Connect with us

HEADLINE

Mommy ASF dan Cerita Kembalinya ‘Layangan Putus’ ke Kampung Halaman!

Diterbitkan

pada

Meet and greet bersama Eka Nur Prasetyawati atau Mommy ASF, penulis ‘Layangan Putus’ yang berdarah Banjar. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dokter hewan Eka Nur Prasetyawati atau sekarang dikenal dengan Mommy ASF, ternyata memiliki ikatan tersendiri dengan Kalimantan Selatan. Pengarang novel berjudul ‘Layangan Putus’ yang banyak menjadi perbincangan ini, ternyata berdarah Banjar.

Hal ini terungkap saat meet and greet dengan tema “Kekuatan Literasi” yang menghadirkan Mommy ASF yang dimoderatori Desy Arfianty, Sekretaris Redaksi Kanalkalimantan.com, di aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel, Rabu (2/2/22).

Dan kebetulan juga, sang novelis ternyata memiliki ibu dengan nama hampir sama dengan Kepala Dispersip Kalsel Dra Hj Nurliani, M AP.

“Nama kami sama, beda nama belakang saja. Orang Kotabaru juga,” kata Bunda Nunung, sapaan Nurliani penuh antusias kepada tim Kanalkalimantan.com.

 

 

Meet and greet bersama Eka Nur Prasetyawati atau Mommy ASF, penulis ‘Layangan Putus’. Foto: wanda

Baca juga : Dekranasda Creative Hub, Mess L Menjadi Rumah UMKM Banjarbaru

Mommy ASF sendiri lahir di Kotabaru, Kalimantan Selatan pada tanggal 13 Mei. “Terakhir berkunjung ke Kalimantan Selatan waktu SMA,” jelas ibu 4 orang putra ini.

Sejak awal viral hingga menjadi karya novelnya disadur menjadi serial TV, Mommy ASF telah menjelaskan bahwa novel dan serial sangat berbeda. Pertanyaan tentang keaslian ini juga mengemuka saat meet and greet.

“Ini novel pertama saya, saya masih perlu belajar banyak tentang menulis. Kenapa novel ini viral hingga menjadi serial TV, karena kekuatan kisah tokoh utamanya yaitu Kinan yang dekat dengan kisah yang dialami kinan-kinan lain diluar novel dan serial,” jelas dokter hewan lulusan Universitas Udayana, Bali.

Bagi Mommy ASF, menulis kisah layangan putus ini karena keinginan terbesarnya memiliki sebuah karya yang bisa dia banggakan kepada ke empat anaknya.

 

Baca juga : Kapolres Pimpin Sertijab 8 Jabatan di Lingkungan Polres Banjar

Setelah berkunjung dari rumah salah sahabatnya yang lebih dulu telah memiliki buku antologi hasil tulisannya, dari situlah ide membuat novel dimulai.

“Awalnya boleh dibilang – iseng, saya menulis di group penulis facebook. Kemudian datang beberapa penerbit untuk dituliskan menjadi novel. Alhamdullilah, juga ide cerita novel layangan putus dijadikan serial tv. Padahal antar novel dan cerita di tv sangat berbeda, saya sendiri tidak terlibat dalam pembuatan maupun penulisan naskah serial TV,” tegas owner @lunapethouse.id yang di bulan Mei nanti tepat berusia 35 tahun.

“Suatu kebanggaan Perpustakaan Palnam bisa mendatangkan Mommy ASF ke Banua. Besar harapan agar jejak ketegaran, sikap serta kecerdasan literasi Mommy ASF bisa menjadi inspirasi bunda-bunda di Kalimantan Selatan. Sehingga indeks pembangunan literasi (IPL) Kalimantan Selatan terus bertumbuh,” sambutan yang disampaikan Bunda Nunung dan janji akan membawa kembali Mommy ASF untuk berkeliling ke kabupaten yang di Kalimantan Selatan.

Tips yang dibagikan Mommy ASF bagi yang ingin mulai menulis novel adalah temukan tema yang kuat, dekat dengan kejadian di masyarakat, lalu cari konflik menarik. Dari konflik tersebut kembangkan hingga menjadi sub bab.

 

Meet and greet bersama Eka Nur Prasetyawati atau Mommy ASF, penulis ‘Layangan Putus’. Foto: wanda

Baca juga : Masih Ada Jembatan Kayu di Banjarbaru, Ini yang Akan Dilakukan Dinas PUPR

“Tulis saja dari hati, apapun yang terjadi tetap fokus, terus melangkah hingga menjadi karya. Jangan terpuruk terlalu lama, setiap orang memiliki masalahnya sendiri.

Yang menjadi penghambat tinggalkan, hal baik jadikan sebagai pendorong sehingga kita bisa mengukir karya yang bisa kita banggakan,” tutup Mommy yang kini menetap di kota Malang, Jawa Timur. (kanalkalimantan.com/desy)

Reporter : desy
Editor : cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->