Connect with us

DISHUT PROV KALSEL

KRPH Batang Alai Kunjungi Kelompok Tani Hutan Mandiri di Kalibaru

Diterbitkan

pada

Kunjungan ke KTH Mandiri di Desa Kalibaru Foto : Dishut Kalsel

BANJARBARU, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan melalui KRPH Batang Alai melakukan kunjungan ke Kelomok Tani Hutan (KTH) Mandiri di Desa Kalibaru Kecamatan Batu Benawa yang berada di wilayah KPH Hulu Sungai. KTH Mandiri yang beranggotakan 25 orang dan membina 15 Kelompok usaha diketuai oleh Fahrudin, seorang Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM).

Usaha yang digeluti antara lain, peternakan lebah kelulut 4000 koloni, hutan rakyat, pembibitan tanaman kehutanan dan perkebunan, dan peternakan sapi brahman dan limosin 14 ekor.

Selain itu juga ada hijauan makanan ternak (HMT), kolam ikan dan koperasi berbadan hukum. Kelompok Tani Hutan (KTH) adalah kumpulan petani atau perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang kehutanan. Baik di dalam kawasan hutan maupun di luar hutan yang meliputi usaha hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu, dan jasa lingkungan. Baik di tingkatan hulu maupun hilir.

Di tempat terpisah, Dishut Kalsel melalui KPH Tabalong memberikan bantuan sarana dan prasarana (sarpras) pengolahan kopi yang bersumber dari anggaran BPHP Wilayah IX Banjarbaru. Bantuan tersebut diserahkan melalui Kepala RPH Uya kepada KTH Rakat Sepakat di Desa Teratau Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong dengan titik koordinat KTH Rakat Sepakat UTM, X. 349977. Y. 9791809.

Ka KPH Tabalong Heriyadi berharap, bantuan tersebut semoga dapat digunakan sebaik-baiknya untuk lebih menunjang kinerja KTH Rakat Sepakat di Desa Teratau agar menjadi lebih baik dan sejahtera. “Ini sebagai upaya sekaligus dukungan agar KTH lebih maksimal dan aktif dalam pengelolaan usaha bidang kehutanan,” katanya.

Sebelumnya, Unit Pelaksana Teknis (UPT) KPH Tabalong, juga melaksanakan program pengembangan budi daya tanaman pasak bumi. Program itu, kata Heriyadi, merupakan bantuan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup melalui dana APBN 2017.

“Pengembangan budi daya pasak bumi kami laksanakan di Desa Mangkupum, Kecamatan Muara Uya seluas lima hektare,” ujarnya.

Untuk mendukung pengembangan budi daya tanaman hasil hutan non-kayu ini Kabupaten Tabalong mendapat bantuan dana dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk pengadaan bibitnya.

Heriyadi mengakui saat ini tanaman pasak bumi mulai langka karena kurang pengembangan dan budi daya oleh masyarakat sekitar kawasan hutan. Program pengembangan budi daya pasak bumi merupakan bagian dari agroforestry di Kabupaten Tabalong dengan target sekitar 25 hektare.(cel)

Reporter : Cel
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->