Connect with us

LIPSUS BANJARBARU

Pembangunan Pasar Berkonsep Tradisonal Modern di Banjarbaru, Relokasi Pasar Bauntung Bukti Perhatian Pemko Banjarbaru

Diterbitkan

pada

Kondisi Pasar Bauntung saat ini. Foto : Istimewa

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Selama kurun waktu 4 tahun terakhir, Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan Wakil Wali Kota Darmawan Jaya Setiawan terus menggalakan pembangunan berbasis kebutuhan, salah satuya fasilitas umum berupa pasar. Dalam hal pembangunan pasar ini, Pemko Banjarbaru mengusung konsep Tradisional Modern yang man menjadi rujukan masyarakat untuk bertransaksi jual beli.

Tercatat ada 9 pasar rakyat yang dibangun oleh Pemko Banjarbaru. Seluruhnya tersebar dibeberapa kelurahan antara lain Kelurahan Landasan Ulin Utara, Landasan Ulin Selatan, Landasan Ulin Tengah, landasan Ulin Timur, Guntung Manggis, Palam, Bangkal, Cempaka, Loktabat Utara.

Sepanjang tahun 2017 dan 2018 telah ada beberapa pasar yang rampung pembangunannya dan dilakukan revitalisasi, seperti Pasar Rakyat Bangkal dan Pasar Rakyat Palam Kecamatan Cempaka. Lalu yang baru-baru saja dirampungkan pembangunannya pada akhir tahun 2019 lalu, Pasar rakyat Laura yang berada di jalan Sukamara, Kelurahan Landasan Ulin Utara.

Pasar Laura sendiri berdiri megah di atas tanah seluas 1,4 hektar dan memiliki 35 buah kios serta 163 lapak, diperkirakan mampu menampung jumlah pegadang di Pasar Landasan Ulin Utara.

“Tentu pembangunan pasar rakyat ini agar para pedagang memiliki tempat yang nyaman dan layak untuk berjualan, dan masyarakatpun dapat berbelanja dengan nyaman,” kata Kepala Dinas Perdagangan Drs Abdul Basit.

Diantara pembangunan dan revitalisasi pasar yang ada di Kota Banjarbaru, ada salah satu pasar yang menjadi sorotan selama ini yakni, Pasar Bauntung. Pasar yang lokasinya berada di tengah-tengah kota Banjarbaru tersebut, saat ini keberadaannya dinilai sudah tidak dapat lagi dipertahankan.

Luasnya tidak sebanding dengan jumlah pedagang sehingga penataan pedagang yang ideal, rapi dan teratur sangat sulit dilaksanakan, kesannya pasar terlihat kumuh, tidak teratur dan semrawut. Lahan parkir yang tidak memadai membuat kendaraan para pengunjung banyak yang terparkir di Jalan sehingga sangat membantu kelancaran lalu lintas.

Terlebih lagi, pengelolaan sampah para pedagang juga kurang baik, sehingga menimbulkan aroma tidak sedap. Dampaknya, mengganggu para pengunjung dan lingkungan sekitarnya.

Melihat fakta tersebut, Pemko Banjarbaru mengambil langkah strategis dengan merelokasi Pasar Bauntung Banjarbaru ke lokasi baru di Stadion Mini Haji Idak RO Ulin, di Kelurahan Loktabat Selatan. Reloasi pasar Bauntung yang merupakan salah satu visi dan misi Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan Wakil Wali Kota Darmawan Jaya Setiawan periode 2016-2021, saat ini tengah dalam pengerjaan.

Pada awal Desember 2019, stadion mini Haji Idak telah diratakan dengan tanah dan menandai dimulai pembangunan Pasar Bauntung yang baru. Luas lahan yang merupakan asek milik Pemko ini  seluas 3,9 hektare dan gedung pasar yang dibangun memiliki luas 1,7 hektare.

Nilai kontrak pembangunan Pasar Bauntung di area ini mencapai Rp 86,2 miliar atau lebih rincinya Rp 86.283.736.000, berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemkot Banjarbaru tahun 2019 dan 2020.Tercatat, ada 1.000 lebih, yang telah mendaftar diri untuk di  direlokasi ke Pasar Bauntung yang menerapkan konsep tradisional modern, di jalan RO Ulin ini.

Kepala Dinas PUPR Banjarbaru Jaya Kresna, melalui Kepala Bidang Cipta Karya Abdussamad, mengatakan proyek pembangunan Pasar Bauntung ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama lantaran luasannya mencapai 1,7 hektare. Ditambah lagi pemasang rangka baja pada gedung induk Pasar Bauntung juga menguras waktu yang lama pula. Namun, begitu pihaknya optimis pengerjaan akan rampung sesuai waktu yang telah ditetapkan.

“Mungkin kerangka baja yang benar-benar akan membutuhkan waktu cukup lama. Ya, tapi kita konsisten proyek ini rampung dengan waktu yang telah ditetapkan,” tegasnya.

Samad -sapaan akrabnya juga membeberkan bahwa nantinya ada dua pengelompokan dagangan yakni area basah dan area kering. Pasalnya, dagangan yang areanya bersifat basah dan kering memiliki kelengkapan tertentu dari segi struktur tempat berjualnya.

“Pedagang yang berjualan di area basah dan area kering, pasti beda tempat berjualannya. Makanya, lokasinya kita bedakan. Tapi untuk lebih detailnya, seperti dimana lokasi penjual ayam, dimana penjual sayur, itu tugasnya Dinas Perdagangan. Kita hanya membangun dua area ini saja,” terangnya.

Disisi lain, Kepala Disperindag Kota Banjarbaru, Abdul Basit, mengaku di awal tahun 2020 ini, rencana relokasi pedagang pasar telah sampai pada tahapan verifikasi. Hal tersebut setelah dilaluinya tahapan sosialisasi dengan para pedagang pasar pada tahun 2019 lalu.

“Di awal tahun ini, kita telah ditahap verifikasi para pedagang yang sebelumnya sudah mendaftar untuk relokasi. Telah ada sekitar 1.100 pedagang yang mendaftarkan diri untuk siap di relokasi ke Stadion Mini Haji Idak. Memang tahapannya cukup panjang mengingat program ini sangat melibatkan orang banyak,” katanya.

Tentunya, Wali Kota Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan Wakil Wali Kota Darmawan Setiawan menunjukan bahwa pihaknya menaruh perhatian serius terhadap perbaikan, penataan dan pengelolaan pasar. Hingga pasar rakyat yang ada di Banjarbaru kedepannya benar-benar menjadi pasar rakyat yang modern lebih khusus dalam hal sarana dan prasarana yang dimiliki yaitu adanya tempat pasar yang lebih refresentatif. (Kanalkalimantan.com/rico)

 


Uploader Terpercaya Kanal Kalimantan

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->