Connect with us

KRIMINAL BATOLA

Modus Berikan ‘Amalan’, Guru Bejat di Batola Garap Muridnya Usai Pengajian Malam

Diterbitkan

pada

tersangka dan barang bukti yang berhasil diamankan polisi Foto: hms

MARABAHAN, Tindakan bejat yang dilakukan guru agama berinisial S (50) yang telah melakukan perbuatan asusila pada 15 muridnya, ternyata dilakukan dengan modus memberikan ‘amalan’ khusus usai pengajian. S pun sengaja memilih target, dengan meminta calon korbannya untuk pulang belakangan.

Nah, dengan dalih akan memberikan amalan doa tertentu, S pun lantas menggarap para korbannya di lantai atas rumahnya. “Setelah memberikan amalan, perintah selanjutnya adalah memijit tersangka, yang diteruskan melakukan tindakan asusila,” kata Kapolres Batola AKBP Bagus Suseno, Senin (18/11).

Tersangka S mengatakan, perbuatan bejat yang dilakukan karena sebelumnya saat kecil juga pernah menjadi korban serupa. “Saya pernah dicabuli orang saat kecil. Jadi ada trauma dan melihat laki-laki saya jadi pingin mencabuli,” katanya. Bahkan, saat kuliah di Banjarmasin juga pernah melakukan aksi seksual sesama jenis.

AKBP Bagus Suseno mengatan, untuk menangkap pria beristri dan beranak dua ini, polisi mengejar hingga Trenggalek, Jawa Timur. “Awalnya ada laporan orang tua salah seorang korban, kami langsung mengumpulkan siswa lain yang mungkin pernah menjadi korban. Kita juga kumpulkan unsur muspika kecamatan Tamban,” katanya.

Dari pendataan sementara, sambung Bagus, ada 15 siswa dari SMA Tamban tersebut yang menjadi korban. Rata-rata siswa SMA ini masih di di bawah umur. Perinciannya 13 siswa masih di bawah umur dan 2 siswa diantaranya sudah dewasa.

Dijelaskan kapolres, dari pengakuan siswa SMAN 1 Tamban, korban sodomi ada 1 siswa, ada 10 siswa yang dipaksa melakukan onani dan korban yang dicabuli ada empat orang sehingga total ada 15 siswa. “Setelah mendapatkan informasi pencabulan massal ini ternyata tersangka sudah kabur dan kita selidiki berada di Trenggalek Jawa Timur. Kita tangkap di Jawa dan kita bawa ke Polres Batola,” katanya.

Saat ini, polisi terus berkoordinasi untuk mendapatkan data korban yang belum teridentifikasi. “Kami juga berkoordinasi dengan psikolog untuk memberi konseling kepada korban. Kami berharap masyarakat memercayai kepolisian, karena kami berjanji menangani kasus ini sampai tuntas,” tegas Kapolres. (rendy)

Reporter : Rendy
Editor : Chel

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->