Connect with us

Bisnis

Mengais Untung dari Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan

Diterbitkan

pada

Jasa penukaran uang kertas baru pinggir jalan yang dilakoni Hari Fadilah selama 5 tahun. Foto : Mario

BANJARMASIN, Menjelang lebaran, jasa penukaran uang di pinggir jalan semakin menjamur. Tidak seperti hari biasa dimana jasa penukaran uang ini hanya bisa ditemukan di kawasan jalan Lambung Mangkurat yang juga berdekatan langsung dengan Bank Indonesia, para penyedia jasa ini juga terlihat di kawasan jalan Brigjen H Basri depan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan jalan S Parman depan SD Kristen Banjarmasin.

Haris Fadilah yang sehari-harinya seorang pedagang beras sekaligus sopir ojek konvensional ini beralih profesi menjadi penyedia jasa tukar uang di pekan terakhir puasa. Ia sudah menggeluti pekerjaan ini selama lima tahun berturut-turut.

“Ya biasanya saya ngojek untuk anak sekolah. Berhubung kalau puasa anak sekolah libur, saya kerja ini (jasa tukar uang). Lumayan lah sehari ujungannya 200 sampai 300 ribu,” ungkapnya.

Berbeda dengan jasa penukaran uang yang menjual satu pack uang dengan harga 100 ribu rupiah, Haris menerima secara sukarela berapa pun yang diberikan oleh konsumen saat menukarkan uang. “Biasanya pedagang lain menjual uangnya per pack, 100 ribu dijualnya. Kalau saya terima aja, orang ngasih 25 ribu, 50 ribu, terima saja, yang penting halal,” cerita pria paruh baya itu.

Para penyedia jasa tukar uang yang berada di depan SD Kristen ini sempat berlokasi di depan Gedung Mahligai Pancasila, sebelum akhirnya penjualan di wilayah tersebut tidak diperbolehkan.

Pria yang ditemani kendaraan roda duanya saat menyediakan jasa tukar uang ini juga membagi kisahnya ketika sedang dilanda sial. “Dulu waktu masih di deretan depan Mahligai saya pernah kena tipu. Ada orang ceritanya mau tukar uang, terus saat pura-pura melihat uang tiba-tiba mendadak dia mendadak lari membawa uang 4 juta,” beber Haris.

Sementara itu, Kepala Unit Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah BI Perwakilan Kalsel, Purwanto, mengatakan, banyaknya jasa penukaran uang ini adalah akibat dari tingginya permintaan masyarakat di bulan Ramadhan. Namun meski begitu ia tetap menganjurkan agar masyarakat lebih baik menukarkan uang di bank, sebab masyarakat tidak akan menerima potongan atau membayar tanda jasa sepeser pun.

Perputaran uang di Kalsel juga kian besar. Hal ini disebabkan banyak permintaan masyarakat akan uang cash menjelang lebaran, THR, dan uang-uang yang dipersiapkan di dalam ATM. “Untuk THR, tentu bank harus menyiapkan banyak uang kan. Di ATM juga, karena libur panjang, pasti banyak yang bertransaksi,” jelas Purwanto.

Untuk Kalsel, BI bekerja sama dengan berbagai pihak dan telah menyediakan 150 titik tempat penukaran uang. Termasuk salah satunya di pasar wadai Ramadhan. (mario)

Reporter:Mario
Editor:Bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->