Connect with us

Kanal

Kisah Sani, Meramu Temulawak hingga Jadi Minuman ‘Wajib’ Saat Ramadhan

Diterbitkan

pada

kakek Sani saat mengolah minuman temulawak di rumahnya. Foto Hendera

MARTAPURA, Temulawak Sani, minuman ini begitu populer bagi masyarakat—khususnya di Martapura, setiap Ramadhan. Rasanya yang manis dan segar serta memiliki khasiat kesehatan, menjadikan minuman ini sebagai menu ‘wajib’ yang harus dinikmati untuk berbuka puasa.

Namun, siapa sangka di balik sukses Temulawak Sani sebagai salah satu ikon minuman khas Ramadhan ini ternyata ada kisah cukup panjang dari sang peraciknya. Yakni, H Abdul Sani (71) dan istri Hj Mulyani (61). Memulai usahanya pada September 1976 silam, mereka sempat beberapa kali melalui percobaan pembuatan sampai menemukan rasa pas. Segar dan menimbulkan khas rasa temulawak yang nikmat saat diminum.

Kepada Kanalkalimantan.com, kakek Sani mengisahkan saat itu melihat seseorang keturunan Jawa yang berdagang minuman tradisional di Pasar Martapura. Merasa penasaran dengan rasa minuman tersebut, Sani dan Mulyani mencoba mencicipinya. Setelah diminum, ternyata rasanya enak dan segar. Mereka pun bertanya kepada pedagang tersebut minuman apa ini, yang dijawab minuman dari racikan temulawak (curcuma xanthorrhiza).

Berawal dari rasa penasaran inilah, kakek Sani dan istrinya mencoba mengolah minuman yang sama. Apalagi, bahan baku temulawak di sini juga tak terlalu sulit dicari. Percobaan pertamanya ketika itu tak mencapai hasil yang diharapkan. Sebab temulawak yang dibikin rasanya pahit sekali.

“Saya dan istri penasaran dengan minuman yang dijual orang Jawa itu dan mencoba membuatnya di rumah namun gagal, minuman terasa pahit sekali bahkan tak bisa diminum,” ujar Sani.

Namun kegagalan tak menyurutkan penasarannya untuk terus mencoba hingga dapat rasa minuman yang pas. Beberapa kali ia mengulang, sampai akhirnya menemukan rasa yang sesuai dengan yang diinginkan.

Maka, tahun 1979 kakek Sani mulai memperdagangkan minuman tradisional tersebut di pasar. Waktu itu, dia menjual minuman temulawak seharga Rp 25 per gelas. Satu hari, meraka hanya menghabiskan 3-4 botol ukuran 600 ml karena belum banyak masyarakat yang familiar dengan jenis minuman tadi.

Perlahan, sekitar tahun 1981, mulai ada peningkatan dari pecinta minuman tradisional ini. Omzet penjualan pun mulai naik karena sudah banyak yang beli maupun memesan. Apalagi, pada saat bulan Ramadhan, akan ada lonjakan pembelian cukup signifikan.

Sampai sekarang, minuman tradisional temulawak ini menjadi tradisi warga Martapura, khususnya untuk minuman pelengkap berbuka puasa. Untuk menghadapi bulan puasa kali ini, kakek Sani sudah menyiapkan bahan utama seperti temulawak yang didatangkan khusus dari Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar sebanyak 2 ton. Begitu juga bahan campuran seperti gula sebanyak 50 karung. Untuk stok gula tersebut, biasanya hanya cukup untuk 3-4 hari saja. Sementara untuk kayu bakar sebagai sarana memasak temulawak, telah disiapkan kayu sebanyak 30 kubik yang didatangkan dari Kecamatan Riam Kanan.

“Untuk bulan puasa minuman tradisional temulawak siap beredar. Saya dan istri dengan dibantu tiga anak dan menantu saya siap melayani permintaan konsumen di bulan puasa,” ujarnya berpromosi.

Di bulan puasa, Sani dalam sehari dapat menjual sampai  35 jerigen berisi masing-masing sekitar 25 liter atau satu mobil pick up penuh. Untuk satu botol ukuran 600 ml, dia menjual dengan harga Rp 7.000.

Dari hasil bisnis minuman temulawak ini, Sani sudah menjadi orang sukses. Bahkan dia bersama anak-anaknya sudah mampu berangkat haji dari hasil jualan temulawak ini.

Rendy, salah seorang pembeli minuman tradisional temulawak mengatakan sangat menyukai minuman ini. Apalagi pas diminum saat berbuka puasa. “Rasanya sangat segar dan bisa mengembalikan stamina setelah kelelahan dan kehausan,” katanya.

Khasiat Temulawak

Temulawak adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-temuan. Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Tanaman jenis ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis.

Kandungan utama temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).

Temulawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.

Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti. (hendera)

Reporter: Hendera
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->