Connect with us

Kota Banjarmasin

Mengharap Untung di Bawah Kibaran Merah Putih, Nasib Penjual Bendera di Era Pandemi

Diterbitkan

pada

Kurniasih berjualan bendera di Jalan Pramuka Banjarmasin. Foto: ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Telah 76 tahun Indonesia merdeka. Namun tantangan hidup bagi rakyatnya tidak otomatis lebih mudah. Di tengah pandemi, beban berat hidup semakin terasa. Sebagaimana dialami oleh Kurniasih (42) dan Dayat (38), yang kini menggantungkan nasib di bawah naungan merah putih yang dipajang di pinggiran jalan.

Dengan ditemani anaknya, Kurniasih begitu semangat menjajakan dagangannya di pinggir jalan demi menghidupi keluarganya. Ditemui di lokasi mangkalnya di Jalan Pramuka, Banjarmasin, Kurniasih menceritakan aksi ‘turun jalan’ berjualan bendera ini sebagai tuntutan menyelamatkan kehidupan ekonominya.

Di momen Hari Kemerdekaan RI, Kurniasih yang seorang ibu rumah tangga ini mengadu untung berjualan bendera untuk menambah masukan penghasilan.

Baca juga: Survei: 67 Persen Responden Tak Puas Kebijakan PPKM Darurat

 

 

 

“Ini tahun kedua saya berjulan bendera jelang 17 Agustus. Untuk barang dagangan saya ambil di Pasar Lima Sudimampir Banjarmasin dengan sistem bagi hasil. Di sini saya hanya menjajakan barangnya saja,” terangnya ditemui Kanalkalimantan.com, Minggu (14/8/2021).

Ibu dari dua orang anak ini memaparkan, ia tak memerlukan modal untuk berjualan. Karena yang dilakukan hanya menjualkan punya orang, dengan sistem bagi hasil tadi.

“Alhamdulillah, tahun ini mengalami kenaikan tiga kali lipat pada tahun sebelumnya, tahun kemarin hanya satu kali pengambilan. Sekarang saya sudah tiga kali (mengambil barang),” ujarnya.

Lebih lanjut, menurut penjual yang tinggal di Sei Gampa ini, keuntungan yang didapatnya merupakan berkah tersendiri bagi dirinya. Di samping kesulitan yang dihadapinya di masa pandemi Covid-19.

Keuntungannya sendiri mencapai Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per hari kalau sedang ramai. Tapi saat sepi, Kurniasih mengatakan hanya mendapatkan hasil Rp 500 sampai Rp 1 juta saja.Namun, apa yang diraih Kurniasih berbeda dengan yang dirasakan oleh Dayat (38).

Baca juga: Wali Kota Banjarbaru Ikuti Peringatan Harjad 71 Kalsel Secara Virtual

Dayat seorang penjual bendera jelang 17-an. Foto: ibnu

Seorang penjual bendera asal Landasan Ulin, Banjarbaru. Pria yang juga berprofesi sebagai kanvaser yang sudah menggeluti sebagai penjual bendera selama lima tahun terakhir ini, nekat mengadu nasib berjualan ke Banjarmasin karena di tempat sebelumnya (di Banjarbaru), mengalami penurunan disebabkan banyaknya pesaing.

“Di tahun ini mengalami penurunan keuntungan yang signifikan. Jika penghasilan sebelumnya bisa capai Rp 3-4 juta per hari, sekarang Rp 1,5 hingga 2 juta saja per harinya. Ini karena adanya himbauan para aparatur Rukun Tetangga (RT) dan Kelurahan untuk pemasangan bendera secara serentak,” pungkasnya.

Lelaki dari tiga orang anak ini pun menambahkan untuk pengambilan barang sendiri langsung dari Kota Garut dan modal awal mencapai Rp 20 juta. Modal awal dia dapatkan dari tabungannya sendiri.

“Untuk modal awal kurang lebih mencapai 20 jutaan dan barangnya sendiri saya order langsung dari Garut,” tambahnya.

Dayat juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan dalam suasana memperingati Proklamasi ke-76 Republik Indonesia ini diharapkan bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme terlebih lagi pada masa pandemi Covid-19 ini. (kanalkalimantan.com/Ibnu)

Reporter: ibnu
Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->