuk sekolah, justru tidak tepat jika harus mengeluarkan si anak dari tempat ia menuntut ilmu. Malah sekolah lah yang juga harus memberikan kesempatan kedua dan memberi wadah aman bagi si anak.

“Peran orang tua, sekolah, dan lingkungan harus membimbing. Tidak menghakimi,” ujar Nina.

Keterbukaan informasi yang begitu luas di era kiwari ini menjadi salah satu faktor. Selain itu, informasi yang tidak bisa difilter oleh sang anak dan dorongan untuk menjadi viral akibat gerusan teknologi juga menjadi pemicu lainnya. Namun yang tidak kalah penting juga lingkungan sekitar juga harus tanggap dan responsif jika menemukan hal-hal yang tampak mencurigakan.

Peran dasar seperti didikan keluarga dan sekolah juga diperlukan untukmembina agar anak-anak khususnya lebih memahami bagaimana standar moral yang berlaku, mengetahu mana yang baik dan benar, serta mengetahui mana yang pantas dan tidak pantas untuk ia lakukan sesuai dengan usianya. Sebab menurut Nina, video tersebut bisa ada bukan sebatas rasa penasaran anak tapi karena si anak juga tidak tahu apakah hal yang ia lakukan tersebut pantas atau tidak. “Kalau masih dilakukan berarti ada krisis moral si anak,” bebernya.

Pun, saat ini, tenaga pendidik harus menjangkau lebih luas lagi. Mengingat berkembangnya teknologi, tenaga pendidik harusnya lebih berperan aktif memberi pengarahan dan pengajaran yang tidak hanya sebatas ilmu pengetahuan tapi juga bimbingan perihal perilaku dan perbuatan mana yang pantas dan tidak pantas.

Sebelumnya, cukup disayangkan pihak sekolah siswa bersangkutan mengatakan akan mengeluarkan siwa pelaku video asusila tersebut. “Sesuai ketentuan sekolah, jika memang ada siswa mencemarkan nama baik sekolah dan terlibat pembuatan video porno, maka akan kita keluarkan. Tapi kita minta waktu untuk menyelidiki. Lagi pula gambar pelaku dalam video porno itu tidak jelas,” kata kepala sekolah SMP. (mario)

Reporter : Rico
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->