Connect with us

HEADLINE

Langkah ‘Banteng’ Cari Koalisi, Rosehan: Kami Runner Up, Naif Jika PDIP Cuma jadi Penonton!

Diterbitkan

pada

Rosehan menyatakan komitmennya untuk maju di Pilgub Kalsel setelah tak diajak duet oleh Incumbent Sahbirin Noor Foto: kanal

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Koalisi di tubuh incumbent terancam gembos dengan keluarnya PDIP sebagai pengusung duet incumbent Sahbirin Noor-H Muhidin di Pilgub Kalsel. Kecewa jagonya ditelikung di tengah jalan, partai berlambang banteng moncong putih ini mulai mengambil ancang sendiri. Tanduk banteng pun kini mengarah ke sejumlah partai untuk membangun poros ketiga.

Lewat salah satu kadernya, Rosehan Noor Bahri, yang juga sebelumnya digadang sebagai pendamping Sahbirin, PDIP kini terus menjajaki jalan koalisi baru. Sejumlah pertemuan dilakukan, termasuk dengan Ketua PPP Kalsel Aditya Mufti Ariffin, beberapa waktu lalu.

Pertanyaannya, seriuskah Rosehan bertarung menghadapi Pilgub Kalsel? Atau langkahnya sekadar bentuk kekecewaan tak dipilih oleh incumbent?
Dihubungi melalui sambungan telepon pada Selasa (7/7/2020) sore, Rosehan mengungkapkan apa yang dilakukan sudah sepengetahuan Ketua DPD PDIP Kalsel Mardani H Maming. Ia berkata, Mardani sudah pernah memintanya untuk terjun di Pilkada serentak.

“Kini yang menjadi tantangan adalah bagaimana ke depannya PDIP itu bisa berkoalisi dengan partai lain. Karena baru 8 kursi yang kita punya,” kata Rosehan.

Rosehan mengakui, pada Pilgub nantinya, partainya akan memprioritaskan kader sendiri untuk maju meramaikan kontestasi politik. Karena memang, secara nasional PDIP merupakan partai pemenang dan di Kalsel sendiri merupakan runner up atau pemenang kedua. “Jadi, sangat naif jika PDIP cuma menjadi penonton,” tegas Rosehan.

Ikhwal pertemuan dengan Ovie –sapaan Aditya, Rosehan mengatakan ia sempat berbincang-bincang dengan putra mantan Gubernur Rudy Ariffin itu di salah satu warung makan khas Banjar ternama di Jakarta. Dalam pembicaraan tersebut, ia mengklaim sudah muncul langkah-langkah baginya untuk bertarung di Pilgub Kalsel mendatang. Kendati begitu, Rosehan menegaskan, semuanya harus menunggu instruksi dari DPP PDIP.

“Kita berbicara tentang kepemimpinan di daerah, yang harus maju. Era sekarang sudah berbeda, virtual dan milenial. Langkah-langkah dan upaya untuk ke arah itu sudah dilakukan, tapi tetap semuanya menunggu instruksi dari DPP PDIP,” ucap Rosehan.

Dengan mengantongi 8 kursi, Rosehan mengatakan, PDIP hanya tinggal menunggu jawaban dari Demokrat dan PPP. Seperti diketahui, kedua partai ini masing-masing memperoleh 3 kursi di DPRD Kalsel. “Tinggal gawil (colek) PPP dan Demokrat, sudah jadi satu perahu,” katanya.

Soal namanya yang tak diusulkan dalam rekomendasi Golkar, Rosehan mengatakan hal itu merupakan hal yang biasa saja. “Politik itu injury time, bos! Siapa yang didaftarkan ke KPU itu orang yang sebetulnya orang yang mereka usul,” kata Rosehan.

Kendati pendaftaran paslon gubernur jalur parpol masih jauh, Rosehan tidak menampik ia sudah mulai ancang-ancang untuk ikut meramaikan Pilgub Kalsel. Ia mengklaim, memiliki niat untuk memperbaiki Kalsel untuk menjadi lebih baik lagi.

“Yang penting satu kesatuan, nawaitunya untuk memperbaiki daerah. Kalau untuk memperkaya diri, ya sudah, berjualan bunga saja di Pasar Sudimampir,” tukas Rosehan.

Jika Rosehan berhasil dapat kursi, maka head to had antara pasangan incumbent Sahbirin Noor-H Muhidin melawan kubu Denny Indrayana-Difriadi Darjat yang disokong Partai Demokrat dan Gerindra, bisa batal terjadi. Rosehan bisa masuk menjadi orang ketiga.

Sebagaimana diketahui, PDIP Kalsel sebelumnya telah menyodorkan dua kader terbaiknya sebagai pendamping incumbent Sahbirin yakni H Rosehan NB. Meski memiliki suara signifikan (PDIP Kalsel meraih 8 kursi di DPRD) — peringkat dua bersama Gerindra yang juga memperoleh kursi sama, mereka tidak serta merta mengusung calon sendiri. Tapi, memilih hanya menyodorkan wakil gubernur atas dasar komitmen menyokong pencalonan incumbent Sahbirin.

Terkait langkah Rosehan, Ovi—panggilan Aditya sempat mengomentari terkait pertemuan tersebut. Ia mengatakan, pertemuan tersebut hanya sebatas makan dengan sahabat lama. “Ya, kita bicara bicara biasa aja, masalah politik banua dan banyak lagi,” katanya.

Disinggung apakah pertemuan tersebut membahas wacana koalisi PDIP-PPP, Ovi mengatakan hingga saat ini partainya dan PDIP belum mengeluarkan sikap politik terkait Pilgub Kalsel. Karena ia sebagai Ketua DPW PPP Kalsel masih menunggu arahan DPP.

Soal wacana pasangan Rosehan-Ovi maju di Pilgub Kalsel, putra mantan Gubernur Kalsel ini balik memuji shabatnya itu sebagai orang yang berpengalaman. “Kalau Pak Rosehan kan sudah pengalaman baik sebagai wagub dan legisator. Jadi sudah mengusailah. Dan beliau juga sebagai petarung,” tegas Ovi.

Tapi bagaimana jika DPP PPP menghendaki berpasangan dengan PDIP? “Kalau ulun (saya) sendiri belum terpikirkan maju di tengah pandemi covid ini. Tapi liat aja penugasan partai. DPP pasti punya pertimbangan. Walaupun sebagai kader wajib patuh perintah partai tapi harus mempertimbangan situasi dan kondisi juga sehingga bisa juga kader menolak apabila situasi dan kondisi tidak mengizinkan,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, koalisi parti pengusung Sahbirin-Muhidin di Pilgub Kalsel saat ini terdiri dari Partai Golkar dengan 12 kursi, PDIP dengan 8 kursi, PAN 6 kursi, PKS 5 Kursi, dan Nasdem 4 kursi. Total jumlah kursi pengusung berjumlah 35 kursi. Tentu saja, jumlah tersebut lebih dari cukup untuk mengusung jago sebagai syarat pendaftaran Cagub/Cawagub Kalsel di KPU nanti.

Tapi, dengan kondisi saat ini bisa saja koalisi tersebut memang belum solid. Peluang PDIP untuk loncat pagar menggandeng PPP masih cukup terbuka. (Kanalkalimantan.com/fikri)

 

Reporter : Fikri
Editor : Cell



iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->