Connect with us

HEADLINE

Menakar Calon Senator Kalsel, Tarung ‘Incumbent’ vs ‘Veteran’ Politik!

Diterbitkan

pada

KPU Kalsel menerima pendaftaran 24 calon anggota DPD. Foto : Ammar

BANJARMASIN, Riuh politik Banua tak hanya diwarnai gerilya partai politik untuk mendudukkan wakil mereka di legislatif maupun pemilihan Presiden untuk 2019 mendatang. Tapi juga pertarungan para tokoh Kalsel dalam berebut empat kursi di Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sejumlah wajah lama dan baru muncul. Namun dipastikan, duel terjadi antara para incumbent dengan para ‘veteran’  politik  yang sebelumnya telah malang-melintang parpol dan pemerintahan.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalsel telah menerima pendaftaran 24 calon DPD yang resmi ditutup Kamis (26/4), tepat pukul 00.00 Wita. Satu kandidat gagal masuk dalam bursa, karena tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

“Jadi satu bakal calon atas nama Lina Priwanti tidak diterima. Hal ini karena penyerahan dokumen persyaratannya tidak memenuhi, hingga dikembalikan. Dia pun tidak datang lagi ke KPU untuk perbaikan hingga penutupan pada pukul 00.00 Wita, Kamis (26/4),” kata Ketua KPU Kalsel Samahuddin Muharram, Jumat (27/4).

Pada hasil seleksi dokumen persyaratan, ada 24 bakal calon DPD priode 2019-2024 yang menyerahkan berkas. Mereka adalah H Syaifullah Tamliha, Gusti Farid Hasan Aman, Habib Hamid Abdullah, Habib Abdurrahman Bahasyim, H Samsani, M Aunul Hadi Idham Chalid, Antung Fatmawati, Habib Hamzah Assegaf, H Hasanudin Murad, Soegeng Soesanto, Adhariani, Muh Ihsanuddin, Habib Ahmad Baharun, Suryani Siddiq, Agustin Nur Martina Putri, Habib Fathurrachman Bahasyim, Abdussani, Fransiscus Xaverius Rudy, HM Sofwat Hadi, H Hesly Junianto, Samsul Daulah, Favi Aditya Ikhsan, Habib Ahmad Bahasyim, dan Sayid Zakaria Bahasyim.

Dari nama-nama tersebut, wajah lama yang mencalonkan kembali sebagai DPD memang tetap perlu dihitung kansnya. Mereka adalah HM Sofwat Hadi, Antung Fatmawati, Habib Abdurrahman Bahasyim, Habib Hamid Abdullah, dan juga Gusti Farid Hasan Aman yang pernah juga mencicipi duduk di kursi DPD lalu mengundurkan diri untuk menjadi calon wakil Gubernur Kalsel bersama H Muhidin.

Tampilnya kembali para incumbent ini, tidak bisa dianggap sebelah mata karena jelas bahwa sebelumnya mereka punya modal dukungan suara yang cukup signifikan. Gusti Farid Hasan Aman misalnya, dia adalah mantan  peraih suara terbanyak di level DPD ada Habib Hamid Abdullah yang berhasil memperoleh 239.945 suara pada pemilihan sebelumnya. Pun Habib Abdurrahman Bahasyim yang dulu mampu maraih suara 268.400 pada pemilu DPD tahun 2014. Demikian juga dengan Sofwat Hadi yang saat pendaftaran saja menyerahkan 5.108 dukungan berupa fotocopy KTP elektronik yang terbagi sebaran dari pada 11 kabupaten/kota.

Namun demikian, munculnya nama baru dari kalangan ‘veteran’ yang selama ini telah malang melintang di jagad politik maupun pemerintahan Kalsel juga tak bisa dipandang sebelah mata. Syaifulah Tamliha misalnya, adalah salah satu nama yang mewarnai jagad politik nasional selama kiprahnya di DPR RI dari Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Demikian juga dengan nama politisi dan mantan Bupati Batola dua periode Hasanuddi Murad. Kiprah politisi Partai Golkar ini memang tidak diragukan, namun dalam pertarungan mengincar kursi empuk DPD RI, Hasanuddin Murad yang juga merupakan mantan anggota DPR RI ini tidak hanya berjuang di tanah kelahirannya di Batola. Dia juga punya jaringan kuat di beberapa kabupaten kota lain. Lalu, ada juga nama M Aunul Hadi Idham Chalid. Mantan Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) dan putra tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini tak bisa diremehkan dukungannya. Beditu juga nama birokrat Hesly Junianto yang sebelumnya sempat menjadi kepala dinas di Pemprov Kalsel.

Terkait peta persaingan DPD, pengamat politik Mursalin, A. Md mengakui bahwa pencalonan DPD RI tahun 2018 ini sangaf menarik. Meningat diwarnai dengan para calon-calon yang baru muncul di dunia perpolitikan Kalsel, namun adapun beberapa calon yang sudah bisa dibilang senior.

Merefleksi beberapa calon yang mungkin akan lolos pada kali ini, ia melihat bahwa ada harapan baru bagi Hasanudin Murad untuk lolos. Terlebih dinasti perpolitikannya di Barito Kuala sana masih kental, karena setelah ia turun menjadi bupati dua periode setelah itu digantikan oleh istrinya sendiri yang dulu sebagai aggota DPRD Prov. Kalsel. Dari trackrecord yang bersangkutan, pegangan pemilih masih sangatlah kuat.

“Ya walaupun sudah tua, Dda bepengalaman dalam perpolitikan di Banua dan bisa dibilang masih memegang ranah politik di Barito Kuala dan sekitarnya,” ungkap Musralin.

Namun ia juga melihat seorang calon yang muda bakal dapat bersaingan kuat yaitu Fransiscus Xaverius Rudy, yang diprediksi akan mengambil suara masyarakat nasrani Kalsel. Terlihat bahwa masyarakat beragama nasrani bisa dibilang minoritas dibandingkan yang beragama Islam. “Saya mengira saja, Rudy akan mengambil suara umat nasrani dikalsel”ungkapnya.

TUGAS DAN WEWENANG DPD
Sesuai dengan konstitusi, format representasi DPD-RI dibagi menjadi fungsi legislasi, pertimbangan dan pengawasan pada bidang-bidang terkait sebagaimana berikut ini.
Tugas dan Wewenang :

1)      Dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR

2)      Ikut membahas RUU

Bidang Terkait :

Otonomi daerah : Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Fungsi Pertimbangan :

Memberikan pertimbangan kepada DPR

Fungsi Pengawasan :

1)      Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

2)      Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK

Bidang Terkait :

Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah; Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN); Pajak, pendidikan, dan agama.

Namun demikian, dia berharap nangi fungsi yang krusial saat ini sebagai DPD RI Kalsel harus memperjuangkan apa yang menjadi keadilan bagi masyarakat. terlebih dari yang sedang ramai saat ini seperti tambang, sawit dan infrastruktur umum. Perlu banyak dipertimbangkan kembali ketika memilih 4 bakal calon untuk duduk di pusat sana. Adanya keselektifan masyarakat maupun dari pihak KPU atau pun bakal calon mensosialisasikan para bakal calon agar masyarakat paham dan berhati-hati dalam memilih.

“Transparansi identitas serta giat para bakal calon DPD RI ini sangat diperlukan, demikian ini untuk membentuk kembali wajah baru Kalsel ke depannya.” harapnya. (ammar/abdullah)

<

p style=”text-align: justify;”>

Reporter : Ammar, Abdullah
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->